Selasa, 01 November 2011

Muhammad II Al Fatih


Pada era Rasulullah salah seorang sahabat pernah bertanya mengenai penaklukan kota Konstatinopel.

Abu Qubail menuturkan dari Abdullah bin Amr bin Ash, “Suatu ketika kami sedang menulis di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau ditanya, “Mana yang terkalahkan lebih dahulu, Konstantinopel atau Romawi?” Beliau menjawab, “Kota Heraklius-lah yang akan terkalahkan lebih dulu.” Maksudnya adalah Konstantinopel.” [H.R. Ahmad, Ad-Darimi, Al-Hakim]


“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335]

Sekitar delapan abad kemudian, salah satu bisyaroh nubuwah tersebut mampu diwujudkan oleh seorang hamba Allah yang bernama Muhammad Al Fatih atau Mehmed II, yang merupakan seorang Sultan ke-7 dari Kesultanan Turki Ustmani beserta sekitar 250.000 orang tenteranya. Keberhasilannya menaklukkan Konstatinopel membuatnya diberi gelar Al-Fatih. Berasal dari kata: fataha – yaftahu. Artinya membuka atau membebaskan. Sultan Muhammad Al Fatih menaiki takhta ketika berusia 19 tahun dan memerintah selama 30 tahun (1451 – 1481)

Kota konstatinopel atau disebut juga Byzantium (kini disebut Istanbul) adalah kota yang memiliki pesona yang kuat pada masa itu. Letaknya sangat strategis, yaitu di batas antara Eropa dan Asia. Bagian daratnya merupakan salah satu bagian dari Jalur Sutera, sedangkan di bagian lautnya, daerah ini berada di antara Laut Tengah dengan Laut Hitam. Pesonanya ini membuat banyak bangsa pada masa itu mengincarnya. Banyak ekspedisi-ekspedisi yang telah dilakukan, namun benteng Konstatinopel tetap tidak tertembus.

Konstantinopel merupakan salah satu kota terbesar dan benteng terkuat di dunia saat itu, dikelilingi lautan dari tiga sisi sekaligus, yaitu selat Bosphorus, Laut Marmarah dan Tanduk Emas yang dijaga dengan rantai yang sangat besar, hingga tidak memungkinkan untuk masuknya kapal musuh ke dalamnya. Di samping itu, dari daratan juga dijaga dengan pagar-pagar sangat kokoh yang terbentang dari laut Marmarah sampai Tanduk Emas. Memiliki benteng setinggi 60 kaki, sedangkan pagar bagian luarnya memiliki ketinggian 25 kaki. Selain itu juga terdapat tower-tower pemantau yang terpencar dan dipenuhi tentara pengawas. Dari segi kekuatan militer, kota ini dianggap sebagai kota yang paling aman dan terlindungi, karena di dalamnya ada pagar-pagar pengaman, benteng-benteng yang kuat dan perlindungan secara alami. Dengan demikian, maka sangat sulit untuk bisa diserang atau ditaklukkan. Kedudukan Konstantinopel yang strategis diillustrasikan oleh Napoleon Bonaparte; ".....kalaulah dunia ini sebuah negara, maka Konstantinopel inilah yang paling layak menjadi ibukota negaranya!".

Para khalifah dan pemimpin Islam pun selalu berusaha menaklukkan Konstantinopel. Di zaman Mu'awiyah bin Abi Sufyan Radhiallahu 'Anhu pernah dilakukan ekspedisi namun gagal. Di masa shahabat, memang pasukan muslim sudah sangat dekat dengan kota itu, bahkan salah seorang shahabat yang menjadi anggota pasukannya dikuburkan di seberang pantainya, yaitu Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahuanhu. Tetapi tetap saja kota itu belum pernah jatuh ke tangan umat Islam sampai 800 tahun lamanya.

Abu Ayyub Al-Anshari berkata,"Aku mendengar baginda Rasulullah SAW bersabda bahwa ada seorang lelaki shalih akan dikuburkan di bawah tembok tersebut, Dan aku juga ingin mendengar derap tapak kaki kuda yang membawa sebaik-baik raja, yang mana dia akan memimpin sebaik-baik tentara seperti yang telah diisyaratkan oleh baginda".

Upaya yang sama juga dilakukan pada zaman Khilafah Umayyah, pemerintahan Abbasiyyah, dan oleh kerajaan-kerajaan kecil di Asia Timur (Anatolia) terutama Kerajaan Seljuk.

Awal kurun ke-8 hijriyah, Daulah Utsmaniyah mengadakan kesepakatan bersama Seljuk. Kerjasama ini memberi napas baru kepada usaha umat Islam untuk menguasai Konstantinopel. Usaha pertama dibuat di zaman Sulthan Yildirim Bayazid saat dia mengepung bandar itu tahun 796 H/1393 M. Peluang yang ada telah digunakan oleh Sultan Bayazid untuk memaksa Kaisar Bizantium menyerahkan Konstantinopel secara aman kepada umat Islam. Akan tetapi, usahanya menemui kegagalan karena datangnya bantuan dari Eropa dan serbuan bangsa Mongol di bawah pimpinan Timur Lenk.

Selepas Daulah Utsmaniyyah mencapai perkembangan yang lebih maju dan terarah, semangat jihad hidup kembali. Sultan Murad II (824-863 H/1421-1451 M) meneruskan usaha penaklukan Kostantinopel. Beberapa usaha berhasil dibuat untuk mengepung kota itu tetapi belum membuahkan hasil. Sultan Murad II mewariskan perjuangan penaklukan Konstatinopel kepada anak beliau, Sultan Muhammad Al-Fatih (Mehmed II).

Setelah proses persiapan yang teliti, akhirnya pasukan Sultan Muhammad Al-Fatih tiba di kota Konstantinopel pada hari Kamis 26 Rabiul Awal 857 H atau 6 April 1453 M. Muhammad II mengirim surat kepada Paleologus untuk masuk Islam atau menyerahkan penguasaan kota secara damai atau perang. Constantine Paleologus menjawab tetap mempertahankan kota dengan dibantu oleh Kardinal Isidor, Pangeran Orkhan dan Giovanni Giustiniani dari Genoa.

Sebelum menaklukkan Konstantinopel, ada khutbah yang disampaikan al Fatih untuk seluruh pasukannya :

“Jika penaklukan kota Konstantinopel sukses, maka sabda Rasulullah SAW telah menjadi kenyataan dan salah satu dari mukjizatnya telah terbukti, maka kita akan mendapatkan bagian dari apa yang telah menjadi janji dari hadits ini, yang berupa kemuliaan dan penghargaan. Oleh karena itu, sampaikanlah pada para pasukan satu persatu, bahwa kemenangan besar yang akan kita capai ini, akan menambah ketinggian dan kemuliaan Islam. Untuk itu, wajib bagi setiap pasukan, menjadikan syariat selalu didepan matanya dan jangan sampai ada diantara mereka yang melanggar syariat yang mulia ini. Hendaknya mereka tidak mengusik tempat-tempat peribadatan dan gereja-gereja. Hendaknya mereka jangan mengganggu para pendeta dan orang-orang lemah tak berdaya yang tidak ikut terjun dalam pertempuran”

Benteng kota Konstatinopel memang sulit ditembus, selain di sisi luar benteng pun dilindungi oleh parit 7 m. Dari sebelah barat melalui pasukan altileri harus membobol benteng dua lapis, dari arah selatan laut Marmara pasukan laut harus berhadapan dengan pelaut Genoa pimpinan Giustiniani dan dari arah timur armada laut harus masuk ke selat sempit Golden Horn yang sudah dilindungi dengan rantai besar hingga kapal perang ukuran kecil pun tak bisa lewat.

Berhari-hari hingga berminggu-minggu benteng Byzantium tak bisa jebol, kalaupun runtuh membuat celah pasukan Constantine mampu mempertahankan celah tersebut dan dengan cepat menumpuk kembali hingga tertutup. Usaha lain pun dicoba dengan menggali terowongan di bawah benteng, cukup menimbulkan kepanikan kota, namun juga gagal. Hingga akhirnya sebuah ide yang cemerlang muncul. Salah satu pertahanan yang agak lemah adalah melalui selat Golden Horn yang sudah dirantai. Ide tersebut akhirnya dilakukan, yaitu memindahkan kapal-kapal melalui darat untuk menghindari rantai penghalang. Alhasil, hanya dalam semalam, 70-an kapal bisa memasuki wilayah selat Golden Horn.

29 Mei, setelah sehari istirahat perang Muhammad II kembali menyerang total, diiringi hujan dengan tiga lapis pasukan, irregular di lapis pertama, Anatolian Army di lapis kedua dan terakhir pasukan Yanisari.

Giustiniani sudah menyarankan Constantine untuk mundur atau menyerah tapi Constantine tetap konsisten hingga gugur di peperangan. Kabarnya Constantine melepas baju perang kerajaannya dan bertempur bersama pasukan biasa hingga tak pernah ditemukan jasadnya. Giustiniani sendiri meninggalkan kota dengan pasukan Genoa-nya. Kardinal Isidor sendiri lolos dengan menyamar sebagai budak melalui Galata, dan Pangeran Orkhan gugur di peperangan.

Ketika Konstantinopel telah jatuh ke tangan pasukan Islam, penduduk kota berbondong-bondong berkumpul di Hagia Sophia, dan Sultan Muhammad II memberi perlindungan kepada semua penduduk, baik Islam, Yahudi ataupun Kristen. Hagia Sophia pun akhirnya dijadikan masjid dan gereja-gereja lain tetap sebagaimana fungsinya bagi penganutnya.

Diceritakan bahwa tentara Sultan Muhammad Al Fatih tidak pernah meninggalkan salat wajib sejak baligh dan separuh dari mereka tidak pernah meninggalkan salat tahajjud sejak baligh. Hanya Sultan Muhammad Al Fatih saja yang tidak pernah meninggalkan salat wajib, tahajud dan rawatib sejak baligh hingga saat kematiannya.

Suatu hari timbul soal ketika pasukan islam hendak melaksanakan shalat jum’at yang pertama kali di kota itu.

“Siapakah yang layak menjadi imam shalat jum’at?”

Tak ada jawaban. Tak ada yang berani yang menawarkan diri. lalu Muhammad Al Fatih tegak berdiri. Beliau meminta kepada seluruh rakyatnya untuk bangun berdiri.

Kemudian beliau bertanya, “Siapakah diantara kalian yang sejak remaja, sejak akhil baligh hingga hari ini pernah meninggalkan meninggalkan shalat wajib lima waktu, silakan duduk!”

Tak seorangpun pasukan islam yang duduk. Tentara islam pimpinan Muhammad Al Fatih sejak masa remaja mereka hingga hari itu, tak pernah satu kali pun meninggalkan shalat fardhu.

Lalu Muhammad Al Fatih kembali bertanya, “Siapa diantara kalian yang sejak baligh dahulu hingga hari ini pernah meninggalkan shalat sunah rawatib? Kalau ada yang pernah meninggalkan shalat sunah sekali saja silakan duduk!”.

Sebagian pasukan kemudian duduk, artinya, pasukan islam sejak remaja mereka ada yang teguh hati, tidak pernah meninggalkan shalat-shalat rowatib. Namun ada yang pernah meninggalkanya. Betapa kualitas karakter dan keimanan mereka sebagai muslim sungguh bernilai tinggi, sungguh jujur, pasukan islam pimpinan Al Fatih.

Muhammad Al Fatih kembali bertanya: “Siapa diantara kalian yang sejak masa akhil baligh sampai hari ini pernah meninggalkan shalat tahajud di kesunyian malam? Yang pernah meninggalkan atau kosong satu malam saja, silakan duduk!”

Semua yang tadinya berdiri segera duduk. Hanya ada seorang saja yang tetap tegak berdiri. Siapakah dia? dialah, Sultan Muhammad Al Fatih, sang penakluk benteng super power Byzantium Konstantinopel. Beliaulah yang pantas menjadi imam shalat jumat hari itu. Karena hanya Al Fatih seorang yang sejak remaja selalu mengisi butir-butir malam sunyinya dengan bersujud kepada Allah SWT, tidak pernah kosong atau absen semalampun.

Sebagai sebuah wasiat untuk anaknya yang akan meneruskan kepemimpinan, maka Al Fatih menyampaikan wasiat kepada anaknya:

“Aku sudah diambang kematian. Tapi aku berharap aku tidak kawatir, karena aku meninggalkan seseorang sepertimu. Jadilah seorang pemimpin yang adil, shalih dan penyayang. Rentangkan pengayomamu untuk rakyatmu, tanpa kecuali, bekerjalah untuk menyebarkan islam. Karena sesungguhnya itu merupakan kewajiban para penguasa di muka bumi. Dahuluklan urusan agama atas apapun urusan lainnya. Dan janganlah kamu jemu dan bosan untuk terus menjalaninya. Janganlah engkau angkat jadi pegawaimu mereka yang tidak peduli dengan agama, yang tidak menjauhi dosa besar, dan yang tenggelam dalam dosa. Jauhilah olehmu bid’ah yang merusak. Jagalah setap jengkal tanah islam dengan jihad. Lindungi harta di baitul maal jangan sampai binasa. Janganlah sekali-kali tanganmu mengambil harta rakyatmu kecuali dengan cara yang benar sesuai ketentuan islam. Pastikan mereka yang lemah mendapatkan jaminan kekuatan darimu. Berikanlah penghormatanmu untuk siapa yang memang berhak.”

“Ketahuilah, sesungguhnya para ulama adalah poros kekuatan di tengah tubuh negara, maka muliakanlah mereka. Semangati mereka. Bila ada dari mereka yang tinggal di negeri lain, hadirkanlah dan hormatilah mereka. Cukupilah keperluan mereka.”


“Berhati-hatilah, waspadalah, jangan sampai engkau tertipu oleh harta maupun tentara. Jangan sampai engkau jauhkan ahli syari’at dari pintumu. Jangan sampai engkau cenderung kepada pekerjaan yang bertentangan dengan ajaran islam. Karena sesungguhnya agama itulah tujuan kita, hidayah itulah jalan kita. Dan oleh sebab itu kita dimenangkan.”

“Ambilah dariku pelajaran ini. Aku hadir ke negeri ini bagaikan seekor semut kecil. Lalu allah memberi nikmat yang besar ini. Maka tetaplah di jalan yang telah aku lalui. Bekerjalah untuk memuliakan agama islam ini, menghormati umatnya. Janganlah engkau hamburkan uang negara, berfoya-foya, dan menggunakannya melampaui batas yang semestinya. Sungguh itu semua adalah sebab-sebab terbesar datangnya kehancuran.”

Minggu, 16 Oktober 2011

IKATAN HATI


Hati manusia menyimpan banyak misteri, dan hanya Allah SWT sajalah yang mengetahui hakikatnya. Manusia hanya diberi sedikit dari ilmuNya mengenai hati ini.

Yang perlu kita ketahui, Hati adalah raja bagi komponen-komponen lain yang ada dalam diri manusia.

“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada segumpal daging yang kalau dia baik maka akan baik pula seluruh anggota tubuh, dan kalau dia rusak maka akan rusak pula seluruh anggota tubuh, ketahuilah dia adalah hati.” (Muttafaqun alaih)

Al Gazali mengatakan bahwa hati mempunyai dua jenis unit tentara sebagai bawahannya, yaitu unit yang dapat dilihat dengan mata kepala dan yang hanya dapat dilihat dengan mata hati. Yang dapat dilihat dengan mata kepala adalah anggota badan, sedang yang hanya dapat dilihat dengan mata hati adalah daya-daya seperti daya penglihatan, daya pendengaran, daya hayal, daya ingat, daya fikir dan daya hafal, yang bekerja dengan sistem yang sangat canggih dan hanya Allah yang mengetahui hakikatnya. Dari kombinasi tentara lahir dan batin itu dapat lahir kehendak (iradah), marah (ghodob), keinginan (syahwat), pengetahuan (ilmu), dan persepsi (idrak).

Berhubung manusia adalah mahluk sosial, antara hati manusia yang satu dengan yang lainnya tentunya terjadi interaksi. Ini bisa merupakan interaksi yang sehat dan bisa juga interaksi yang jelek. Bentuk interaksi yang terjadi tergantung dari kondisi masing-masing hati manusia yang bertemu.

“Ruh-ruh itu adalah tentara-tentara yang selalu siap siaga, yang telah saling mengenal maka ia (bertemu dan) menyatu, sedang yang tidak maka akan saling berselisih (dan saling mengingkari)”. (HR. Muslim)

Kita harus bersyukur karena Allah Subhananllahu Wata'ala mempersatukan hati-hati manusia dalam satu keimanan dan ketakwaan, yaitu Islam.

Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al Anfaal:63)

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Al Imron:103)


Karena hatinya orang-orang beriman itu satu, maka orang-orang yang beriman adalah bagaikan satu tubuh, dan saling melengkapi. Apabila satu sakit, yang lain juga ikut merasa sakit. Apabila yang satu memiliki kekurangan, maka yang lainnya melengkapinya dengan kelebihan yang mereka miliki.

"Perumpamaan seorang Mukmin dan Mukmin yang lainnya dalam cinta dan kasih sayang mereka bagaikan tubuh yang satu. Apabila salah satu anggota tubuhnya ada yang sakit, seluruh tubuh yang lain merasa sakit dan demam." (HR Muslim).

Ikatan hati yang seperti inilah yang kemudian menjadikan umat nabi Muhammad SAW ini sebagai umat yang terbaik yang ada di muka bumi ini.

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. .... (QS. Al Imron : 110)

Sebagai suatu sosok individu, tentunya tidaklah ada sosok yang sempurna, namun ketika individu itu berada dalam suatu kelompok orang yang beriman, maka umat ini akan nampak sebagai suatu kesatuan yang kokoh. Karena saling tolong menolong dalam kebaikan, dan saling mencegah agar tidak terjerumus ke dalam kemungkaran.

Untuk mencapai persatuan ikatan hati yang demikian, Rasulullah berpesan:

Dari Abu Hurairah rodhiallohu ‘anhu berkata, Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian saling dengki, jangan saling menipu, jangan saling membenci, jangan saling membelakangi, dan jangan kalian membeli suatu barang yang (akan) dibeli orang. Jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya, tidak layak untuk saling menzalimi, berbohong kepadanya dan acuh kepadanya. Taqwa itu ada disini (beliau sambil menunjuk dadanya 3 kali). Cukuplah seseorang dikatakan jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim. Haram bagi seorang muslim dari muslim yang lainnya, darahnya, hartanya, dan harga dirinya” (HR. Muslim)

Dengan demikian, untuk bisa mencapai suatu tingkatan hati yang unggul, maka setiap orang yang beriman harus berbuat baik dan memuliakan saudaranya sesama muslim. Saling meringankan beban saudaranya.

Masing-masing manusia pada dasarnya memiliki kelemahan pada sisi-sisi hati tertentu. Allah memberinya cobaan pada sisi hati yang lemah itu, agar hambaNya tersebut bisa belajar memperbaiki kelemahannya sehingga bisa menjadi semakin kuat hatinya. Pada sisi-sisi hati yang kuat, Allah juga mencoba memberinya amanat atau rejeki untuk menguji keistiqomahannya. Begitulah hati diuji, karena pada dasarnya hati dalam kondisi labil dan bisa terbolak-balik atau berubah haluan.

Rasullah bersabda: “Wahai Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agamamu.” (HR. At-Tirmidzi dari Anas bin Malik )

Jadi tidak ada alasan bagi setiap muslim untuk saling iri, dengki, hasut, menghina, berprasangka buruk, dan lain sebagainya terhadap saudaranya. Ini karena masing-masing manusia telah memiliki ketentuan mengenai cobaan, rejeki, dan amanat yang harus dia emban.

Maka dari itu, dalam upaya pembelajaran kehidupan inilah sesama muslim harus saling meringankan beban saudaranya.

Jumat, 23 September 2011

TAKWIL MIMPI


Jalan sejarah peradaban manusia banyak diantaranya diilhami dari mimpi dan penafsirannya. Para raja, dan juga Para Nabi dan Rasul mendapatkan ilham melalui mimpi.

Beberapa contohnya adalah sebagai berikut.
  1. Dalam kisah penciptaan Nabi Adam, Allah berkata kepada Nabi Adam, "Pernahkah engkau melihat diantara ciptaan-Ku sesuatu yang menyerupaimu?".

    Nabi Adam menjawab, "Tuhanku, Engkau telah merahmatiku, dan memuliakanku diantara cipataan-Mu dan aku belum pernah melihat sesuatu yang menyerupaiku. Ya Allah, anugrahi aku seorang teman agar aku dapat merasakan ketenteraman bersamanya, dan kami akan menyembah-Mu dan mengagungkan-Mu bersama."

    Allah kemudian memerintahkan Nabi Adam untuk tidur, dan Allah memperlihatkan Hawa' kepadanya melalui mimpi. Ketika Nabi Adam bangun dari tidurnya dan membuka matanya, ia melihat Hawa' duduk di dekatnya. Allah Yang Maha Kuasa menciptakan Hawa' dari tulang rusuk Nabi Adam dan membuat bentuknya menyerupai Nabi Adam.
  2. Mimpi Nabi Ibrahim yang merupakan perintah dari Allah untuk menyembelih anaknya, Ismail, yang merupakan ujian bagi keimanan Beliau. Dalam Al Quran kisah ini diabadikan.

    Maka ketika anak itu (Ismail) sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamnya, (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!"
    Dia (Ismail) menjawab, "Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar."
    Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipisnya, Lalu kami panggil dia, "Wahai Ibrahim! Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu." Sungguh demikianlah Kami memberikan balasan kepada orang-orang yang berbuat baik!" (QS. As Shaffat:102-105)

  3. Yusuf kecil bermimpi dan menceritakan kepada ayahnya, Nabi Ya'qub, perihal mimpinya itu. Kisah ini diabadikan dalam Al Quran.

    (Ingatlah) ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, "Wahai ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku."
    Dia (Nabi Ya'qub) berkata, "Wahai anakku! Janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu, mereka akan membuat tipu daya (untuk membinasakan)mu. Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia." (QS. Yusuf:4-5)


    Pada akhir kisah, ketika Nabi Yusuf telah dewasa, menjadi pembesar di kerajaan Mesir, dan telah berkumpul kembali dengan keluarganya, Nabi Yusuf kembali berbincang dengan Ayahnya perihal mimpi yang dialaminya dulu ketika masih kanak-kanak.

    Dan dia (Nabi Yusuf) menaikkan kedua orang tuanya ke atas singgasana. Dan mereka (semua) tunduk bersujud kepadanya (Nabi Yusuf). Dan dia (Nabi Yusuf) berkata, "Wahai ayahku! Inilah takwil mimpiku yang dahulu itu. Dan sesungguhnya Tuhan-ku telah menjadikannya kenyataan. Sesungguhnya Tuhan-ku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari penjara dan ketika membawa kamu dari dusun, setelah setan merusak (hubungan) antara aku dengan saudara-saudaraku. Sungguh, Tuhan-ku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sungguh Dia Yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana. (QS. Yusuf:100)
  4. Mimpi yang benar juga terkadang dapat dilihat oleh orang-orang yang tidak beriman atas kehendak Allah. Dikisahkan bahwa Fir'aun pernah melihat dalam sebuah mimpi bahwa api yang dinyalakan di Syiria terus menjalar hingga mencapai Mesir, dimana api itu membakar dan menghancurkan semua rumah dan ladang di negeri itu. Fir'aun terjaga dari tidurnya, ketakutan. Ia memanggil semua penakwil mimpi di negeri itu dan meminta mereka untuk menjelaskan takwilknya.

    Salah seorang penakwil berkata, "Jika mimpimu benar, maka ini berarti bahwa salah seorang keturunan keluarga Ya'qub akan lahir. Ia akan membawa kehancuran bagimu dan bangsa Mesir."

    Segera Fir'aun memerintahkan prajuritnya untuk membunuh setiap anak laki-laki yang baru lahir di negeri itu. Meskipun demikian, Musa lahir dalam perlindungan Allah dan memenuhi kehendak Allah untuk menghancurkan kerajaan Fir'aun dan pengikutnya yang zalim.
  5. Nabi Muhammad SAW juga sering menakwilkan mimpinya yang semuanya menjadi kenyataan. Selain itu beliau juga menakwilkan mimpi-mimpi para sahabat.

    Dalam Hadis riwayat Samurah bin Jundub radhaillaahu ‘anhu, ia berkata: Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam setiap kali selesai mengerjakan salat Subuh menghadapkan wajahnya kepada para sahabat dan bertanya: Apakah tadi malam ada salah seorang di antara kalian yang bermimpi. (Shahih Muslim No.4220).

    Diantara kisah penakwilan mimpi oleh Rasulullah adalah seperti yang disebutkan dalam Hadis riwayat Abu Musa radhaillaahu ‘anhu:
    Dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda: Aku pernah bermimpi seolah-olah berhijrah dari kota Mekah menuju ke suatu daerah yang banyak pohon kurma. Aku yakin itu adalah daerah Yamamah atau daerah Hajar, namun ternyata adalah daerah Madinah yang dahulu disebut Yatsrib. Dalam mimpiku ini aku seakan-akan menghunus sebilah pedang tiba-tiba matanya menjadi tumpul. Ternyata mimpi itu adalah musibah bagi orang-orang mukmin pada perang Uhud. Kemudian aku ayunkan sekali lagi dan ternyata pedang itu kembali baik seperti semula. Ternyata itu adalah kemenangan yang diberikan oleh Allah dan bersatunya orang-orang mukmin. Dalam mimpi itu aku juga melihat seekor sapi, Allah adalah Zat yang baik. Ternyata itu adalah (isyarat) sekumpulan orang-orang mukmin pada perang Uhud. Namun kebaikan Allah datangnya masih nanti. Balasan sebuah keyakinan yang diberikan oleh Allah setelah perang Badar. (Shahih Muslim No.4217).

    Dalam kisah lain juga disebutkan bahwa Rasulullah pernah menceritakan sebuah mimpi kepada sahabatnya Abu Bakar. Beliau berkata, "Aku melihat dalam mimpi bahwa kita menaiki sebuah tangga. Pada akhirnya, aku mendahului dua langkah di depan engkau."

    Abu Bakar menjawab, "Wahai Rasulullah, Allah Yang Mahakuasa akan memanggil jiwamu kembali ke haribaan-Nya, dan aku akan hidup dua atau setengah tahun lagi setelah engkau meninggalkan dunia.
PEMBAGIAN MIMPI
Mimpi ada tiga jenis:
  1. Mimpi yang benar, yang merupakan kabar gembira dari Allah subhanahu wata'ala.
  2. Mimpi buruk dan dibenci, yaitu hal-hal menakutkan yang berasal dari syetan untuk membuat manusia bersedih, waswas, khawatir, dan mempermainkannya di dalam mimpi.
  3. Mimpi yang diakibatkan kondisi psikologis seseorang dalam keadaan terjaga, lalu terbawa ke dalam mimpinya

Pembagian mimpi yang disebutkan di atas disebutkan dalam riwayat Imam Muslim no. 4200 dari hadits Abu Hurairah radhiallahu anhu secara marfu’:
“Apabila hari kiamat telah dekat, maka jarang sekali mimpi seorang muslim yang tidak benar. Dan orang yang paling benar mimpinya di antara kalian adalah yang paling benar ucapannya. Mimpi seorang muslim adalah sebagian dari 45 macam nubuwwah (wahyu). Mimpi itu ada tiga macam: (1) Mimpi yang baik sebagai kabar gembira dari Allah. (2) mimpi yang menakutkan atau menyedihkan, datangnya dari syetan. (3) dan mimpi yang timbul karena ilusi angan-angan, atau khayal seseorang. Karena itu, jika kamu bermimpi yang tidak kamu senangi, bangunlah, kemudian shalatlah, dan jangan menceritakannya kepada orang lain.”

Hanya mimpi yang berasal dari Allah yang bisa ditakwilkan karena di dalamnya tersirat pesan-pesan yang berisi petunjuk mengenai apa yang akan terjadi, apa yang harus dilakukan atau tidak, dan peringatan-peringatan.

Al-’Allamah ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah mengatakan:
“Perbedaan antara ahlam (mimpi-mimpi yang tidak benar) yang merupakan mimpi-mimpi kosong dan tidak bisa dita’wil, seperti orang yang bermimpi dalam keadaan dia sibuk berpikir dan berangan-angan terhadap suatu persoalan. Maka kebanyakan yang dilihatnya dalam tidurnya adalah sejenis dengan apa yang dipikirkannya ketika dia dalam keadaan jaga. Jenis ini biasanya adalah mimpi kosong yang tidak ada ta’wilnya.

Demikian juga bentuk lain yang dilemparkan syaithan kepada ruh orang yang tidur, berupa mimpi dusta dan makna-makna yang kacau. Ini juga mimpi yang tidak ada ta’wilnya. Dan tidak perlu menyibukkan pikirannya dengan hal ini. Bahkan sebaiknya dia membiarkannya begitu saja.

Adapun mimpi yang benar, maka itu adalah ilham yang diberikan Allah kepada ruh ketika dia lepas dari jasad pada waktu tidur. Atau tamsil (permisalan) yang dibuat oleh malaikat bagi seorang manusia agar dia memahami apa yang sesuai dengan tamsil itu. Yakni, kadang dia melihat sesuatu sesuai hakekatnya, dan ta’birnya adalah apa yang dilihatnya dalam tidurnya.”
[Al-Majmu’atul Kamilah li Mu’allafat Ibnu Sa’di, (1/108)]

MIMPI YANG BENAR
Mimpi yang benar dikategorikan menjadi dua:
  1. Mimpi yang jelas dan nyata sehingga tidak memerlukan takwil
  2. Mimpi yang samar, implisit, mengandung hikmah dan informasi dalam esensi mimpinya itu
Tanda-tanda Mimpi yang Benar
  1. Bersih dari mimpi kosong, bayangan-bayangan yang menakutkan dan meresahkan.
  2. Dapat dipahami ketika terjaga. Orang yang bermimpi tidak melihat dalam tidurnya sesuatu yang bertolak belakang, seperti mimpi melihat orang berdiri dalam keadaan duduk.
  3. Tidur dalam keadaan pikirannya jernih, tidak disibukkan oleh satu persoalan pun. Karena pada umumnya, mimpi orang yang seperti ini adalah karena bisikan jiwanya (angan-angannya) sebelum tidur. Misalnya dia dalam keadaan haus lalu tertidur dan dalam tidurnya dia mimpi sedang minum. Atau lapar lalu mimpi sedang makan dan sebagainya.
  4. Mimpi tersebut dapat ditakwil dan sesuai dengan yang ada di dalam Lauhul Mahfuzh. Kalau mimpi itu kadang terlihat begini atau kadang begitu, maka itu tidaklah dinamakan mimpi yang baik dan benar. Karena mimpi yang benar itu harus tersusun rapi yang sesuah dan memungkinkan untuk ditakwilkan.
Agar suatu mimpi dapat dikategorikan sebagai mimpi yang benar, maka seseorang yang ingin mengambil kebaikan dari mimpi-mimpinya perlu menegakkan tata kesopanan berdasarkan syariat.

Ustadz Abu Sa'ad berkata, "Orang perlu menegakkan tata kesopanan agar mimpinya mendekati kebenaran. Di antara adab kesopanan itu ialah membiasakan diri berkata jujur. Nabi bersabda dalam hadits muttafaq alaih, ‘Orang yang paling benar mimpinya ialah yang paling benar perkataannya.'"

Jika seseorang jujur dalam kehidupannya maka ia akan melihat mimpi yang benar. Jika ia suka berbohong dalam hidupnya maka mimpinya juga akan berbohong kepadanya.

Selain itu ialah tidur dengan punya wudhu. Abu Dzar Al Ghiffari berkata, "Kekasihku (Muhammad SAW.) memberikan tiga pesan kepadaku yang tidak pernah aku tinggalkan hingga mati. Yaitu, puasa tiga hari pada setiap bulan, dua rakaat shalat fajar, dan tidak tidur kecuali punya wudhu." Demikian yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim.

Adab lainnya ialah tidur dengan berbaring ke sisi kanan tubuh karena Nabi saw. menyukai bagian kanan dalam segala hal. Diriwayatkan bahwa beliau tidur pada sisi kanan tubuhnya seraya meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanan, lalu berdoa, "Ya Allah, lindungilah aku dari azab-Mu pada saat Engkau mengumpulkan hamba-hamba-Mu." (HR Tirmidzi dan Abu Dawud)

Mimpi yang lebih kuat kebenarannya adalah mimpi yang terjadi pada dini hari atau pada saat menjelang tengah hari. Mimpi juga bisa menjadi kuat dan lebih bermakna apabila terjadi ketika buah-buahan sedang matang pada pohonnya, pada saat musim panen, ketika sebuah bintang sedang akan terbit, ketika seseorang bermaksud untuk menandatangani sebuah perjanjian bisnis, ketika seseorang hendak menikah, atau ketika akhir dekade.

KETIKA MELIHAT MIMPI YANG TIDAK DISENANGI
Jika seseorang mengalami mimpi yang tidak disukai, disunnahkan melakukan lima perbuatan. Yaitu: mengubah posisi tidur, meludah ke kiri sebanyak tiga kali, memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk, bangun dan shalat, dan tidak menceritakan mimpinya kepada siapa pun.

Jika salah seorang di antara kalian bermimpi yang tidak menyenangkan, maka hendaknya dia bangun dari tidur lalu mengerjakan salat dan hendaknya jangan dia ceritakan mimpi tersebut kepada orang lain.(Shahih Muslim No.4200)

Hadis riwayat Abu Qatadah, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda: Mimpi baik (rukyah) itu datang dari Allah dan mimpi buruk (hilm) datang dari setan. Maka apabila salah seorang di antara kalian bermimpi yang tidak menyenangkan hendaklah dia meludah ke samping kiri sebanyak tiga kali dan memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatannya sehingga mimpi itu tidak akan membahayakannya. (Shahih Muslim No.4195).

GOLONGAN MANUSIA MENURUT KEBENARAN MIMIPINYA
Berdasarkan keadaan orang yang bermimpi, ahli ilmu membagi keadaan manusia sehubungan dengan mimpi ini menjadi lima bagian, yaitu:
  1. Para Nabi
    Mereka adalah manusia-manusia yang paling jujur (benar) mimpinya, dan ini tidak diragukan lagi. Karena mereka adalah orang-orang yang paling benar (jujur) ucapan dan perbuatannya. Sebab itulah mimpi Nabi kita shallallahu ‘alaihi wasallam bagaikan cahaya subuh (pagi) yang terang, karena mimpi beliau adalah wahyu dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada beliau.
  2. Shalihun (orang-orang shalih)
    Mereka berada pada urutan kedua setelah para nabi dan rasul Allah. Yang dominan pada mimpi mereka adalah kebenaran. Namun di antaranya ada yang perlu dita’birkan dan ada pula yang tidak perlu, (karena mimpi itu) sudah menunjukkan suatu perkara yang sangat jelas.

    Istri Rasulullah, Aisyah r.a., menuturkan bahwa Rasulullah berkata, “Kabar baik adalah satu-satunya kenabian yang ada setelah aku”. Seseorang bertanya, “Apakah kabar baik itu , Ya Rasulullah?”. “Mimpi baik yang dilihat seseorang atau dilihat orang lain untuknya”, jawab Rasulullah.

    Rasulullah menjelaskan dalam hadis riwayat Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah bersabda: Mimpi seorang mukmin adalah termasuk satu dari empat puluh enam bagian kenabian. (Shahih Muslim No.4201)

    Dalam hadis yang lain juga disebutkan:

    Hadis riwayat Abu Hurairah, ia berkata:Dari Nabi bahwa beliau bersabda: Ketika kiamat telah mendekat, mimpi seorang muslim hampir tidak ada dustanya. (Shahih Muslim No.4200).

    Dan beliau juga bersabda:
    “Mimpi yang baik dari orang yang shalih adalah satu dari 46 bagian kenabian (nubuwwah).” (HSR. Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim)
  3. Masturun (yang tidak diketahui keadaannya)
    Yaitu orang-orang yang tidak diketahui apakah dia melakukan shalat, berzakat, haji dan ketaatan lainnya, mereka kurang dalam sebagian amalan dan mempunyai dosa yang lebih rendah dari syirik. Mereka ini juga mempunyai mimpi, namun kadang dari Allah dan kadang dari syaithan.
  4. Fasaqah (orang-orang fasik)
    Mimpi mereka sangat sedikit benarnya, yang paling dominan adalah mimpi-mimpi kosong yang merupakan permainan syaithan.
  5. Kuffar (orang-orang kafir)
    Mimpi mereka sangat jarang benarnya. Hal ini karena kekejian dan kekafiran mereka kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan pada umumnya mimpi mereka adalah dari syaithan. Akan tetapi kadang mereka melihat mimpi yang benar. Namun demikian dipertanyakan, apakah mimpi tersebut berasal dari wahyu atau kita katakan satu dari 46 bagian kenabian?

    Al-Imam Al-Qurthubi menjawab hal ini, beliau mengatakan: “Jika dikatakan bahwa mimpi yang benar itu adalah satu bagian dari kenabian, bagaimana mungkin orang yang kafir dan pendusta serta kacau keadaannya memperoleh atau bisa mendapatkannya? Jawabnya ialah bahwasanya orang yang kafir, fajir (jahat), fasik dan pendusta itu, meskipun suatu ketika mimpi mereka benar, itu bukanlah dari wahyu dan bahkan juga bukan dari nubuwwah. Karena tidaklah semua yang benar dalam berita tentang perkara ghaib, lantas beritanya merupakan nubuwwah. Dan sudah dijelaskan dalam surat Al-An’am bahwa seorang dukun atau yang lainnya (paranormal dan sejenisnya) kadang-kadang menyampaikan suatu berita dengan pernyataan yang benar (haq) lalu dibenarkan (dipercayai). Akan tetapi hal itu sangat jarang dan sedikit sekali. Demikian pula mimpi mereka ini.” [Tafsir Al-Qurthubi, (9/124)]

ILMU TAKWIL MIMPI
Dalam penakwilan mimpi diperlukan pengetahuan yang luas dan akurat berlandaskan dasar-dasar agama, nilai-nilai spiritual, tradisi moral dan budaya. Seorang penakwil harus memiliki pengetahuan tentang Al Quran, tafsir Al Quran, Hadis, dan makna kiasan, ibarat, sejarah, kisah-kisah dongeng, puisi, peribahasa, bahasa, dan sebagainya. Selain itu pengetahuan mengenai kondisi suatu wilayah, kondisi lahiriah dan batiniah pemimpi serta faktor-faktor eksternalnya juga perlu diketahui dan dikenali. Karenanya, suatu mimpi yang sama tetapi dialami orang yang berbeda, bisa berbeda pula takwilnya.

Dalam menyingkapakan suatu takwil mimpi haruslah berhati-hati. Memberi takwil mimpi yang salah merupakan sebuah perbuatan dosa, sementara jika ia tetap diam ketika tidak mengetahui jawabannya ia mendapat pahala. Ibn Sirin diriwayatkan sering menolak untuk menakwilkan mimpi.

Apabila penakwil mimpi tidak mau menakwilkan mimpi seseorang karena mimpi itu bermakna buruk atau karena pengatahun penakwil masih kurang maka dianjurkan mengucapkan, "Semoga kebaikan di pihakmu dan keburukan di pihak musuhmu. Semoga kamu dianugerahi kebaikan mimpi dan dilindungi dari keburukannya."

Bahaya dari orang yang mengemukakan mimpi-mimpi dusta adalah sangat fatal.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:“Barangsiapa yang mengaku telah bermimpi sesuatu padahal sebenarnya tidak maka ia akan dipaksa untuk duduk di antara dua helai rambut dan ia pasti tidak akan mampu melakukannya.” (HR. Bukhori no. 7042)

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kedustaan yang paling besar ialah seorang laki-laki yang mengaku telah bermimpi melihat sesuatu padahal ia tidak melihatnya.” (HR. Bukhori no. 7043)

Seperti kita ketahui, cabang-cabang, dasar-dasar, dan rujukan-rujukan takwil mimpi itu banyak dan tidak ada satu buku pun di dunia ini yang dapat mencakup keseluruhannya. Apabila ada seseorang pada zaman ini yang berupaya memastikan makna seluruh mimpi, maka ia pasti mengalami kegagalan. Prinsipnya, karena mimpi mengenai suatu objek bisa mempunyai banyak arti, jadi tak ada jaminan mengenai kebenarannya. Kepastian dari kebenaran mimpi tetap hanya ada di sisi Allah SWT. Kita harus selalu memohon perlindungan dan petunjuk kepada Allah atas apa-apa yang tidak kita ketahui. Selain itu juga memohon kepada Allah agar dijauhkan dari gangguan setan yang terkutuk.

Ustadz Abu Sa'ad berkata, "Aku melihat bahwa ilmu itu terdiri atas beberapa jenis, di antaranya ada yang bermanfaat bagi dunia, tetapi tidak bermanfaat bagi agama; ada juga yang bermanfaat bagi dunia dan agama. Ilmu tentang mimpi termasuk ilmu yang bermanfaat bagi dunia dan agama. Kemudian aku shalat istikharah sebelum mengumpulkan apa yang berasal dari Allah dan menempuh metode peringkasan seraya memohon pertolongan kepada-Nya dalam menyempurnakan apa yang diridhai dan dicintai-Nya. Juga berlindung kepada-Nya dari ujian dan fitnah-Nya. Allahlah Pemilik taufik. Cukuplah Dia bagi kami. Dia adalah sebaik-baik Pelindung."

Dari penjelasan mengenai mimpi ini ada hal penting yang perlu kita ketahui. Semua mimpi, sekalipun yang baik dan berasal dari Allah, hanyalah bersifat membawa kabar gembira kepada sang pemilik mimpi atau orang yang berada di sekitarnya. Jadi mimpi tidak dapat dijadikan sebagai patokan syariat. Dengan berdasar atas mimpi, seseorang tidak boleh menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halal, mengamalkan sebuah ibadah yang baru maupun meninggalkan suatu ibadah yang sudah pasti pensyariatannya. Tidak boleh menjadikan mimpi sebagai pembuat syariat, karena syariat sudah baku dengan wafatnya Nabi Muhammad SAW, dan terus berlaku hingga hari kiamat. Karenanya siapa saja yang mengadakan perubahan atau penambahan dalam syariat Islam dengan beralasan dia menerima hal itu dalam mimpi dan dia mengaku bertemu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam maka sungguh dia adalah orang yang tertipu dengan setan dan apa yang dia lihat di dalam mimpinya pastilah bukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

REFERENSI

  • Sirin, Muhammad Ibn. Ensiklopedia Takwil Mimpi. Diterjemahkan dari buku berbahasa Inggris: Ibn Sirin's Dictionary of Dreams According to Islamic Inner Traditions karya M. Al Kalili.
  • Sirin, Muhammad Ibnu. 2004. Tafsir Mimpi: Menurut Al Quran dan As Sunnah. Judul Karya Asli : Tafsirul Ahlam. Penerjemah: Dr. M Syihabuddin, Asep Sopian SPd. Penyunting: Harlis Kurniawan. Jakarta : Gema Insani Press
  • http://al-atsariyyah.com/kedudukan-mimpi-di-dalam-islam.html

Rabu, 24 Agustus 2011

DO'A KHATAM AL-QURAN


Ya Allah rahmatilah aku dengan Al-Quran, dan jadikanlah Al-Quran itu untukku sebagai imam, cahaya, petunjuk, dan rahmat.

Ya Allah, ingatkanlah aku ketika lupa darinya, dan berikanlah pengetahuan atas kebodohanku, dan berikanlah rezeki kepadaku dengan membacanya sepanjang malam dan siang, dan jadikanlah Al-Quran itu sebagi hujjah (penjelas) bagiku wahai Tuhan Pemelihara Alam.

Ya Allah, berikanlah kemaslahatan kepadaku, agamaku yang mana (agama itu) menjadi peneguh (penguat) dalam urusanku. Dan berikanlah kemaslahatan untuk duniaku karena dunia itu merupakan tempat hidup dan kehidupanku. Dan berikanlah kemaslahatan untuk akhiratku karena akhirat merupakan tempat kembalinya aku. Dan jadikanlah kehidupanku untuk menambah kebaikanku. Dan jadikanlah kematianku akhir dari segala perbuatan burukku.

Ya Allah, jadikanlah kebaikan di akhir umurku, dan jadikanlah sebaik-baiknya amal perbuatan di akir hayatku, dan sebaik-baiknya hari ketika aku bertemu dengan-Mu.

Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu kehidupan yang menyenangkan, kematian yang nyaman, dan tidak dikembalikan pada tempat yang hina dan buruk.

Ya Allah, aku meminta kepada-Mu perkara yang baik, permintaan yang baik, kemenangan yang baik, pengetahuan yang baik, perbuatan yang baik, pahala yang baik, kehidupan yang baik dan kematian yang baik. Tetapkanlah (teguhkanlah) aku, beratkanlah timbanganku, kuatkanlah imanku, angkatlah derajatku, terimalah shalatku, ampunilah kesalahanku, dan aku meminta kepada-Mu tempat yang tinggi (mulia) di surga.

Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu akan rahmat-Mu, keinginan yang kuat akan ampunan-Mu, keselamatan dari setiap dosa, kekayaan yang didapat dengan cara yang baik, kemenangan dengan mendapatkan surga, dan terbebas dari api neraka.

Ya Allah, baikkanlah kesudahan kami atas setiap urusan, dan bebaskanlah kami dari kejelekan dunia dan azab akhirat.

Ya Allah, berikanlah kepada kami sebagian dari rasa takut kepada-Mu atas apa-apa yang menghalangi antara kami dengan bermaksiat kepada-Mu, dan dari ketaatan kepada-Mu atas apa-apa yang telah Engkau berikan kepada kami dengan surga-Mu, dan keyakinan yang akan merendahkan kami dengan cobaan dunia, dan kesenangan dengan pendengaran kami, penglihatan kami, kekuatan kami, atas kehidupan yang telah Engkau berikan kepada kami, dan jadikanlah pewaris dari kami, dan jadikanlah pembalas atas orang yang telah menzalimi kami, dan tolonglah kami atas orang yang memusuhi kami dan janganlah Engkau jadikan kami sebagai musibah di dalam agama kami, dan janganlah Engkau jadikan dunia itu sebagai tujuan utama kami, dan tidak ada tempat untuk menyampaikan pengetahuan kami, dan janganlah Engkau memberikan kekuasaan kepda kami atas orang yang tidak menyayangi kami.

Ya Allah janganlah Engkau sisakan suatu dosa untuk kami melainkan Engkau mengampuninya, dan janganlah Engkau sisakan kesusahan untuk kami melainkan Engkau melapangkannya, dan janganlah Engkau sisakan hutang untuk kami melainkan Engkau membayarnya, dan janganlah Engkau sisakan untuk kami atas kebutuhan-kebutuhan dunia dan akhirat melainkan Engkau membebaskannya wahai yang Maha Penyayang.

Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka. Dan shalawat Allah atas nabi kita Muhammad dan atas keluarganya para sahabatnya yang terpilih dan kesejahteraan yang baik atas mereka.

sumber: Al-Quran dan Terjemahnya, Penerbit Dipenogoro, Bandung

Kamis, 18 Agustus 2011

JUAL BELI DENGAN ALLAH


Kehidupan dunia dapat diibaratkan seperti pasar. Penjualnya adalah manusia dan pembelinya adalah Allah. Barang dagangan manusia adalah semua amalan dalam kehidupannya. Bagi mereka yang memiliki barang dagangan berupa amalan yang baik, maka Allah membelinya dengan memberinya surga. Bagi mereka yang memiliki barang dagangan yang tidak baik, berupa kemaksiatan dan kesyirikan, maka Allah memberinya hukuman sesuai dengan kezaliman yang dia lakukan.

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (QS. At Taubah : 111)

Dalam pasar kehidupan ini, terbentuk sebuah interaksi yang menarik dimana manusia adalah seorang yang miskin dan sangat membutuhkan suatu keuntungan dari jual beli tersebut, sedangkan di sisi yang lain, Allah adalah Maha Kaya dan Maha Mulia. Allah sama sekali tidak membutuhkan keuntungan dari kegiatan jual beli ini. Akan tetapi, sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-hambanya pasar ini diciptakan, agar manusia bisa meraih sebanyak-banyaknya keuntungan, dimana hal ini untuk kebaikan manusia itu sendiri.

Wahai hambaku!, sesungguhnya kalian sekali-kali tidak akan pernah merugikanku dan sekali-kali tidak akan pernah menguntungkanku. (HR Muslim)

Motif keuntungan yang melandasi kegiatan jual beli manusia bermacam-macam. Ada yang motif duniawi karena hanya menuruti setan dan hawa nafsu, ada yang motifnya untuk mendapatkan ridho Allah, dimana Allah akan membayarnya dengan surga. Surga dengan tingkatan-tingkatannya akan menjadi pemberian Allah kepada manusia-manusia yang bertaqwa, sesuai dengan tingkatan amalannya di dunia.

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.” (QS As-Shaaf : 10 – 13)


Dalam berjual beli dengan Allah juga ada aturan mainnya. Allah menjelaskan aturan mainnya dalam Al-Quran dan Al-Hadis, yang disampaikan melalui utusannya yaitu Rasulullah Muhammmad SAW. Nabi Muhammad adalah sebaik-baiknya pedagang yang harus dijadikan sebagai panutan bagi setiap orang yang menginginkan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dalam jual beli dengan Allah. Manusia harus melakukan perdagangannya sesuai aturan dan ketetapan Allah dan Rasulnya apabila mereka ingin menjadi pedagang yang tidak merugi.

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, (QS. Fathir : 29)

Waktu jual beli bagi manusia juga terbatas, karena kehidupan manusia dibatasi oleh kematian.
Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: “Hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan” (QS. Ibrahim : 14).

Namun ada barang dagangan yang dapat dituai hasilnya terus hingga hari kiamat, layaknya investasi yang terus berkembang. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

“Apabila seorang anak Adam meninggal, maka akan terputus amalannya kecuali tiga perkara : shadaqoh jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakan kepadanya”.


Dengan demikian marilah kita tingkatkan amal ibadah kita, baik dari sisi kuantitas dan kualitasnya, sehingga Allah SWT. tertarik untuk membeli barang dagangan kita.

Sabtu, 18 Juni 2011

WASPADAI FITNAH


Kata fitnah berasal dari kata ‘Fatana’, yang berarti api yang digunakan untuk menguji keaslian emas. Dengan demikian, fitnah di sini bisa diartikan sebagai proses untuk mengetahui mana yang asli dan mana yang palsu. Inilah hikmah dari fitnah yaitu untuk menguji keimanan manusia. Seperti dapat dilihat pada QS Al ’Ankabut ayat 2:
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:” Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?”.

Semakin mendekati akhir zaman, fitnah yang terjadi di dunia akan semakin banyak, sesuai dengan sabda Rasulullah berikut:

Sesungguhnya sebelum terjadinya hari kiamat akan timbul berbagai fitnah bagaikan sepotong malam yang gelap gulita. Pada pagi hari seseorang masih beriman, tetapi pada pagi harinya telah menjadi kafir. Pada saat itu orang yang duduk lebih baik daripada yang berdiri, yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan, dan yang berjalan lebih baik daripada berlari. Karena itu pecahkanlah kekerasanmu, potonglah tali busurmu, dan pukulkanlah pedangmu ke batu (yakni jangan kamu gunakan untuk memukul atau membunuh manusia - Penj.). Jika salah seorang di antara kamu terlibat dalam urusan (fitnah) itu, maka hendaklah ia bersikap seperti sikap terbaik dari dua orang putra Adam (yakni bersikap seperti Habil, jangan seperti Qabil).” (Musnad Ahmad 4:408; Aunul Ma’bad Syarah Sunan Abu Daud 11: 337; Sunan Ibnu Majah 2:1310; dan Mustadrak Al-Hakim 4:440. Dan hadits ini juga dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ush Shaghir 2:193, hadits nomor 2045).

Fitnah ini terdiri dari dua macam. Ibnu Qayim Al Jauziyyah rahimahullah berkata dalam bukunya Ighatsatul Lahafan:
"Fitnah itu dua macam: fitnah syubhat dan fitnah syahwat. Fitnah syubhat lebih besar bahayanya dari yang kedua. Maka fitnah syubhat ini terjadi disebabkan lemahnya bashirah dan sedikitnya ilmu."

FITNAH SYUBHAT
Fitnah syubhat bisa diartikan menjadi samarnya antara yang benar dan yang salah. Yang halal dan yang haram, yang sunnah dan yang bid'ah, yang haq dan yang bathil, tidak bisa dibedakan. Hal ini dikarenakan manusia tidak lagi berpegang teguh pada Al Quran dan Al Hadis. Manusia lebih mengutamakan menggunakan akalnya atau lebih mengutamakan menggunakan perasaan dan hawa nafsunya dalam menilai sesuatu. Bisa juga fitnah ini muncul karena adanya orang-orang yang memalingkan arti dari Al-Qur'an, atau karena adanya sejumlah orang mengaku menggunakan dalil hadis padahal hadis tersebut palsu.

Produk dari fitnah syubhat ini adalah kekufuran, kesesatan, kemunafikan, dan pengagungan terhadap bid'ah-bid'ah.

FITNAH SYAHWAT
Fitnah syahwat adalah bencana atau kerusakan yang terjadi karena manusia mengikuti apa-apa yang disenangi oleh hawa nafsu yang keluar dari batasan syari’at. Semua pernak-pernik dan kesenangan dunia, apabila tidak kita kelola dengan baik dalam kerangka syariat, sesuai tuntunan Allah dan Rasulullah, maka semua itu akan dapat menimbulkan fitnah syahwat. Bisa berupa harta benda, tahta, wanita, anak-anak, popularitas, gengsi, kemuliaan, dan lain sebagainya.

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). [Ali Imran :14]

Fitnah syahwat yang paling berbahaya adalah fitnah wanita.
Dari Abu Said Al-Khudri ra dari Nabi saw bersabda: ”Sesungguhnya dunia itu manis dan lezat, dan sesungguhnya Allah menitipkannya padamu, kemudian melihat bagaimana kamu menggunakannya. Maka hati-hatilah terhadap dunia dan hati-hatilah terhadap wanita, karena fitnah pertama yang menimpa bani Israel disebabkan wanita”(HR Muslim).

Banyak sekali bentuk fitnah wanita, jika wanita itu istri maka banyak para istri dapat memalingkan suaminya dari ibadah, dakwah dan amal shalih yang prioritas lainnya. Jika wanita itu wanita selain istrinya, maka fitnah dapat berbentuk perselingkuhan dan perzinahan. Fitnah yang berupa wanita, demikian berpotensinya untuk menyebabkan fitnah yang besar. Rasulullah pun berpesan:
” Tidaklah aku tinggalkan fitnah yang lebih besar bagi kaum lelaki melebihi fitnah wanita” (HR Bukhari dan Muslim)

Anggota keluarga kita, apabila tidak kita berikan kepada mereka didikan yang baik, maka bisa saja beberapa diantara mereka akan menjadi fitnah bagi kita.
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu); dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. [At Taghaabun: 14-15]

Harta dan tahta juga bisa merupakan sumber fitnah yang dapat membinasakan aqidah.
"Demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku khawatirkan atas kamu. Tetapi aku khawatir atas kamu jika dunia dihamparkan atas kamu sebagaimana telah dihamparkan atas orang-orang sebelum kamu, kemudian kamu akan saling berlomba (meraih dunia) sebagaimana mereka saling berlomba (meraih dunia), kemudian dunia itu akan membinasakan kamu, sebagaimana telah membinasakan mereka."
[HR. Bukhari, Muslim]


Tidaklah dua srigala lapar yang dilepas pada seekor kambing lebih merusakkannya daripada ketamakan seseorang terhadap harta dan kehormatan (yang merusakkan) agamanya. [HR. Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Hibban dari Ka’b bin Malik Al-Anshari.]

CARA MENANGKAL FITNAH
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
“Asal seluruh fitnah (kesesatan) hanyalah dari sebab: mendahulukan fikiran terhadap syara’ (agama) dan mendahulukan hawa nafsu terhadap akal. Mendahulukan fikiran terhadap syara’ adalah asal fitnah syubhat, mendahulukan hawa nafsu terhadap akal adalah asal fitnah syahwat. Fitnah syubhat ditolak dengan keyakinan, adapun fitnah syahwat ditolak dengan kesabaran."

Mengenai hal ini Allah berfirman dalam surat Al 'Ashr:
Demi Masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati supaya mentaati kebenaran, dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran. [Al h'AsHr:1-3]

Agar kita tidak termasuk orang yang merugi karena terjebak dan terjerumus dalam fitnah, maka dari itu salinglah menasehati, dan salinglah ber-amar makruf nahi munkar. Saling menasehati dalam kebenaran harus dilakukan agar setiap orang bisa mengetahui bahwa kebenaran yang paling benar adalah yang bersumber dari Al Quran dan Al Hadis. Selain itu, kita juga harus senantiasa menasehati saudara-saudara kita yang sedang tertimpa fitnah agar mereka selalu senantiasa sabar dan istiqomah.

Jumat, 17 Juni 2011

KETELADANAN DARI SALAHUDDIN AL AYYUBI


Seorang pemimpin Islam dalam masa perang salib yang paling termasyur, dialah Salahuddin Al Ayyubi. Dikenal juga sebagai Saladin, sang macan perang salib. Kepemimpinan, keberanian dan kehalusan budi pekertinya telah diakui oleh semua kalangan, baik di kalangan Islam maupun non Islam.

Nama aslinya adalah Yusuf bin Najmuddin. Salahuddin merupakan nama gelarnya, sedangkan al-Ayyubi nisbah keluarganya. Beliau dilahirkan di Tikrit pada tahun 532 H yang bertepatan dengan tahun 1138 M, sebuah wilayah Kurdi di utara Iraq.

Singkat cerita, Salahuddin mencoba merebut kembali Jerusalem yang telah berhasil diduduki pasukan salib semenjak 1099. Usahanya berhasil, dimana akhirnya pada tahun 1187, Baitul Maqdis kembali dikuasai pasukan Muslimin.

Pasukan salib mencoba merebut kembali Jerusalem, dimana pimpinan pasukan salib saat itu di bawah komando Richard the Lion Heart dari Ingris. Namun usaha pasukan salib sia-sia belaka, Salahuddin berhasil mempertahankan Jerusalem. Pada tahun 1192 Salahuddin dan Richard menandatangani perjanjian perdamaian, yaitu perjanjian Ramla, di mana ditetapkan bahwa Jerusalem tetap dikuasai Muslim dan terbuka kepada para peziarah Kristen. Setahun berikutnya Shalahuddin meninggal dunia di Damaskus setelah Richard kembali ke Inggris.

Setiap bertempur, Salahuddin selalu menghindari terjadinya pertumpahan darah. Kepada anaknya ia pernah berpesan:
"Anakku, jangan tumpahkan darah, sebab darah yang terpercik tak akan tertidur," katanya.

Kata-kata tersebut menunjukkan bahwa Salahuddin bukanlah seorang yang haus darah dan haus peperangan. Beliau adalah seorang pemimpin yang cinta damai. Sekali pun terjadi perang, beliau selalu mengupayakan untuk tidak menumpahkan darah sebanyak mungkin.

Saladin merebut Jerusalem kembali di musim panas 1187. Tapi menjelang serbuan, ia beri kesempatan penguasa Kristen kota itu untuk menyiapkan diri agar mereka bisa melawan pasukannya dengan terhormat. Dan ketika pasukan Kristen itu akhirnya kalah, yang dilakukan Saladin bukanlah melakukan pembantaian massal atau menjadikan penduduk Nasrani budak-budak. Saladin malah membebaskan sebagian besar mereka, tanpa dendam. Padahal, di tahun 1099, ketika pasukan Perang Salib dari Eropa merebut Jerusalem, 70 ribu orang muslim kota itu dibantai dan sisa-sisa orang Yahudi digiring ke sinagog untuk dibakar.

Bahkan, ketika Salahuddin memerintah di tanah Jerusalem, beliau memuliakan pemeluk agama lain. Salahuddin berujar, “Muslim yang bails harus memuliakan tempat ibadah agama lain!”

Kebiasaan Sultan Salahuddin adalah membacakan Kitab Suci Al-Quran kepada pasukannya menjelang pertempuran berlangsung. Beliau juga sangat disiplin menjaga setiap puasanya dan tidak pernah lalai mengerjakan solat lima waktu hingga akhir hayatnya. Minumannya tidak lain dari air kosong saja, memakai pakaian yang terbuat dari bulu yang kasar, dan suatu ketika Beliau juga mengizinkan dirinya untuk dipanggil ke depan pengadilan karena suatu tuduhan fitnah. Beliau mengajar sendiri anak-anaknya mengenai agama Islam. Kezuhudan Shalahuddin tertuang dalam ucapannya yang selalu dikenang:
“Ada orang yang baginya uang dan debu sama saja.

Pemimpin pasukan Islam ini bersikap baik juga pada musuhnya. Salah satunya adalah kepada Raja Richard Berhati Singa (Richard the lion heart) yang datang dari Inggris untuk mengalahkannya. Ketika Richard sakit dalam pertempuran, Saladin mengiriminya buah pir yang segar dingin dalam salju, dan juga seorang dokter. Lalu perdamaian pun ditandatangani, 1 September 1192, dan pesta diadakan dengan pelbagai pertandingan, dan orang Eropa takjub bagaimana agama Islam bisa melahirkan orang sebaik itu.

Salahuddin meninggal pada 4 Maret 1193 di Damaskus. Para pengurus jenazahnya tercengang karena ternyata Sultan Salahuddin tidak mempunyai harta. Ia hanya mempunyai selembar kain kafan lusuh yang selalu dibawanya dalam setiap perjalanan dan uang senilai 66 dirham Nasirian (mata uang Suriah waktu itu) di dalam kotak besinya. Untuk mengurus penguburan panglima besar tersebut, mereka harus berhutang terlebih dahulu.

Berikut kata-kata bijak yang sempat beliau ucapkan, yang sungguh dapat menggugah semangat bagi mereka yang berjuang di jalan Allah

"Aku meminta kekuatan dan Allah memberikanku kesulitan untuk membuatku semakin kuat
Aku meminta kebijaksanaan dan Allah memberikanku permasalahan untuk kuselesaikan
Aku meminta kemakmuran dan Allah memberiku kecakapan dan energi untuk bekerja
Aku meminta keberanian dan Allah memberikanku rintangan untuk kuatasi
Aku meminta cinta dan Allah memberikanku orang-orang yang dalam masalah untuk kutolong
Aku meminta kemurahan hati dan Allah memberikanku kesempatan
Aku tidak selalu mendapatkan apa yang aku inginkan, tetapi aku selalu mendapatkan apa yang aku butuhkan"

Senin, 06 Juni 2011

BENCI DAN CINTA KARENA ALLAH


Sebagai manusia, tentunya kita semua pernah merasakan perasaan cinta dan benci. Namun yang perlu kita renungkan, apakah perasaan yang pernah atau sedang kita rasakan tersebut merupakan perasaan yang benar, yaitu yang ditujukan semata karena Allah. Dalam beberapa kasus, sebenarnya secara sadar ataupun tidak, beberapa perasaan tersebut bukanlah didasari karena Allah semata, tetapi lebih didasari oleh dorongan hawa nafsu.

Betapa banyak dari kita menyatakan kita cinta pada saudara kita sesama muslim, tetapi kita membiarkan saudara kita itu terjerumus ke dalam perkara-perkara kemungkaran. Mereka melakukan suatu maksiat, tetapi kita tidak mencegahnya dengan alasan cinta dan sayang. Atau dalam kasus lainnya, seseorang yang demi rasa cintanya pada saudaranya itu, dia rela melakukan apa saja. Bahkan dengan melanggar batas syariah sekalipun dia bersedia melakukannya untuk menyenangkan si saudara yang disenanginya itu.

Di sisi lain, terdapat juga orang yang membenci saudaranya bukan karena Allah. Dasar kebencianya adalah karena ada rasa iri dan dengki di dalam hatinya. Bisa karena keberadaan saudaranya dianggap mengancam kedudukannya. Bisa juga, seseorang membenci saudaranya karena merasa dialah yang lebih benar dan lebih hebat dari saudaranya itu. Lebih jauh lagi rasa kebencian ini bahkan bisa sampai memicu terjadinya pertumpahan darah.

Landasan cinta dan benci yang demikian tentulah tidak dibenarkan, karena mengancam ukhuwah (kebersatuan) umat. Perasaan cinta dan benci seharusnya dilandasi karena Allah. Apabila perasaan cinta dan benci diantara kita dipersatukan melalui tujuan untuk mengharapkan ridho Allah, maka persatuan keimanan umat tentunya akan menjadi semakin kuat.

"Tali keimanan yang paling kuat adalah berwalaa'karena Allah dan memusuhi karena Allah, cinta karena Allah dan benci karena Allah" (Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Shahihah no 998).

Mencintai berarti memberikan kasih sayang dan kecintaan kepada orang-orang yang beriman dan taat kepada Allah karena keimanan dan ketaatan yang mereka lakukan. Seorang muslim hendaknya mencintai saudaranya karena dalam saudaranya itu terdapat kebaikan dan kesolehan. Seseorang cinta pada saudaranya karena saudaranya itu besar cintanya kepada Allah dan Rasulnya. Bentuk cinta seseorang kepada Allah dapat dilihat dari keteguhannya dan konsistensinya dalam melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya. Sisi yang demikian dari saudaranyalah yang dia cintai. Kadar kecintaan kita kepada saudara kita selaras dengan kadar rasa cinta saudara kita itu kepada Allah. Dengan mencintai kebaikan yang ada dalam diri seseorang, ada suatu harapan agar kebaikan itu bisa menular kepada kita.

Sedangkan yang dimaksud dengan benci karena Allah adalah memberikan rasa ketidaksukaan dan kebencian kepada orang-orang yang mempersekutukanNya dan kepada orang-orang yang keluar dari ketaatan kepadaNya, dikarenakan mereka telah melakukan perbuatan yang mendatangkan kemarahan dan kebencian Allah, meskipun mereka itu adalah orang-orang yang dekat hubungan dengan kita. Namun demikian, perasaan benci ini tidaklah boleh berlebihan. Karena islam selalu berlandaskan rasa kasih sayang kepada semua umat manusia.

Seseorang haruslah cukup membenci sisi yang tidak baik dari saudaranya tersebut. Harapannya adalah agar kita tidak tertular keburukannya tersebut, serta saudara kita itu bisa memperbaiki sisi yang tidak baik dari dirinya itu. Selain itu kita harus selalu berusaha agar dia mau untuk kita ajak pada kembali ke jalan kebaikan. Dan ketika dia telah kembali ke jalan yang benar tidak alasan lagi bagi kita untuk membencinya.

Dengan menerapakan rasa cinta dan benci yang dilandaskan kepada Allah semata, maka akan terbentuk suatu umat yang unggul, sesuai dengan firman Allah:

“Tidak akan kamu jumpai suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir berkasih sayang kepada orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya meskipun mereka itu adalah bapak-bapak mereka, anak-anak mereka, saudara-saudara mereka, maupun sanak keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang ditetapkan Allah di dalam hati mereka dan Allah kuatkan mereka dengan pertolongan dari-Nya, Allah akan memasukkan mereka ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Mereka itulah golongan Allah, ketahuilah sesungguhnya hanya golongan Allah itulah orang-orang yang beruntung.”
(Qs. al-Mujadalah: 22)

Sabtu, 04 Juni 2011

RIYA' DAN UJUB


Riya’ adalah lawan dari ikhlas, yaitu menampak-nampakkan ibadah dengan maksud mendapatkan pujian dan penghargaan orang lain. Adapun beberapa contohnya diantaranya adalah seseorang menyedekahkan banyak hartanya agar disebut sebagai dermawan, seseorang rajin pergi ke masjid agar dilihat atasan dan dianggap sebagai orang yang sholeh, dan seseorang pergi ke medan jihad agar dianggap sebagai sosok yang pemberani.

Sementara itu, ujub adalah bangga pada diri sendiri. Orang yang ujub merasa bahwa dirinya paling tinggi dihadapan Allah dibandingkan manusia yang lain, namun pada hakikatnya dialah orang yang paling rendah dan hina di sisi Allah.

Diantara keduanya sebenarnya saling melengkapi dalam menjerumuskan manusia. Banyak diantara kita yang berusaha untuk menjauhi riya' karena takut amalan kita luntur. Akan tetapi pada waktu yang bersamaan jiwa kita terjebak dalam penyakit ujub, karena dalam diri kita timbul rasa bangga telah berhasil menjauhi riya’, bangga dengan amalan yang telah kita lakukan, bangga dengan ilmu yang telah kita miliki, bangga dengan keberhasilan dakwah kita, dan lain sebagainya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : "Dan sering orang-orang menggandengkan antara riya' dan ujub. Riya’ termasuk bentuk kesyirikan dengan orang lain (yaitu mempertujukan ibadah kepada orang lain-pen) adapun ujub termasuk bentuk syirik kepada diri sendiri (yaitu merasa dirinyalah atau kehebatannyalah yang membuat ia bisa berkarya-pen). Ini merupkan kondisi orang yang sombong. Orang yang riya' tidak merealisasikan firman Allah "Hanya kepadaMulah kami beribadah", dan orang yang ujub tidaklah merealisasikan firman Allah "Dan hanya kepadaMulah kami memohon pertolongan". Barangsiapa yang merealisasikan firman Allah "Hanya kepadaMulah kami beribadah" maka ia akan keluar lepas dari riya', dan barangsiapa yang merealisasikan firman Allah "Dan hanya kepadaMulah kami memohon pertolongan" maka ia akan keluar terlepas dari ujub" (Majmuu' Al-Fataawaa 10/277).

Karenanya Rasulullah pernah berpesan:
"Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang perkara yang lebih aku takutkan menimpa kalian daripada Dajjal?", kami (para sahabat) berkata, "Tentu wahai Rasulullah", beliau berkata, "Syirik yang samar, yaitu seseorang berdiri melakukan sholat lalu ia perindah sholatnya karena dia tahu ada orang lain yang sedang
melihatnya sholat"
(HR Ahmad 3/30 no 11270 dan Ibnu Majah no 4204 dan dihasankan oleh Syaikh Albani)

Adapun upaya untuk mencegah diri kita terjebak ke dalam kedua sikap tercela ini yaitu dengan berusaha selalu Ikhlas. Orang yang ikhlas hatinya hanya sibuk mengaharapkan keridhoan Allah dan tidak peduli dengan komentar dan penilaian manusia yang tidak memberi kemanfaatan dan tidak memudhorotkan terhadap dirinya. Yang paling penting baginya adalah penilaian Allah terhadap amalannya. Orang yang ikhlas adalah orang yang lebih banyak amalannya ketika bersendirian dibandingkan amalannya tatkala dilihat oleh orang lain.

Hanya orang yang berusaha meraih keikhlasan yang senantiasa memperhatikan gerak-gerik hatinya, senantiasa mengecek kondisi hatinya, apakah hatinya berpenyakit riya’? Atau apakah berpenyakit ujub?. Semoga kita semua bisa terhindar dari kedua sifat tercela ini.

Kamis, 02 Juni 2011

POHON DAN ORANG YANG BERIMAN


Masing-masing orang mempunyai tingkat keimanan yang berda-beda. Ada yang imannya lemah dan ada yang imannya kuat. Perbedaan diantara keduanya digambarkan sebagai pohon-pohon yang memiliki pertumbuhan yang berbeda-beda.

Seorang muslim yang mempunyai iman yang kuat adalah digambarkan seperti halnya sebuah pohon yang tumbuh dengan baik. Pohon yang seperti ini tumbuh di suatu tanah yang baik, yang tidak tercemar dari hal yang haram. Karenanya karunia Allah berupa air hujan mempu menyerap dengan baik pada tanah yang seperti ini. Hidayah dan petunjuk dari Allah bisa dicerna dengan baiknya karena sangat yakin bahwa apa yang dikehendaki Allah adalah selalu merupakan suatu kebaikan bagi dirinya.

Pohon yang baik, akarnya menancap kuat ke dasar bumi, sedangkan dahan dan rantingnya menjulang tinggi hingga ke langit. Angin dan badai yang menerpa sama sekali tidak menggoyakan kedudukan pohon yang kuat. Bahkan, sekalipun pohon ini telah diterpa angin badai, masih mampu menghasilkan buah yang banyak dan manis rasanya.

Dalam Surat Ibrahim ayat 24 dan 25 disebutkan:
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.

Tanaman yang baik akan menyenangkan hati para penanamnya. Namun demikian hal ini tentunya akan menjengkelkan mereka yang di dalam hatinya ada penyakit yaitu orang yang kufur akan nikmat Allah. Dalam surat Al Fath Ayat 29 Allah menerangkan sebagai berikut
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.

Di sisi lain, orang yang lemah imannya adalah seperti pohon yang lemah, dahannya kering, akarnya tidak menancap kuat ke tanah. Pohon ini tampak tumbuh merana karena tanah tempat dimana dia tumbuh tidak memberikan cukup nutrisi. Hal ini karena tanahnya tercemar oleh hal-hal yang haram dimana bukanlah nutrisi yang baik bagi sang pohon untuk tumbuh dengan baik. Selain itu, air hujan yang turun sama sekali tidak meresap dengan baik pada tanah seperti ini. Ketika angin yang semilir saja berhembus, hampir saja pohon ini tumbang.

Dalam Surat Ibrahim ayat 26 disebutkan:
Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun.

Dalam Surat Al A’raf ayat 58 disebutkan:
Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.

ANAK JALANAN DAN HAK ASASI MANUSIA : PELANGGARAN ATAU PILIHAN?


Pendahuluan
Pelanggaran hak asasi manusia merupakan permasalahan yang marak dibicarakan di negara kita akhir-akhir ini. Berbagai kasus yang terjadi di negara ini seringkali dikaitkan dengan pelanggaran hak asasi manusia. Salah satu hak asasi manusia yang sedang marak diperjuangkan adalah hak anak. Termasuk didalamnya adalah masalah mengenai anak jalanan.

Jumlah anak jalanan akhir-akhir ini meningkat dengan pesat. Peningkatan jumlah anak jalanan yang pesat ini merupakan fenomena sosial yang perlu mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak. Perhatian ini tidak semata-mata terdorong oleh besarnya jumlah anak jalanan, melainkan karena situasi dan kondisi anak jalanan yang buruk dimana kelompok ini belum mendapatkan hak-haknya bahkan sering dilanggar.

Hampir di setiap perempatan-perempatan jalan di kota-kota besar telah menjadi basis kegiatan anak jalanan. Anak-anak yang seharusnya masih berada dalam lingkungan bermain dan belajar tetapi mereka sudah mencari nafkah dengan melakukan kegiatan-kegiatan di perempatan jalan yang penuh resiko. Mereka yang seharusnya masih mengenyam masa indah di bawah kasih sayang dan bimbingan orang tua sudah harus menjalani kehidupan dunia jalanan yang penuh kekerasan dan eksploitasi tanpa mengenyam pendidikan moral maupun agama. Padahal anak-anak itu adalah aset pembangunan bangsa yang sangat berharga untuk masa depan. Akankah kita berdiam diri melihat fenomena anak jalanan yang melanda bangsa kita ini?

Mengkaji fenomena diatas, saya ingin membuka kesadaran kita untuk menyimak sisi lain dari kehidupan kita, dimana masih banyak sekali anak yang tidak mampu menikmati kehidupan yang layak seperti kita. Permasalahan anak jalanan tersebut membutuhkan solusi yang terbaik karena membawa pengaruh besar yang menyangkut masalah sosial, moral dan terlebih lagi hak asasi manusia yang menjadi tanggung jawab kita semua sebagai warga negara untuk menegakkannya. Dengan penulisan paper ini diharapkan kita mampu memikirkan solusi terbaik untuk mengatasi masalah tersebut.

Berkaitan dengan hal tersebut, ada beberapa hal yang menarik untuk dikaji mengenai anak jalanan. Paper ini akan berusaha mengungkap bentuk-bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi pada anak jalanan. Pembahasan dalam paper ini akan dimulai dengan pengertian anak jalanan, pelanggaran hak asasi yang terjadi pada anak jalanan, dan beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk menagani hal tersebut.

Definisi Anak Jalanan
Untuk memberikan pengertian dan memperjelas permasalahan, maka perlu kiranya dikemukakan terlebih dahulu pengertian anak jalanan. Berbagai definisi telah dikemukakan oleh kalangan akademisi atau peneliti maupun kalangan aparat pemerintah yang terkait dengan lembaga swadaya masyarakat. Adapun beberapa definisi anak jalanan dikemukakan sebagai berikut.

Menurut Ilsa (1996) anak jalanan adalah anak-anak yang bekerja di jalanan. Studi yang dilakukan oleh Soedijar (1989/1990) menunjukkan bahwa anak jalanan adalah anak yang berusia antara 7 – 15 tahun yang bekerja di jalanan dan dapat mengganggu ketentraman dan keselamatan orang lain serta mebahayakan dirinya sendiri. Sementara itu, Direktorat Bina Sosial DKI menyebutkan bahwa anak jalanan adalah anak yang berkeliaran di jalan raya sambil bekerja mengemis atau menganggur saja. Panti Asuhan klender mengatakana bahwa anak jalanan adalah anak yang sudah biasa hidup sangat tidak teratur di jalan raya, bisa diambil bekerja tetapi dapat juga hanya menggelandang sepanjang hari (Kirik Ertanto dalam www.humana.20m.com/babI/htm).

Hasil temuan lapangan yang diperoleh panji Putranto menunjukkan bahwa ada dua tipe anak jalanan, yaitu anak yang bekerja di jalan dan anak yang hidup di jalan. Perbedaan antara kedua kategori ini adalah kontak dengan orang tua. Mereka yang bekerja masih memiliki kontak dengan orang tua sedang yang hidup di jalanan sudah putus hubungan dengan keluarga. Hal ini sejalan dengan kategori anak jalanan menurut Azas Tigor Nainggolan menunjukkan ada tiga kategori anak-anak yang bekerja di jalanan. Pertama, anak-anak miskin perkampungan kumuh yaitu anak-anak kaum urban yang tinggal bersama orang tuanya di kampung-kampung yang tumbuh secara liar di perkotaan. Kedua, pekerja anak perkotaan yaitu mereka yang hidup dan bekerja tetapi tidak tinggal bersama orang tua. Kategori ketiga, adalah anak-anak jalanan yang sudah putus hubungan dengan keluarga (Kirik Ertanto & Siti Rohana dalam www.humana.20m.com/babII/htm).

Dari berbagai definisi diatas, setidaknya menunjukkan adanya perbedaaan mengenai usia dan batas pengertian. Mengenai usia, sesungguhnya PBB sudah menetapkan angka 18 tahun, meski masing-masing negara masih berhak menentukan berdasarkan undang-undang masing-masing. Sementara itu, dari berbagai definisi yang ada, secara kasar menunjukkan tiga ciri yaitu, memandang anak-anak jalanan sebagai gejala bagian dari gejala dalam bidang ketenagakerjaan. Dalam bidang ini, gejala anak jalanan sering dikaitkan dengan alasan ekonomikeluarga dan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan. Kecilnya pendapatan orang tua sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarga memaksa terjadinya pengerahan anak-anak. Ciri kedua, memandang gejala anak jalanan sebagai permasalhan sosial. Anak-anak jalanan dipandang merupakan bukti dari para deviant yang mengancam ketentraman para penghuni kota lainnya. Ciri ketiga, adalah menempatkan anak jalanan sebagai anak-anak yang diperlakukan sebagai orang dewasa. Akibatnya ia memiliki resiko yang sangat besar untuk dieksploitasi atau menghadapi masa depan yang suram. Ciri ketiga ini sangat dipengaruhi oleh pendekatan hak anak (Kirik Ertanto dalam www.humana.20m.com/bab1/htm)

Perlu ditegaskan disini, pengertian anak jalanan yang dimaksudkan dalam paper ini adalah seseorang yang berumur di bawah 18 tahun yang menghabiskan sebagian atau seluruh waktunya di jalanan dengan melakukan kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan uang atau guna mempertahankan hidupnya.

Anak Jalanan dan Pelanggaran Hak Asasi Manusia
Jumlah anak jalanan di Indonesia mengalami peningkatan pesat dalam beberapa tahun belakangan. Pada tahun 1998, menrut Kementrian Sosial menyatakan bahwa terjadi peningkatan jumlah anak jalanan sekitar 400%. Dan pada tahun 1999 diperkirakan jumlah anak jalanan di Indonesia sekitar 50.000 anak dan 10% diantaranya adalah perempuan. Peningkatan jumlah anak jalanan yang pesat merupakan fenomena sosial yang perlu mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Perhatian ini tidak semata-mata terdorong oleh besarnya jumlah anak jalanan melainkan karena situasi dan kondisi anak jalanan yang buruk dimana kelompok ini belum mendapatkan hak-haknya bahkan sering dilanggar.

Anak jalanan seharusnya masih berada di sekolah tetapi mereka telah menjalani kehidupan jalanan untuk mencari nafkah. Anak-anak ini tidak dapat mengakses pendidikan baik pendidikan formal maupun nonformal dalam hal ini termasuk pendidikan keluarga. Sudah menjadi tugas orang tua untuk memberikan pendidikan dan perlindungan kepada orang tua. Tetapi jika menilik latar belakang kepergian anak-anak tersebut meninggalkan rumah orang tuanya karena kekecewaan terhadap pendidikan sekolah atau kekerasan yang dilakukan orang tua.

Menurut Kirik Ertanto, latar belakang anak menjadi anak jalanan dapat disebabkan oleh dua hal. Pertama, kekecewaan mereka atas pendidikan di sekolah. Di sekolah ia dicap sebagai anak nakal dan bodoh sehingga sering dimarahi oleh guru. Kedua, permasalahan yang dihadapinya di sekolah biasanya dilaporkan kepada orang tua murid. Laporan ini biasanya menjadi penyulut kemarahan orang tua bahkan seringkali diikuti dengan kekerasan (Kirik Ertanto dalam www.kunci.or.id/htm). Sedangkan penelitian tim peneliti dari Universitas Diponegoro menyatakan bahwa alasan utama untuk menjadi anak jalanan disebabkan oleh ketidakharmonisan keluarga dan kurangnya perhatian orang tua (66,7%), kemiskinan keluarga dan dorongan teman (22,4%) dan lain-lain (10,9%) (Nur Rochaeti dkk dalam www.undip.ac.id/riset/htm).

Kedua hal tersebut menimbulkan kekecewaan pada diri mereka atas perlakuan yang ia terima dari dunia pendidikan. Akibatnya hal itu mendorong mereka untuk pergi ke jalanan mencari kebebasan tanpa beban “pendidikan”. Padahal pendidikan merupakan salah satu hak asasi mereka tetapi justru dianggap sebagai beban yang harus dihindari. Tetapi bagaimanapun juga hak asasi mereka itu harus tetap ditegakkan. Mengenai hak asasi memperoleh pendidikan ini termuat dalam konvensi hak-hak anak 1989 PBB pasal 28 disebutkan “mengakui hak anak atas pendidikan dan dengan tujuan mencapai hak ini secara bertahap dan berdasarkan kesempatan yang sama”. Selain itu juga dikuatkan oleh hukum di negara kita yang termuat dalam UUD 1945 pasal 28 C ayat 1 dinyatakan “ Hak untuk mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasar, mendapat pendidikan, dann memperoleh manfaat iptek”. Selain itu juga termuat dalam UU No 39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia. Di dalamnya termuat hak anak yang meliputi hak perlindungan orang tua, keluarga, masyarakat, dan negara serta memperoleh pendidikan, pengajaran dalam rangka pengembangan diridan tidak dirampas kebebasannya secara melawan hukum.

Bila dikaji berdasarkan dasar hukum diatas, pelanggaran yang terjadi terhadap anak jalanan diantaranya hak memperoleh perlindungan orang tua dan masyarakat serta hak memperoleh pendidikan. Didasari alasan tersebut, sangat perlu dirancang sebuah sistem pendidikan yang khusus diberikan kepada anak jalanan sesuai dengan minat mereka, minimal pendidikan mengenai moral, agama, dan keahlian khusus sebagai bekal bagi masa depan mereka.

Sudah bukan menjadi rahasia umum bahwa dunia jalanan adalah dunia yang penuh dengn kekerasan dan eksploitasi. Pertarungan demi pertarungan selalu berakhir dengn kekalahan tanpa ada kemenangan dari pihak manapun. Berbagai penelitian mengungkapkan situasi buruk yang dialami oleh anak jalanan. Lebih tragis lagi kekerasan oleh anak jalanan justru dilakukan oleh petugas keamanan yang seharusnya memberikan perlindungan terhadap mereka. Menurut penelitian YDA menyatakan bahwa bahaya terbesar yang paling sering dialami anak jalanan adalah dikejar polisi dimana 91% anak yang pernah tertangkap mengaku mengalami penyiksaan. Selain kasus kekerangan yang dialami secara personal, kekerasan terhadap komunitas juga kerap terjadi (Odi Shalahudin dalam www.anjal.blogdrive.com/archive/htm)

Yang lebih parah lagi anak-anak jalanan juga mengalami siksaan atau kekerasan dari pihak sindikat yang secara terselubung mengkoordinasi kerja mereka. Sindikat tersebut memanfaatkan atau mengeksploitasi anak jalanan untuk menjadi pengemis, pengamen, pencopet atau bahkan eksploitasi seksual. Fenomena ini dapat dikategorikan sebagai bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang pemanfaatan atau eksploitasi masyarakat yang termarjinalkan demi pencapaian maksud untuk meraup keuntungan diatas penderitaan orang lain. Hal ini merujuk kepada Konvensi Hak Anak 1989 PBB pasal 36 menyatakan “ akan melindungi anak terhadap semua bentuk lain dari eksploitasi yang merugikan tiap aspek dan kesejahteraan anak.”

Kasus-kasus kekerasan yang dialami oleh anak jalanan yang terungkap ke publik hanya sebagian kecil saja dari kasus-kasus kekerasan yang sering terjadi dalam kehidupan anak jalanan. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa anak jalanan senantiasa berada dalam situasi yang mengancam perkembangan fisik, mental, sosial bahkan nyawa mereka. Dalam situasi kekerasan yang dihadapi terus menerus dalam perjalanan hidupnya, akan membentuk nilai-nilai baru dalam dan tindakan yang mengedepankan kekerasan sebagai jalan keluar untuk mempertahankan hidupnya. Ketika memasuki usia dewasa, besar kemungkinan bagi mereka akan menjadi salah satu pelaku kekerasan dan eksplotasi terhadap anak-anak jalanan.

Berkenaan dengan kekerasan terhadap anak jalanan, hukum nasional kita telah mengaturnya dalam UUD 1945 pasal 28 B ayat 2 yang menyatakan bahwa hak anak untuk kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta hak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. Dengan demikian tindak kekerasan terhadap anak jalanan dapat dikategorikan sebagai bentuk pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Lebih lanjut, kita juga dapat merujuk pada Konvensi Hak-hak Anak PBB pasal 37 menyatakan “ menjamin anak tidak menjalani siksaan atau perlakuan kejam, tidak manusiawi dan tidak bermanfaat; menjamin untuk tidak dirampas kemerdekaannya secara sewenang-wenang.”

Kekerasan lainnya adalah kekerasan dan eksploitasi seksual. Hampir seluruh anak jalanan perempuan pernah mengalami pelecehan seksual terlebih bagi anak yang tinggal di jalanan. Ketika tidur, kerapkali mereka menjadi korban dari kawan-kawannya atau komunitas jalannya, misalnya digerayangi tubuh atau alat vitalnya. Bentuk kekerasan lain adalah perkosaan dan sodomi. Menurut laporan Setara (1999)_ menyatakan bahwa 30% anak jalanan perempuan mengalami hubungan seksual pertama akibat perkosaan. Tak jarang perkosaan dilakukan oleh sekelompok orang yang dikenal dengan istilah pangris atau jepeng baris. Anak jalanan perempuan juga diketahui rentan menjadi korban eksploitasi seksual komersial yang meliputi prostitusi, perdagangan untuk tujuan seksual dan pornografi. Indikasi perdagangan anak untuk prostitusi dengan sasaran anak jalanan perempuan telah dikemukakan oleh Setara (1999). Hasil monitoring Yayasan Setara dalam periode Januari-Juni 2000 mencatat ada 10 anak yang diperdagangkan di daerah Batam dan Riau (Odi Shalahuddin dalam www.anjal.blogdrive.com/archive/htm)

Sebagai contoh adalah penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Setara di Semarang menemukan bahwa 46,4% anak jalanan perempuan berada dalam prostitusi. Menyangkut anak laki-laki, informasi mengenai hal tersebut masih sangat terbatas. Pada pertengahan tahun 1990-an pernah dikenal suatu kelompok yang menamakan diri “Balola” yang kepanjangannya adalah bajingan lonthe lanang, yang mangkal di depan sebuah hotel dekat Simpang Lima, Semarang. Berdasarkan informasi dari anggota komunitas jalanan dan pendamping anak jalanan, pada pertengahan tahun 1990-an di seputar Simpang Lima ada komunitas anak laki-laki yang dilacurkan dan digunakan oleh para lelaki dewasa yang disebut Meong. Meskipun berbeda komunitas, pada saat ini di beberapa tempat juga dijadikan sebagai tempat berkumpul anak laki-laki yang dilacurkan. (Odi Shalahuddin dalam www.anjal.blogdrive.com/archive/htm)

Di Indonesia, berdasarkan perkiraan seorang aktivis hak anak, diperkirakan ada 30% anak dari jumlah keseluruhan pekerja seksual komersial yang ada atau berkisar antara 40.000 – 150.000 anak. Berkenaan dengan prostitusi anak, peraturan mengenai hal ini dalam hukum nasional kita belum diatur. Untuk mensikapi hal ini kita bisa merujuk pada Konvensi Hak-Hak Anak pasal 34 yang diratifikasi oleh Indonesia melalui Keppres No 36 tahun 1990 yang menyatakan bahwa anak berhak atas perlindungan dari eksploitasi seksual dan penganiayaan seksual termasuk prostitusi dan pornografi. Konggres Dunia Menentang Eksploitasi Seksual Komersial yang berlangsung di Stockholm- Swedia pada tahun 1996 telah mengidentifikasikn prostitusi sebagai salah satu bentuk eksploitasi seksual komersial terhadap anak selain perdagangan anak untuk tujuan seksual dan pornografi anak. Kongres ini dapat dikatakan merupakan dasar bagi perjuangan bersama di tingkat internasional untuk menghentikan eksploitasi seksual komersial terhadap anak. Konvensi ILO No. 182 yang diratifikasi oleh pemerintah Indonesia melalui UU No. 1 tahun 2000, menyatakan bahwa prostitusi merupakan salah satu pekerjaan terburuk untuk anak yang perlu dihapuskan. Dari ketiga dasar ini, kita bisa secara tegas menyatakan bahwa prostitusi anak adalah tindakan integral dengan menempatkan anak sebagai korban eksploitasi seksual. Dengan demikian, maka pihak-pihak yang memanfaatkan atau memberikan kesempatan bagi terjadinya prostitusi anak merupakan kejahatan ( Odi Shalahudin dalam www.anjal.blogdrive.com/archive/htm.).

Berkaitan dengan banyaknya pelanggaran hak asasi manusia terhadap fenomena anak jalanan, tentu perlu kiranya dipikirkan cara pemecahan yang tepat untuk menangani masalah ini. Selama ini telah dilakukan berbagai upaya untuk menengani masalah tersebut. Diantaranya adalah dengan upaya pembimbingan anak-anak jalanan oleh organisasi kemasyarakatan (LSM). Program pembimbingan ini bertujuan untuk meningkatkan martabat anak jalanan dalam aspek kemandirian, literasi, enumerasi, dan keterampilan kerja.

Upaya yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah anak jalanan selama ini adala pendekatan “penjaringan” atau razia oleh polisi untuk dikirim ke panti-panti rehabilitasi dan memberikan keterampilan untuk anak jalanan. Namun sepertinya upaya yang dilakukan oleh pemerintah ini kurang efektif. Untuk mengatasi masalah anak jalanan memang sangat sulit karena persoalan ini sangat kompleks. Perlu adanya kerjasama yang baik dari berbagai pihak untuk menangani masalah ini seperti pemerintah, Organisasi Non-pemerintah (NGO), organisasi sosial kemasyarakatan, akademisi, dan masyarakat umum.

Kesimpulan
Anak jalanan adalah seseorang yang berumur di bawah 18 tahun yang menghabiskan sebagian waktunya atau seluruh waktunya di jalanan melakukan kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan uang atau guna mempertahankan hidupnya. Berdasarkan hubungnnya dengan orang tua, anak jalanan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu, anak yang bekerja di jalanan dan anak yang tinggal di jalanan.

Anak jalanan mengalami kehidupan yang keras dalam kondisi dan situasi yang buruk bahkan hak-haknya banyak terlanggar. Sebagai anak, mereka tidak lagi mampu menikmati hak-haknya yang tercakup sebagai hak anak yang telah diatur dalam perundang-undangan di negara kita. Adapun hak-hak asasi anak yang sering terlanggar dalam kehidupan anak jalanan diantaranya hak mendapat perlindungan dari orang tua dan masyarakat, meperoleh pengajaran, dan hak perlindungan dari tindak kekerasan dan diskriminasi serta hak perlindungan anak dari eksploitasi dan penyalahgunaan seksual. Bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang sering terjadi dalam kehidupan anak jalanan diantaranya eksploitasi oleh oknum-oknum tertentu untuk menjadi pengemis, pengamen, pencopet bahkan pelacur oleh sindikat tertentu, penyalahgunaan seksual baik sodomi maupun perkosaan, tidak adanya akses pendidikan dan siksaan dan kekerasan dari berbagai pihak.

Masalah pelanggaran hak asasi manusia dalam kehidupan anak jalanan ini menuntut serangkaian upaya untuk memperjuangkannya agar tidak semakin memperpanjang daftar pelanggaran hak asasi manusia di negara kita. Akan tetapi menangani masalah anak jalanan bukanlah hal yang mudah karena kekomplekan masalahnya. Sehingga untuk mengatasinya diperlukan kerjasama dari berbagai pihak baik pemerintah, lembaga kemasyarakatan maupun kalangan akademisi.

Referensi
Kirik Ernanto, “ Anak Jalanan dan Subkultural: Sebuah Pemikiran Awal”, dalam www.kunci.or.id/htm., 30 Maret 2005.
Kirik Ernanto, “Peta Jaring-Jaring Persoalan Anak di Perkotaan Bab I”, dalam www.humana.20m.com/bab1/htm., 31 Maret 2005.
Kirik Ernanto dan Siti Rohana, “Peta Jaring-Jaring Persoalan Anak di Perkotaan Bab II”, dalam www.humana.20m.com/bab II/htm., 31 Maret 2005.
Nur Rochaeti,dkk, “Penanganan Anak Jalanan di Kotamadya Dati II Semarang”, dalam www.undip.ac.id/riset/htm., 30 maret 2005.
Odi Shalahudin, “Kekerasan terhadap Anak Jalanan, dalam www.anjal.blogdrive.com/archive/htm., 30 Maret 2005.
Odi Shalahudin, “Prostitusi Anak Jalanan Semarang (1)”, dalam www.anjal.blogdrive.com/archive/htm., 30 Maret 2005.
Odi Shalahudin, “Prostitusi Anak Jalanan Semarang (2)”, dalam www.anjal.blogdrive.com/archive/htm., 30 Maret 2005.

ILMU PENGETAHUAN TELAH BERAKHIR


Alam semesta yang kita kenal merupakan suatu kombinasi dari materi, energi, ruang, waktu dan kehidupan yang rumit. Materi dan energi berinteraksi dalam ruang yang menimbulkan gerakan dan masing-masing gerakan atau kejadian memerlukan suatu kurun waktu. Entitas-entitas dasar yang saling terkait dan diatur oleh hukum-hukum alam inilah yang merupakan tema ilmiah bagi manusia.

Para ilmuwan berusaha memahami alam dan mereduksi pemahaman mereka ini dalam bentuk berbagai hukum. Dalam upaya penelitian, observasi, eksperimen dan inferensi ini, pengetahuan yang luas sekali mengenai berbagai aspek alam dikumpulkan. Pengetahuan mengenai alam yang terkumpul dan yang tersusun secara sistematik inilah yang disebut sains. (Aneesuddin, 2000).

Sains telah memainkan peranan yang sangat penting dalam pembangunan dan kemajuan manusia. Pandangan selintas kepada sejarah menunjukkan bahwa pengetahuan dan keberhasilan-keberhasilan manusia dalam bidang sains sudah semakin banyak dari generasi ke generasi sejalan dengan semakin banyaknya kebutuhan manusia. Buah dari kemajuan sains dapat dilihat dari berbagai ragam hasil karyanya : pesawat terbang, roket, radio, televisi, komputer, mikroskop elektron, dan lain sebagainya. Pada abad ini perkembangan sains diyakini akan mencapai puncaknya.

Kemajuan sains yang sedemikian pesatnya memunculkan pendapat pada sebagian ilmuwan bahwa era sains sebentar lagi akan segera berakhir. Sebentar lagi manusia akan mampu untuk mengetahui segala rahasia alam yang selama ini belum terungkap. Keyakinan para ilmuwan ini didasari atas proposisi yang menyatakan bahwa seluruh gaya-gaya di alam semesta hanyalah merupakan manivestasi berbeda-beda dari satu gaya fundamental yang sama. Dari sinilah mereka percaya bahwa melalui suatu perumusan teori tunggal atau teori segala hal, semua pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena-fenomena alam akan terpecahkan. Teori tunggal ini dapat merangkum seluruh hukum-hukum yang berlaku secara lokal menjadi konsep yang dapat diterima secara universal yang berlaku di segala penjuru alam semesta.

Stephen hawking dalam Aneesuddin (2000) menyatakan bahwa penemuan teori segala hal ini dapat dipahami sebagai kemenangan terbesar nalar manusia. Apabila teori yang sempurna itu bisa dirumuskan maka pertanyaan untuk apa kita dan alam semesta itu ada akan segera terjawab sehingga kita dapat memahami pemikiran Tuhan.

Revolusi Sains

Teori kuantum yang dikembangkan oleh Erwin Schrödinger dan Werner Heisenberg, serta teori relativitas khusus yang dibangun oleh Albert Einstein pada permulaan abad ke dua puluh dapat dipandang sebagai dua teori fisika yang sangat revolusioner karena telah memperkenalkan perubahan yang sangat drastis dalam konsepsi kita mengenai alam semesta beserta semua fenomena atau peristiwa yang terjadi di dalamnya. Pemakaian kedua teori ini telah terbukti sangat ampuh untuk menjelaskan berbagai masalah fisika fundamental yang belum terpecahkan sampai akhir abad kesembilan belas.

Teori kuantum dikembangkan setelah mengamati bahwa benda mikroskopik seperti atom dan molekul, mempunyai perilaku yang sangat berbeda dari perilaku benda makroskopik yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kenyataannya, perilaku sebuah benda mikroskopik selalu didasarkan pada prinsip ketakpastian (Heissenberg uncertainty principle) dan pada tafsiran kemungkinan (probability interpretation) yang sama sekali tidak berlaku untuk sebuah benda makroskopik.

Teori relativitas khusus yang diperkenalkan Einstein dibangun berdasarkan pemikiran bahwa ruang dan waktu memainkan peranan yang sama pentingnya untuk menjelaskan tiap peristiwa yang terjadi dalam alam semesta ini. Teori ini sangat sesuai digunakan untuk sebuah benda yang bergerak dengan kecepatan yang sangat besar. (Silaban, P)

Perumusan Teori Segala Hal

Teori segala hal adalah teori fisika yang berambisi untuk menyatukan seluruh gaya-gaya di alam semesta ke dalam satu penjelasan teoritis. Gaya-gaya semesta tersebut meliputi gaya elektromagnetik, gaya elektro lemah, gaya elektro kuat, dan gaya gravitasi. Teori segala hal berpusat pada proposisi yang menyatakan bahwa seluruh gaya-gaya di alam semesta hanyalah merupakan manivestasi berbeda-beda dari satu gaya fundamental yang sama.

Sejauh ini, kemajuan telah dibuat dengan menyatukan gaya elektromagnetik, gaya elektro kuat, dan gaya elektro lemah ke dalam satu teori yang disebut teori medan kuantum atau teori medan bersatu ( Grand Unified Field Theories ). (Silaban, P)
Teori medan bersatu (quantum field theory) yang merupakan gabungan dari teori kuantum dengan teori relativitas khusus telah berhasil menjelaskan banyak sekali proses yang melibatkan partikel elementer. Teori ini, yang dirumuskan sebagai sebuah teori medan gauge (gauge field theory) memungkinkan para ilmuwan fisika untuk memahami ketiga interaksi fundamental yang menentukan perilaku partikel-partikel elementer yakni, interaksi elektromagnetik (electromagnetic interaction), interaksi lemah (weak interaction) dan interaksi kuat (strong interaction). (Priambodo, 2004)

Sayangnya, upaya-upaya untuk menyatukan teori medan bersatu dengan prinsip-prinsip gravitasi selalu gagal. Kegagalan ini disebabkan karena rumusan matematis gaya gravitasi tidak bisa dipertemukan dengan prinsip-prinsip dalam ilmu mekanika kuantum (prinsip mekanika untuk materi-materi yang berada dalam ukuran sangat kecil, misalnya elektron, proton, quarks, dll). Kegagalan penyatuan gaya gravitasi dengan prinsip mekanika kuantum inilah yang selama ini menghambat perumusan teori segala hal. (Priambodo, 2004)

Gaya gravitasi, satu-satunya gaya yang belum disatukan dengan teori medan bersatu, dirumuskan oleh Albert Einstein dalam teori relativitas umum. Menurut teori tersebut, gaya gravitasi sebenarnya merupakan pendistorsian (pelengkungan) geometri ruang waktu akibat hadirnya materi dan energi. Semakin tinggi jumlah materi (massa) atau energi yang hadir, maka akan semakin terdistorsilah ruang waktu disekelilingnya.

Walaupun perumusan teori medan bersatu masih jauh dari sempurna, hanya teori inilah yang dapat menjadi pintu gerbang terdekat menuju keberhasilan perumusan teori segala hal. Yang kita butuhkan hanyalah tinggal menyatukan teori medan bersatu dengan teori gaya gravitasi.

Hasil-hasil yang sangat mengagumkan yang dicapai oleh teori medan gauge ini adalah sebagai berikut
  • Penemuan arus netral lemah (weak neutral current)
  • Penjelasan mengenai terbentuknya massa partikel elementer melalui pengrusakan simetri secara spontan (spontaneously broken symmetry).
  • Pembangunan sebuah model unifikasi dari interaksi elektromagnetik dengan interaksi lemah oleh Glashow, Weinberg dan Salam (GWS mode). Model unifikasi ini dikenal sebagai model electroweak (electroweak model).
  • Pembangunan berbagai model teory unifikasi agung (GUT – grand unified theory) yang menggabungkan ke tiga interaksi fundamendal tersebut.
  • Membuka kemungkinan untuk membangun sebuah teori medan kuantum yang menggabungkan fermion dan boson yang dikenal sebagai teori supersimetri.
  • Pembangunan model supersimetri unifikasi agung sebagai sebuah teori medan gauge lokal yang memasukkan gravitasi. Model ini dikenal sebagai model supergravitasi.
Dalam teori medan kuantum, semua partikel elementer diperlakukan sebagai sebuah benda titik. Benda titik ini menghasilkan divergensi yang sepenuhnya tidak dapat dilenyapkan. Untuk menghindari divergensi ini maka teori ini dikembangkan kedalam sebuah teori dimana partikel elementer itu dipandang bukan sebagai sebuah benda titik, tetapi sebagai sebuah dawai yang panjangnya 10-33 cm. Teori ini dinamakan teori superdawai (super string theory). Ternyata teori superdawai ini memungkinkan penggabungan medan gravitasi dengan interaksi elektromagnetik, interaksi lemah dan interaksi kuat. Karena itu, teori ini diyakini merupakan teori dari segala sesuatu (theory of everything) yang selama ini dicari para ilmuwan.

Namun demikian, sampai sekarang ini belum ada satupun teori yang betul-betul dapat diandalkan untuk menggabungkan ke empat jenis interaksi itu yakni, belum ada satu teori yang secara menyakinkan mampu menjelaskan adanya gravitasi kuantum (quantum gravity).

Teori kuantum dan teori relativitas khusus tersebut tidak memperhitungkan pengaruh medan gravitasi dalam semua proses fisika. Untuk menjelaskan pengaruh medan gravitasi itu maka pada tahun 1911, Einstein membangun sebuah teori gravitasi baru yang dinamakan teori relativitas umum (general theory of relativity).

Dalam teori relativitas khusus dan dalam teori relativitas umum, arti dari jarak di antara dua benda dalam sebuah ruang berdimensi tiga seperti yang biasanya kita pahami harus digeneralisir kedalam sebuah interval dalam sebuah ruang-waktu berdimensi empat. Interval ini dinamakan juga metrik dari ruang waktu itu karena bentuk dari interval ini ditentukan oleh komponen-komponen dari sebuah tensor metrik yang nilainya bergantung pada materi yang terdapat dalam ruang-waktu tersebut.

Dalam teori relativitas khusus, interval ruang-waktu inilah yang digunakan untuk menjelaskan mengapa sebuah jam yang bergerak akan menunjukkan waktu yang lebih lambat dibandingkan kepada waktu yang ditunjukkan oleh jam yang diam, dan mengapa sebuah tongkat yang bergerak mempunyai panjang yang lebih pendek dibandingkan kepada panjang dari tongkat itu sewaktu diam. Dalam teori relativitas umum, interval ruang-waktu itu adalah sebuah pemecahan dari persamaan medan gravitasi Einstein di luar sebuah distribusi materi. Interval dari sebuah ruang-waktu dalam teori relativitas umum selalu mempunyai sebuah singularitas. Singularitas ini mengindikasikan keberadaan sebuah benda yang sangat masif yang dinamakan lubang hitam (black hole). Benda yang berperilaku menyerupai sebuah lubang hitam tetapi dengan arah waktu yang dibalikkan (time reversed black hole) dinamakan sebuah lubang putih (white hole).

Persamaan medan gravitasi Einstein mengandung sebuah konstanta kosmologi yang sampai sekarang masih menimbulkan berbagai macam kontroversi. Teori relativitas umum inilah yang mendasari semua model kosmologi relativistik yang menjelaskan struktur dari sebuah alam semesta berskala besar. Berdasarkan sejumlah besar hasil observasi yang didapatkan sampai sekarang maka disimpulkan bahwa alam semesta ini bersifat homogen dan isotropik. Walaupun banyak sekali model kosmologi relativistik yang telah dikembangkan para ilmuwan fisika sampai sekarang, namun menurut catatan sejarah perkembangannya semua model tersebut diilhami oleh model-model kosmologi homogen yang mula-mula dibangun oleh Einstein, de Sitter dan Friedmann.

Model Kosmologi Einstein yang dikembangkan pada tahun 1916 adalah sebuah model kosmologi untuk sebuah struktur ruang waktu yang statis dan yang mempunyai kelengkungan positif yang konstan. Model ini kemudian dimodifikasi setelah Hubble menemukan bahwa alam semesta ini bukan statis tetapi terus mengembang.

Model kosmologi de Sitter yang dikembangkan pada tahun 1917 adalah sebuah model kosmologi untuk sebuah struktur ruang-waktu tanpa materi dan mempunyai kelengkungan negatif yang konstan. Perlu dicatat bahwa de Sitter adalah ilmuwan pertama yang membuktikan bahwa materi tidak diperlukan untuk menghasilkan kelengkungan dari ruang-waktu.

Model kosmologi Friedmann yang dibangun pada tahun 1922 dapat dipandang sebagai sebuah model yang berada di antara model kosmologi Einstein dan model kosmologi de Sitter.

Alam semesta yang bersifat homogen dan isotropik yang paling sering dianalisis mempunyai struktur geometri yang dinyatakan oleh metrik Robertson- Walker. Metrik ini adalah sebuah pemecahan dari persamaan medan Einstein vakum dengan memilih konstanta kosmologi yang besarnya sama dengan nol. Kelahiran alam semesta seperti ini selalu diawali oleh sebuah dentuman besar (bigbang) yang terjadi pada waktu Planck, t = 10-43 detik. Metrik ini mengandung sebuah faktor skala yang dapat digunakan untuk menghitung kecepatan ekspansi dari alam semesta yang biasanya dikenal sebagai konstanta Hubble. Metrik ini juga mengandung sebuah indeks kelengkungan yang akan menentukan apakah alam semesta itu merupakan sebuah alam semesta terbuka, alam semesta datar, atau alam semesta tertutup. Hasil-hasil perhitungan menunjukkan bahwa masingmasing alam semesta ini mempunyai umur yang ordenya 10 milyar tahun. Einstein sendiri yakin bahwa alam semesta ini adalah sebuah alam semesta yang tertutup. GUT adalah satu-satunya teori yang memungkinkan kita untuk menelusuri kembali sejarah alam semesta semenjak kelahirannya pada waktu Planck.

Pada waktu kelahiran alam semesta, besarnya temperatur adalah 1032 derajat kelvin dan segala sesuatu terdapat dalam bentuk radiasi. Pada waktu-waktu yang selanjutnya, terjadi pengrusakan simetri yang menghasilkan massa. Tabel berikut ini memperlihatkan kronologi dari peristiwa-peristiwa yang terjadi sejak kelahiran alam semesta, dan juga menunjukkan energi, temperatur dan besarnya ukuran dari alam semesta pada waktu-waktu yang bersangkutan. Hasil-hasil dalam tabel ini dihasilkan dari model kosmologi yang digabungkan dengan teori unifikasi agung (GUT = Grand Unified theory).

Teori Segala Hal Dalam Pemikiran Islam

Allah SWT Maha Mengetahui bahwa dunia akan melewati abad sains ketika segala sesuatu akan ditimbang dengan pertimbangan sains. Melalui Al Quran yang diturunkan 1400 tahun lalu, Allah menyajikan topik pembahasan mengenai sains dengan cara sedemikian rupa sehingga pengetahuan kita mengenai sains pada abad ini akan membuktikan kebenaran Al Quran. Sebagai kitab suci agama Islam, Al Quran membahas berbagai topik yang mengesankan tentang kemajuaan sains yang ternyata sesuai dengan standar-standar intelektual pada masa kini.

Namun terlepas dari itu semua, apakah usaha manusia untuk dapat mengungkap seluruh rahasia alam melalui perumusan teori tunggal ini akan benar-benar terwujud. Padahal dalam Al Quran, Allah mejelaskan :
Allah Maha Mengetahui apa yang ada di di hadapan mereka dan yang ada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui apa-apa dari Ilmu-Nya selain apa yag dikehendaki-Nya. (QS Al Baqarah : 255)

Ayat tersebut menyatakan bahwa Allah memberikan keterbatasan terhadap kemampuan pikir manusia. Pengetahuan manusia hanya mencakup segala sesuatu yang sangat terbatas dan tidak akan mampu melacak keberadaan realitas tertinggi baik melalui jalur sains maupun melalui jalur lainnya (metafisik, mistik, dll).

Hal ini juga terkait dari sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dimana ketika suatu teori dirasakan mulai menyentuh dan memberikan kejelasan kepada suatu masalah, maka akan segera muncul permasalahan-permasalahan yang lain. Teori-teori ilmiah lama telah digantikan oleh teori-teori yang lebih modern yang dilandaskan kepada premis yang sama sekali berbeda, yang berakibat pada disalahkan atau dihilangkannya prinsip-prinsip imiah sebelumnya.

Dalam upaya perumusan teori tunggal, para ilmuwan sendiri tidak terlalu yakin apakah sains akan mampu mengakhiri tugasnya dengan baik. Dengan demikian akankah segala hal di alam semesta ini dapat dijelaskan melalui satu teori yang disebut teori segala hal?