Kamis, 18 Agustus 2011

JUAL BELI DENGAN ALLAH


Kehidupan dunia dapat diibaratkan seperti pasar. Penjualnya adalah manusia dan pembelinya adalah Allah. Barang dagangan manusia adalah semua amalan dalam kehidupannya. Bagi mereka yang memiliki barang dagangan berupa amalan yang baik, maka Allah membelinya dengan memberinya surga. Bagi mereka yang memiliki barang dagangan yang tidak baik, berupa kemaksiatan dan kesyirikan, maka Allah memberinya hukuman sesuai dengan kezaliman yang dia lakukan.

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (QS. At Taubah : 111)

Dalam pasar kehidupan ini, terbentuk sebuah interaksi yang menarik dimana manusia adalah seorang yang miskin dan sangat membutuhkan suatu keuntungan dari jual beli tersebut, sedangkan di sisi yang lain, Allah adalah Maha Kaya dan Maha Mulia. Allah sama sekali tidak membutuhkan keuntungan dari kegiatan jual beli ini. Akan tetapi, sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-hambanya pasar ini diciptakan, agar manusia bisa meraih sebanyak-banyaknya keuntungan, dimana hal ini untuk kebaikan manusia itu sendiri.

Wahai hambaku!, sesungguhnya kalian sekali-kali tidak akan pernah merugikanku dan sekali-kali tidak akan pernah menguntungkanku. (HR Muslim)

Motif keuntungan yang melandasi kegiatan jual beli manusia bermacam-macam. Ada yang motif duniawi karena hanya menuruti setan dan hawa nafsu, ada yang motifnya untuk mendapatkan ridho Allah, dimana Allah akan membayarnya dengan surga. Surga dengan tingkatan-tingkatannya akan menjadi pemberian Allah kepada manusia-manusia yang bertaqwa, sesuai dengan tingkatan amalannya di dunia.

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.” (QS As-Shaaf : 10 – 13)


Dalam berjual beli dengan Allah juga ada aturan mainnya. Allah menjelaskan aturan mainnya dalam Al-Quran dan Al-Hadis, yang disampaikan melalui utusannya yaitu Rasulullah Muhammmad SAW. Nabi Muhammad adalah sebaik-baiknya pedagang yang harus dijadikan sebagai panutan bagi setiap orang yang menginginkan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dalam jual beli dengan Allah. Manusia harus melakukan perdagangannya sesuai aturan dan ketetapan Allah dan Rasulnya apabila mereka ingin menjadi pedagang yang tidak merugi.

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, (QS. Fathir : 29)

Waktu jual beli bagi manusia juga terbatas, karena kehidupan manusia dibatasi oleh kematian.
Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: “Hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan” (QS. Ibrahim : 14).

Namun ada barang dagangan yang dapat dituai hasilnya terus hingga hari kiamat, layaknya investasi yang terus berkembang. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

“Apabila seorang anak Adam meninggal, maka akan terputus amalannya kecuali tiga perkara : shadaqoh jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakan kepadanya”.


Dengan demikian marilah kita tingkatkan amal ibadah kita, baik dari sisi kuantitas dan kualitasnya, sehingga Allah SWT. tertarik untuk membeli barang dagangan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan beri komentar barupa kritik dan saran yang membangun demi kemajuan blog saya ini. Jangan malu - malu!

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.