Senin, 23 Mei 2011

MENERTAWAKAN MASA LALU


Suatu ketika, saya berbincang-bincang dengan seseorang. Dia menuturkan pengalaman masa lalunya, mulai dari masa kecil yang tidak mudah hingga sekarang telah menjadi seorang yang mapan. Dia juga menyebutkan bahwa di masa lalu dia sempat melakukan kebodohan-kebodohan. Beberapa kebodohan dia sesali dan beberapa dia tertawakan kebodohannya itu. Di sisi lain, ada juga yang menjadi suatu kenangan jenaka yang tidak pernah terlupa baginya.

Ternyata memang benar, pada suatu saat nanti kita bisa saja menertawakan diri kita sendiri di masa lalu. Dari suatu kebodohan yang pernah kita lakukan, suatu saat nanti, ketika kita telah menemukan hikmahnya, tentulah kita baru akan sadar bahwa apa yang kita lakukan di masa lalu itu adalah suatu kebodohan.

Namun, sayangnya apa yang terjadi di masa lalu tentulah tidak bisa kita perbaiki. Sikap yang bisa kita lakukan adalah untuk belajar agar apa yang akan kita lakukan di masa akan datang adalah yang lebih baik.

Selasa, 17 Mei 2011

PENYAKIT HATI


Kehidupan merupakan suatu fase dimana setiap manusia dituntut untuk selalu belajar dan mengambil pelajaran darinya. Apabila manusia bisa menerima pembelajaran yang diterimanya dengan baik, maka akan bertambahlah tingkat keimanannya dan semakin diangkatlah dia oleh Allah pada derajat yang lebih tinggi.

Karenanya, cara belajar yang sesungguhnya dari kehidupan hanya bisa dilakukan melalui metode learning by doing. Setiap insan manusia, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, akan manjalani setiap fase kehidupan, yang dapat berupa kesulitan atau kemudahan. Dari sini dia akan mendapatkan pembelajaran. Selanjutnya adalah tergantung dari manusia itu sendiri dalam menyikapinya.

Namun sayangnya tidak semua manusia mampu mengambil pelajaran dari kehidupannya. Ketidakmampuan manusia mengambil pelajaran adalah karena di dalam hatinya terdapat penyakit hati. Iri, dengki, hasut, sombong, riya', berprasangka buruk merupakan beberapa bentuk penyakit hati yang lumrah menjangkiti hati setiap insan manusia. Menjadi sesuatu hal yang lumrah karena setan memang sengaja menanamkan sejumlah penyakit hati ini ke dalam setiap dada manusia. Setan menjadikan penyakit hati ini sebagai sumber atau modal bagi mereka untuk memulai segala godaan yang akan menjerumuskan umat manusia pada kemungkaran.

Semakin manusia tidak mau mengambil pelajaran, semakin penyakit hatinya bertambah menjadi-jadi. Dan begitu pula sebaliknya, apabila semakin parah penyakit hati yang dideritanya, semakin sulit pula manusia mampu mengambil pelajaran. Hal ini berujung pada kehidupan yang selalu tidak tenang, cemas, dan khawatir. Dalam kondisi seperti ini dia pun akan cenderung pula menganiaya atau menzalimi orang lain di sekitarnya.

Dengan demikian, agar setiap manusia bisa lebih mudah meresapi nilai-nilai dari pelajaran kehidupan, setiap manusia harus mengikis sedikit demi sedikit penyakit hati yang bersarang di dalam dada. Caranya adalah dengan melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya. Manusia harus menjalankan semua aspek kehidupanya dengan dilandaskan pada syariat, yang telah dituliskan dalam Al-Quran dan Al Hadis. Setiap insan manusia yang mengaku sebagai hamba Allah harus melandaskan kehidupannya dengan nafas-nafas syariat, baik dalam keadaan terpaksa maupun dengan suka rela (ikhlas).

Dalam syariat telah dijelaskan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan, apa yang dilarang dan apa yang wajib dilakukan. Para alim ulama yang memfatwakan suatu hukum adalah juga wajib diikuti karena mereka merumuskan fatwanya pada Al-Quran dan Al-Hadis.

Dalam syariat, apa yang diperintahkan kepada manusia dapat disebut sebagai ibadah. Ibadah dapat berupa ibadah vertikal (ditujukan kepada Allah), maupun yang sifatnya horisontal (ibadah yang berorientasi kepada sesama mahluk). Shalat, puasa, haji, merupakan beberapa contoh bentuk ibadah vertikal. Sedangkan sedekah, memelihara anak yatim, merawat orang tua, merupakan beberapa bentuk ibadah horisontal.

Semua ibadah ini apabila dilakukan dengan penuh keikhlasan, Insya Allah akan bisa membebaskan manusia dari penyakit hati.
Al Quran Surat Yunus ayat 57: Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.

Ujian dari Allah yang datang silih berganti bahkan bertubi-tubi justru akan menambah keimanan para wali Allah. Sekalipun awalnya semua ibadah dilakukan dengan terpaksa, pada akhirnya apabila kita telah meraih hikmah dibaliknya, kita akan memahami bahwa setiap perintah Allah dan Rasulnya adalah untuk kebaikan manusia itu sendiri.

Al Quran surat Al Baqarah ayat 269: Allah menganugrahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur'an dan As Sunah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).

Dengan demikian, marilah kita bersama-sama bebaskan diri kita dari penyakit-penyakit hati, hilangkan prasangka buruk, hilangkan iri, dengki, hasut, termasuk di dalamnya membicarakan orang lain (nge-gosip). Apabila setiap dari kita telah mampu menghilangkan penyakit hati, maka ukhuwah islamiyah akan terbentuk dan umat ini akan bisa mencapai kembali kejayaannya.

Minggu, 15 Mei 2011

BIDADARI DI SURGA


Di dalam Al-Quran dan sejumlah Hadis selalu disebutkan bahwa bidadari-bidadari akan menjadi teman hidup orang yang beriman di surga nanti. Tidak bisa dibayangkan, seperti apa penampakan bidadari-bidadari yang disediakan oleh Allah untuk para penghuni surga ini. Apakah tidak diturunkan satu saja ke dunia ini, sehingga umat ini menjadi semakin semangat beribadahnya. Daripada hanya membayangkan yang hanya akan menyia-nyiakan waktu, lebih baik kita cari tahu seperti apa sifat bidadari seperti yang digambarkan dalam Al Quran dan Al Hadis.

Pertama, adalah mengenai penciptaannya. Bidadari diciptakan oleh Allah secara langsung dari bahan-bahan pilihan.

Di dalam Surat Al Waqiah ayat 35 disebutkan: "Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung,"

Bahan baku yang digunakan sebagai penciptaan para bidadari adalah wangi-wangian dan segala sesuatu yang menyenangkan hati.

Di dalam kitab Daqoiqul Akbar Fii Dzikril Jannati Wan-Nar karya Imam Abdirrahim bin Ahmad Al-Qadhiy disebutkan : Rasulullah Muhammad SAW bersabda, “ALLAH SWT menciptakan wajah bidadari dari empat warna, yaitu putih, hijau, kuning, dan merah. ALLAH menciptakan tubuhnya dari minyak Za’faran, misik, anbar, dan kafur. Rambutnya dari sutra yang halus. Mulai dari jari-jari kakinya sampai ke lututnya dari Za’faran dan wewangian. Dari lutut sampai payudara dari misik. Dari payudara sampai lehernya dari Anbar, Dan dari leher sampai kepalanya terbuat dari Kafur. Seandainya bidadari itu meludah sekali di dunia, maka jadilah semua air di dunia Kasturi. Di dadanya tertulis nama suaminya dan nama-nama ALLAH SWT. Pada setiap tangan dari kedua tangannya terdapat sepuluh gelang dari emas, sedangkan pada jari-jarinya terdapat sepuluh cincin, dan pada kedua kakinya terdapat sepuluh binggal(gelang kaki) dari Jauhar dan permata.”

Riwayat Ibnu Abbas r.a : Rasulullah Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat bidadari-bidadari. Dikatakan kepadanya, namanya ‘Aina’, ia diciptakan dari empat unsur, yaitu : misik, kafur, anbar, dan za’faran. Seluruh bidadari-bidadari itu sangat merindukan suami-suami mereka. Andai sekali saja bidadari-bidadari itu meludah di dunia maka tawarlah lautan tersebut lantaran ludahnya. Tertulis pada tengkuknya:”Barangsiapa yang suka akan dirinya seperti aku, maka beramal dengan ketaatan kepada Tuhannya”

Selain diciptakan dari bahan-bahan pilihan, bidadari-bidadari ini juga di-setting memiliki perangai yang menyenangkan, lemah lembut, dan tidak jahat. Mereka merupakan mahluk yang suci dan terjaga, dimana belum pernah disentuh oleh manusia ataupun jin.

Dalam Surat Ar Rahman ayat 56 disebutkan: "Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin."

Keelokan dari bidadari melebihi keelokan dunia dan segala isinya.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra. : Nabi Muhammad Saw pernah bersabda, "seandainya bidadari dari surga menampakkan dirinya kepada penduduk dunia, cahaya tubuhnya akan berpendaran meliputi ruang antara langit dan bumi, dan kerudung rambutnya lebih elok daripada dunia dan segala isinya".

Keelokan dari perawakan bidadari ternyata juga membuat malaikat Jibril terpesona.
Riwayat Ibnu Mas’ud r.a : Rasulullah Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya ketika ALLAH menciptakan surga ‘Adn, Dia memanggil malaikat Jibril, berangkatlah engkau ke surga ‘Adn dan lihatlah apa yang telah aku ciptakan untuk hamba-hambaKu dan wali-waliKu. Maka berangkatlah Jibril ke surga ‘Adn dan mengelilingi surga tersebut. Maka salah seorang bidadari dari penghuni istana-istana surga yang masih perawan dan matanya bersinar-sinar memuliakannya, lalu bidadari itu tersenyum pada malaikat Jibril, maka menjadi teranglah surga ‘Adn karena gigi-giginya. Lalu malaikat Jibril bersujud, ia menyangka cahaya itu berasal dari Nur Tuhan Yang Maha Mulia. Maka bidadari itu memanggil malaikat Jibril, “Wahai makhluk yang dipercaya ALLAH SWT, tahukah engkau untuk siapa aku diciptakan?” ucap bidadari jelita itu. “Tidak,” jawab malaikat Jibril. “Sesungguhnya aku ini diciptakan oleh ALLAH SWT untuk orang yang memilih ridha ALLAH SWT dari pada mengumbar hawa nafsunya,” ungkap bidadari itu.”

Pertanyaan mengenai bidadari dan wanita-wanita di dunia pernah dilontarkan oleh salah seorang sahabat, yaitu Ummu Salamah. Imam Ath-Thabrany mengisahkan perbincangan antara Ummu Salamah dengan Nabi Muhammad SAW mengenai bidadari dalam Hadis yang diriwayatkan dari Ummu Salamah. Berikut perbincangan tersebut:

"Wahai, Rasulullah, jelaskanlah kepadaku firman Allah tentang bidadari-bidadari yang bermata jeli?" Beliau menjawab, "Bidadari yang kulitnya putih, matanya jeli dan lebar, serta rambutnya berkilau seperti sayap burung nasar."

"Lalu, bagaimana tentang firman Allah, 'Laksana mutiara yang tersimpan baik'." (QS Alwaqi'ah [56]: 23). Jawabnya, "Kebeningannya seperti mutiara di kedalaman lautan yang tidak pernah tersentuh tangan manusia."

"Jelaskan lagi kepadaku firman Allah, 'Di dalam surga-surga itu, ada bidadari-bidadari yang baik-baik dan lagi cantik-cantik'." (QS Arrahman [55]: 70). Beliau menjawab, "Akhlaknya baik dan wajahnya cantik jelita."

Saya berkata lagi, "Jelaskanlah firman Allah, 'Seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik'." (QS Ashshaffat [37]: 49). Beliau menjawab, "Kelembutannya seperti kelembutan kulit yang ada di bagian dalam telur dan terlindung kulit telur bagian luar."

"Manakah yang lebih utama, wanita dunia atau bidadari yang bermata jeli?" Rasulullah berkata, "Wanita-wanita dunia lebih utama dari bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak dengan apa yang tak tampak."

"Karena apa wanita dunia lebih utama dari mereka?" Beliau menjawab, "Karena, shalat, puasa, dan ibadah mereka. Sehingga, Allah meletakkan cahaya di wajah mereka. Tubuh mereka seperti kain sutra, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara, dan sisirnya terbuat dari emas."

Sungguh indah gambaran Nabi SAW tentang bidadari. Namun, wanita di dunia yang taat kepada Allah dan Rasulnya ternyata lebih tinggi derajatnya daripada para bidadari di surga nanti.

Bagi wanita-wanita yang ingin mencapai derajat yang tinggi di Surga kelak, tentunya mereka harus berusaha dengan sungguh-sungguh. Mereka harus senantiasa mencintai Allah dan Rasulullah melebihi apa pun. Yang diperintahkan ia kerjakan dan yang dilarang ia tinggalkan. Kepada orang tua ia berbakti dan dengan sesama mau hidup berbagi (sedekah).

Sementara itu, setiap wanita juga harus taat kepada suami dalam kebenaran, diantaranya tampil menyenangkan di hadapan suami serta menjaga kehormatan diri termasuk menjaga aurat. Mereka harus pandai menjaga dan mengurus anak-anak, dan harta suami. Selain itu, para istri tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang menyakiti suami seperti berjalan dan berkhalwat dengan lelaki yang bukan mahram dan menyalahgunakan kepercayaan suami.

Wanita yang soleha tentunya akan selalu mengusahakan segalanya, baik niat, tutur kata, dan perbuatannya untuk selalu dalam kebaikan. Wanita yang selalu menjaga dirinya di jalan Allah dan RasulNya tentu saja Allah akan menjaganya dan akan memberikan kedudukan yang tinggi di surga nanti. Insya Allah.

Minggu, 17 April 2011

MENYIKAPI COBAAN HIDUP


Dalam kehidupan yang kita jalani, ada kalanya kita akan mendapatkan suatu kesulitan, kesusahan, atau suatu kekhawatiran. Kita menyebut semuanya itu sebagai suatu cobaan atau ujian. Cobaan selalu datang silih berganti, tanpa henti-hentinya selalu berupaya membuat kita semakin jauh dari Islam.

Sementara itu, kita memandang kehidupan orang-orang di luar Islam, nampak selalu dilimpahi kecukupan dan kemewahan. Kelihatannya, secara sekilas, mereka sama sekali tidak tersentuh oleh cobaan berat seperti yang dialami kaum muslimin.

Satu hal yang perlu kita renungkan dalam menyikapi setiap cobaan yang menerpa kita adalah dengan mengetahui dan memahami apa dan mengapa cobaan itu selalu menghampiri kita. Hal ini tidak lain adalah karena Allah berkehendak untuk meningkatkan derajat kita, dan membebaskan kita dari dosa-dosa yang pernah kita lakukan.
Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya kebaikan dan menghapus darinya dosa. (HR. Bukhari)

Apabila Aku menguji hambaKu dengan membutakan kedua matanya dan dia bersabar maka Aku ganti kedua matanya dengan surga. (HR. Ahmad)

Tiada seorang mukmin ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampai pun duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya. (HR. Bukhari)

Apabila kita mendapatkan suatu cobaan, yakinlah bahwa hal itu karena Allah masih sayang kepada kita dan menginginkan kita untuk naik ke tingkat atau derajat yang lebih tinggi dari sebelumnya. Seperti halnya bersekolah, untuk bisa naik kelas, kita harus melalui terlebih dahulu serangkaian ujian.
Apabila Allah menyenangi hamba maka dia diuji agar Allah mendengar permohonannya (kerendahan dirinya). (HR. Al-Baihaqi)

Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya maka Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu. (HR. Ath-Thabrani)

Setiap mukmin, sekalipun ia bersembunyi di tempat yang terpencil, dia akan selalu didatangi oleh cobaan. Tidak ada tempat bersembunyi untuk menghindari cobaan.
Seorang mukmin meskipun dia masuk ke dalam lobang biawak, Allah akan menentukan baginya orang yang mengganggunya. (HR. Al Bazzaar).

Tingkat cobaan yang diterima oleh sesorang akan disesuaikan dengan kemampuannya. Jadi, tidak alasan untuk menyerah pada cobaan hidup, apalagi sampai berpaling dari Allah. Setiap cobaan telah tertentu kadarnya sesuai dengan kemampuan kita.
Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, “Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya?” Nabi Saw menjawab, “Para nabi kemudian yang meniru (menyerupai) cara hidup mereka dan yang meniru (menyerupai) cara hidup mereka. Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau agamanya tipis (lemah) dia diuji sesuai dengan itu (ringan) dan bila imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa. (HR. Bukhari)

Dengan menguji setiap mukmin, Allah akan mengetahui yang mana diantara hamba-hambanya yang benar-benar beriman, dan mana yang munafik.
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.
(Ali Imron : 142)

Allah menguji hambaNya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang menguji kemurnian emas dengan api (pembakaran). Ada yang ke luar emas murni. Itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada juga yang kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu ragu. Ada yang ke luar seperti emas hitam dan itu yang memang ditimpa fitnah (musibah). (HR. Ath-Thabrani).

Ketika ditimpa suatu musibah, janganlah kita selalu berkeluh-kesah, apalagi dengan mengeluhkannya kepada orang lain. Dengan bersabar dan tetap yakin kepada Allah, Insya Allah kita akan dapat menghadapi semua cobaan dengan lancar dan sukses.
Barangsiapa ditimpa musibah dalam hartanya atau pada dirinya lalu dirahasiakannya dan tidak dikeluhkannya kepada siapapun maka menjadi hak atas Allah untuk mengampuninya. (HR. Ath-Thabrani)

Dalam suatu tingkatan keimanan yang tinggi, dan benar-benar yakin kepada Allah dan Rasulnya, seorang muttaqin akan selalu senang dan bersyukur terhadap segala sesuatu yang menimpanya. Ketika dia ditimpa suatu cobaan, dia akan meyakini bahwa ini merupakan kesempatan bagi dia untuk bisa naik derajatnya dan bisa lebih dekat kepada Allah.
Salah seorang dari mereka lebih senang mengalami ujian dan cobaan daripada seorang dari kamu (senang) menerima pemberian. (HR. Abu Ya’la)

Sabtu, 16 April 2011

EVALUASI PENERAPAN ON-STREAM INSPECTION SEBAGAI PENGGANTI INTERNAL INSPECTION BERDASARKAN API STANDARD 510


American Petroleum Institute (API) merilis API Standard 510 (2006) dimana dalam section 6.5.1.1, dinyatakan bahwa suatu peralatan bejana tekan harus diinspeksi secara internal maksimal setiap 10 tahun, atau pada saat umur bejana tekan tersebut telah mencapai setengah dari sisa umur pakainya. Tujuan dari pelaksanaan inspeksi internal adalah menemukan indikasi kerusakan yang tidak bisa ditemukan melalui kegiatan monitoring reguler pada Corrosion Monitoring Locations (CMLs) eksternal. Ketentuan ini berlaku apabila tidak ada ketentuan khusus dari penerapan Risk Based Inspection (RBI) terhadap bejana tekan tersebut.

Suatu perusahaan Migas atau petrokimia tentunya memiliki sejumlah bejana tekan yang terdapat di dalam fasilitas pemprosesannya. Inspeksi internal diprogramkan untuk dilakukan terhadap bejana tekan – bejana tekan tersebut dengan didasarkan pada ketentuan yang ada dalam program RBI, atau dengan metode yang lain, yaitu yang didasarkan pada hasil analisa data historis. Dalam metode historis, hasil inspeksi dari suatu bejana tekan yang pernah diinspeksi internal kemudian dijadikan acuan dalam menentukan interval inspeksi internal dan metode inspeksi bejana tekan yang akan digunakan.

API Standard 510 memberikan suatu alternatif dimana disebutkan bahwa metode inspeksi internal dapat digantikan dengan metode inspeksi on-stream apabila bejana tekan tersebut memenuhi sejumlah persyaratan. Persyaratan tersebut diantaranya ialah mengenai ada atau tidaknya akses untuk melakukan inspeksi internal, nilai laju korosi, sisa umur masa pakai (remaining life), lama beroperasi bejana tekan, potensi terjadinya creep, potensi terjadinya hydogen damage dan stress corrosion cracking (SCC), dan juga mengenai ada atau tidaknya lining internal pada bejana tekan.

Dalam area pemprosesan di suatu perusahaan Migas dan petrokimia, terdapat sejumlah bejana tekan yang belum pernah diinspeksi internal, sehingga dalam hal ini perlu dilakukan analisa apakah inspeksi on-stream dapat diterapkan sebagai pengganti inspeksi internal atau tidak. Hal ini menjadi sangat penting mengingat kegiatan inspeksi internal memiliki keterbatasan – keterbatasan, diantaranya adalah waktu pelaksanaan yang tidak fleksibel, pertimbangan aspek Safety, Health, and Environment (SHE), dan juga biaya yang hilang sebagai konsekuensi peralatan yang harus berhenti beroperasi agar inspeksi internal dapat dilaksanakan.

Salah satu jenis peralatan yang ada di area kilang adalah bejana tekan. Dalam ASME section VIII division 1 (2007) disebutkan bahwa bejana tekan adalah sebuah kolom/ kontainer yang bertindak sebagai penahan tekanan, baik tekanan secara internal atau eksternal. Tekanan yang dimaksud bisa berasal dari suatu sumber eksternal, atau karena adanya aplikasi panas secara langsung atau tak langsung, atau dari kombinasi sumber – sumber tekanan tersebut. Jangkauan tekanan suatu bejana tekan harus lebih besar dari 15 psi dan lebih kecil atau sama dengan 3000 psi (15 psi < P ≤ 3000 psi). Seperti yang telah disebutkan pada paragraf di atas, API Standard 510 (2006), khususnya pada section 6.5.1.1, menyatakan bahwa semua bejana tekan harus diinspeksi internal setiap 10 tahun semenjak dioperasikan atau ketika umur yang tersisa dari bejana tekan tersebut telah mencapai setengah dari sisa umurnya (remaining life). Apabila nilai setengah sisa umur suatu bejana tekan lebih kecil dari 10 tahun, maka periode waktu ini yang dijadikan sebagai referensi waktu pelaksanaan inspeksi internal. Ketentuan – ketentuan tersebut berlaku selama tidak ada ketentuan yang secara khusus diatur dalam program RBI mengenai interval inspeksi internal. Dalam lingkungan area kilang, sejumlah bejana tekan yang pernah diinspeksi internal, kemudian ditentukan interval inspeksi internalnya dalam program RBI berdasarkan nilai criticality bejana tekan. Nilai criticality diperoleh dari pertimbangan terhadap nilai resiko atau consequence of failure (CoF) dan seberapa besar kemungkinan kegagalan bejana tekan dapat terjadi atau probability of failure (PoF). Interval inspeksi internal suatu bejana tekan juga dapat ditentukan berdasarkan pertimbangan terhadap data historis mengenai kegiatan inspeksi internal yang sebelumnya pernah dilakukan terhadap bejana tekan tersebut. Data historis dari bejana tekan lainnya yang memiliki karakteristik yang dapat dipandang sama, baik dari sisi material, servis, dan kondisi operasinya, juga dapat dijadikan sebagai referensi penentuan interval inspeksi internal. API Standard 510, khususnya pada section 6.5.2.1 memberikan suatu alternatif, yang menyebutkan bahwa pelaksanaan inspeksi internal dapat digantikan dengan inspeksi on-stream. Hal ini dapat dilakukan apabila suatu bejana tekan memenuhi sejumlah persyaratan berikut: a. Ukuran atau konfigurasi komponen – komponen bejana tekan menjadikan bejana tekan tersebut sulit diakses untuk kepentingan pelaksanaan inspeksi internal. b. Konfigurasi komponen – komponen dari bejana tekan memungkinkan diakses untuk kepentingan inspeksi internal, namun semua kondisi di bawah ini terpenuhi:

  1. Laju korosi dari bejana tekan diketahui kurang dari 0,005 in (0,125 mm) per tahun.



  2. Umur bejana tekan yang tersisa lebih besar dari 10 tahun.
  3. Karakter korosi dari isi bejana tekan, termasuk efek dari komponen – komponen pengotor, telah ditentukan minimal selama lima tahun masa operasi dengan servis operasi yang sama.


  4. Tidak terdapat kondisi yang menimbulkan pertanyaan yang ditemukan selama inspeksi eksternal dilakukan.


  5. Temperatur operasi dari shell baja bejana tekan tidak melebihi batas temperatur terendah yang dapat memicu terjadinya creep dari material bejana tekan.


  6. Material bejana tekan tidak memilki potensi untuk mengalami enviromental cracking atau hydrogen damage yang disebabkan jenis fluida yang sedang diproses.


  7. Bejana tekan tidak mempunyai lining yang terikat secara tak terintegrasi, seperti strip lining atau plate lining.



Beberapa ketentuan tambahan dan dasar – dasar pertimbangan mengenai substitusi metode inspeksi internal dengan inspeksi on-stream, dijelaskan juga dalam API Standard 510 section 6.5.2.2 hingga 6.5.2.4 yaitu sebagai berikut:

6.5.2.2. Inspeksi on-stream dapat diterapkan apabila penilaian RBI menentukan bahwa nilai resiko dari kegagalan bejana tekan cukup rendah dan nilai efektifitas teknik Non Destructive Examination (NDE) cukup memuaskan dalam memprediksi mekanisme kerusakan. Penilaian ini seharusnya juga memasukkan review mengenai kondisi proses pada masa lalu dan seperti apa kondisi proses pada masa yang akan datang.

6.5.2.3. Ketika terhadap suatu bejana tekan dilakukan inspeksi internal, maka hasil dari inspeksi tersebut dapat digunakan untuk menentukan apakah inspeksi on-stream dapat digunakan untuk menggantikan inspeksi internal pada bejana tekan yang sejenis yang beroperasi dalam servis dan kondisi yang sama atau sejenis.

6.5.2.4. Pada saat inspeksi on-stream telah diputuskan akan dilakukan, maka tipe NDE yang akan digunakan harus direncanakan secara spesifik dalam perencanaan inspeksi. Hal ini dapat meliputi pengukuran ketebalan dengan menggunakan Ultra Sonic Testing (UT), radiografi, atau metode NDE lainnya yang cocok untuk mengukur ketebalan plat logam dan atau untuk memberikan penilaian terhadap integritas dari elemen pembatas tekanan (misalnya dinding bejana tekan dan daerah lasan). Pada pelaksanaan inspeksi on-stream, inspektor harus diberikan akses yang cukup kepada semua bagian dari struktur bejana tekan (head, shell, dan nozzle) sehingga sebuah penilaian yang akurat dari kondisi bejana tekan dapat dibuat.

Substitusi metode inspeksi internal dengan metode inspeksi on-stream menjadi sangat penting mengingat pelaksanaan kegiatan inspeksi internal memiliki beberapa keterbatasan diantaranya:

a. Hanya bisa dilakukan pada saat bejana tekan tidak beroperasi. Ini berarti pelaksanaan inspeksi hanya bisa dilakukan pada saat Process Train berstatus shut down (tidak beroperasi). Oleh kerena itu, waktu pelaksanaan inspeksi menjadi tidak fleksibel dan sangat tergantung pada jadwal shut down.

b. Adanya kapasitas produksi yang hilang karena kegiatan operasi suatu bejana tekan harus dihentikan. Lebih jauh lagi, penghentian operasi suatu bejana tekan bisa berarti penghentian semua proses operasi dan produksi suatu unit produksi.

c. Membutuhkan biaya inspeksi dan maintenance yang relatif lebih banyak.

d. Aspek Safety, Health, and Environment (SHE) merupakan pertimbangan yang juga perlu diperhatikan. Secara umum pelaksanaan kegiatan inspeksi di dalam suatu bejana tekan yang merupakan kegiatan di ruang terbatas akan lebih beresiko dibandingkan pengerjaan inspeksi yang dilakukan dari luar bejana tekan.

Dengan demikian, alternatif yang diberikan API Standard 510, khususnya pada section 6.5.2, perlu dipertimbangkan untuk diterapkan. Penerapan inspeksi on-stream sebagai pengganti inspeksi internal bisa memberikan suatu keuntungan operasional dan finansial, serta jaminan yang lebih baik terhadap SHE (Safety, Health, and Environment).

MAGNET DAN BAJA


Membedakan suatu material apakah masuk ke dalam kelompok baja tahan karat (stainless steel) atau baja karbon (carbon steel) biasa bisa dilakukan dengan memanfaatkan magnet. Fase ferritic dari suatu baja, karena memiliki permeabilitas yang tinggi, akan menjadi elemen yang tertarik pada magnet. Sedangkan fase austenit memiliki sifat tidak tertarik pada magnet.

Dengan demikian, baja (carbon steel) yang pada umumnya memiliki fase ferritic (pada temperatur ruangan), akan tertarik pada magnet. Begitu pula halnya dengan cast iron. Hanya kelompok stainless steel berfase austenitic yang tidak tertarik pada magnet.

Namun perlu juga untuk diketahui diketahui sifat atau reaksi baja tahan karat terhadap magnet sebagai berikut, karena tidak semua stainless steel memiliki sifat tidak tertarik pada magnet.

Austenitic Stainless Steel
Jenis baja tahan karat ini memiliki sifat tidak tertarik pada magnet dikarenakan fase austenitic-nya yang memiliki sifat permeabilitas yang rendah. Contoh material austenitic adalah tipe 302, 303, 304, 316 dan 316L.

Pengerjaan cold work pada baja austenitic dapat meningkatkan nilai permeabilitas dikarenakan ada transformasi fase austenitic ke martensitic yang bersifat ferromagentik, sehingga dapat merubah sifat ketertarikannya pada magnet yang sebelumnya tidak tertarik menjadi tertarik pada magnet.

Ferritic Stainless Steel
Jenis baja tahan karat ferritic memiliki sifat ketertarikan pada magnet. Contoh ferritic stainless steel adalah Type 430F solenoid quality, Type 430FR solenoid quality, dan Type 446.

Martensitic Stainelss Steel
Semua stainless steel martensitic dan sebagian besar hardenable stainelss steel memiliki sifat ferromagentic. Contoh dari material martensitic stainless stell adalah Type 410, 416, 420, 440B, dan 17-4.

KLASIFIKASI MATERIAL


Material solid secara umum dibagi ke dalam lima jenis, yaitu logam, keramik, polimer, semikonduktor dan komposit. Apabila pengklasifikasiannya didasarkan pada jenis ikatan antar atomnya, maka hanya akan terdapat material – material yang termasuk ke dalam kelompok logam, keramik, dan polimer. Apabila klasifikasi material ditinjau dari kemampuan konduktivitasnya maka akan terdapat tambahan: golongan material semikonduktor. Ditinjau dari segi struktur, terdapat jenis material tambahan yaitu material komposit.

Logam
Material – material dalam kelompok ini disusun oleh satu atau lebih unsur logam (misalnya besi, alumunium, tembaga, titanium, emas, dan nikel), dan juga seringkali mengandung unsur non logam (misalnya karbon, nitrogen dan oksigen) dalam jumlah yang relatif kecil. Atom – atom pada logam dan paduannya mempunyai ciri – ciri tersusun secara sangat teratur, dan apabila dibandingkan dengan keramik dan polimer susunan antar atom – atomnya cenderung lebih rapat. Karakteristik susunan antar atomnya yang khas ini, kemudian disebut sebagai ikatan logam. Material logam memiliki nilai elektron bebas yang tinggi, dimana berarti terdapat sejumlah besar elektron yang tidak terikat pada inti atom sehingga bisa bergerak bebas. Sifat – sifat dari material logam yang khas ini dapat dijelaskan melalui karakterisitik elektronnya tersebut. Yang paling utama, yaitu apabila diamati dari sifat logam yang merupakan penghantar listrik dan panas yang baik. Selain itu susunan atom material logam yang teratur membuatnya tidak mampu ditembus oleh cahaya sehingga tidak tembus pandang seperti halnya kaca. Permukaan material logam akan mengkilap apabila dipoles. Sebagai tambahan, beberapa jenis logam (Fe, Co, Ni) juga memiliki sifat magnetik yang kuat.

Mengenai sifat mekaniknya, material logam cenderung bersifat cukup kaku dan kuat, ulet (ductile = dapat mengalami deformasi atau perubahan bentuk tanpa mengalami patah) sehingga punya kemampuan mampu dibentuk (formability) yang baik (misalnya melalui penempaan, pengerolan, dll), dan mampu menerima pembebanan secara tiba – tiba tanpa mengalami patah (shock resistance). Sifat – sifat tersebut membuat logam mempunyai jangkauan aplikasi yang sangat luas dalam dunia industri hingga saat ini.

Keramik
Keramik merupakan perpaduan antara unsur – unsur logam dan non logam yang kemudian membentuk suatu senyawa yang umumnya termasuk ke dalam jenis oksida, nitride, dan karbida. Sebagai contoh, beberapa keramik yang umumnya dikenal yaitu alumunium oksida (alumina atau Al2O3), silicon dioksida (silika atau SiO2), silicon karbida (SiC), silikon nitride (Si3N4). Sebagai tambahan, juga terdapat beberapa material keramik yang termasuk ke dalam kelompok keramik tradisional seperti mineral – mineral, lempung, cement, batu bata, dan kaca. Grafit dan intan juga dimasukkan ke dalam kelompok keramik.

Keramik biasanya dihubungkan dengan istilah “ikatan campuran”-sebuah kombinasi dari ikatan kovalen, ionic, dan terkadang metalik. Terdiri dari deretan atom – atom yang saling berhubungan satu sama lain, dan tidak ada molekul yang terpisah. Karakteristik ini membedakan keramik dari padatan molekular, seperti kristal iodine (tersusun dari molekul I2 yang terpisah) dan paraffin wax (tersusun oleh rantai panjang molekul alkana). Selain itu es, dimana tersusun dari molekul terpisah H2O, juga termasuk ke dalam kelompok ini walaupun memiliki perilaku seperti keramik.

Sifat mekanik dari material keramik adalah kaku, kuat dan sangat getas (brittle),

Polimer
Polimer merupakan molekul makro yang dibentuk oleh atom – atom yang terikat secara kovalen membentuk suatu satuan molekul yang disebut mer, dan kemudian satuan molekul ini tersambung dengan kelompok – kelompok mer sejenis yang lain, membentuk suatu rantai yang panjang dan berulang. Sebagian besar polimer merupakan senyawa organik berbasis karbon, hydrogen, dan unsur – unsur non metal lainnya seperti sulfur/belerang (S) dan klorin (Cl). Karakteristik Ikatan antar rantai molekul polimer sangat mempengaruhi karakteristiknya. Struktur cross linking (ikatan silang) dari rantai polimer merupakan kunci dari proses vulkanisasi yang dapat mengubah karet alam yang awalnya belum memiliki fungsi aplikasi menjadi produk yang berguna dalam ekhidupan sehari – hari seperti misalnya ban mobil yang membuat bepergian dengan sepeda menjadi lebih nyaman. Istilah polimer dan plastik seringkali dipertukarkan. Padahal sebenarnya, plastik merupakan kombinasi dari polimer – polimer yang biasanya juga diberi bahan tambahan lain untuk memenuhi kemampuan dan penampilan yang diinginkan.

Semikonduktor
Semikonduktor merupakan satu-satunya kelas material yang dibedakan berdasarkan sifatnya. Material ini biasanya didefinisikan sebagai material yang memiliki konduktivitas listrik pertengahan, antara konduktor yang baik dan insulator. Konduktivitasnya sangat tergantung dari banyak sedikitnya jumlah bahan pengotor/tambahan pada bahan yang mana hal inilah yang menjadi kunci pembuatan produk IC (integrated circuit).

Jumat, 15 April 2011

KONVERSI NILAI HARDNESS KE STRENGTH


Konversi nilai Hardness ke Tensile Strength dapat dilakukan berdasarkan rumus berikut:

Dari rumus di atas kita perlu melakukan konversi terlebih dahulu nilai hardness yang tidak dalam satuan Brinnel ke dalam bentuk satuan Brinnel (HB). Konversi antar satuan hardness ini dapat dilihat di ASM Handbook Volume 8, Mechanical Testing and Evaluation.

Untuk bisa mengatahui secara praktis konversi nilai hardness ke tensile strength, dapat dikunjungi situs-situs berikut:

Pada situs tersebut telah disediakan sistem javascript, dimana Anda tinggal memasukkan data hardness yang telah Anda dapatkan, tekan Enter, lalu nilai tensile strength secara otomatis akan muncul.

Untuk referensi konversi nilai hardness ke tensile strength dalam bentuk tabel bisa dilihat di: http://www.onlinemetals.com/hardness.cfm

PENGANTAR ILMU DAN TEKNOLOGI MATERIAL


Adakalanya, akan lebih memudahkan apabila membagi disiplin ilmu dan terknologi material ke dalam dua sub divisi, yaitu ilmu material (material science) pada satu sisi, dan teknologi material (material engineering) pada sisi yang lain. Bidang keilmuan material (material science) mencakup investigasi mengenai keberadaan hubungan antara struktur material dengan sifatnya. Sedangkan, teknologi material (material engineering), dengan didasarkan pada hubungan antara struktur material dengan sifatnya tersebut, merupakan upaya merancang dan memanipulasi struktur material guna menghasilkan suatu produk material dengan sifat – sifat tertentu.

Apabila dilihat dari perspektif fungsional, secara sederhana, peranan ilmuwan material adalah untuk mengembangkan dan mensintesa material – material baru, sedangkan teknisi material punya andil dalam menciptakan produk atau sistem baru dengan menggunakan material yang telah tersedia atau mengembangkan teknik – teknik pegolahan material. Hal yang kemudian juga menjadi bagian penting dari bidang ini adalah istilah “struktur” dan “sifat material”.

“Struktur” material bisa memiliki berbagai definisi. Akan tetapi, pada dasarnya, “strukktur” selalu berhubungan dengan susunan komponen – komponen internal material. Dalam konteks ini, pengertian struktur akan berbeda – beda tergantung pada level ukuran komponen material yang diacu. Struktur pada level sub atomik, dikenalkan sebagai berbagai karakteristik elektron di dalam suatu atom secara individu, serta interaksi dengan nukleusnya (pusat atom). Pada level atomik, struktur dijelaskan sebagai atom – atom atau molekul – molekul yang membentuk kelompok secara relatif antara satu dengan yang lainnya. Pada tingkatan pengertian struktur yang lebih tinggi, struktur merupakan pengelompokan dari kelompok atom – atom atau molekul – molekul, dalam skala besar yang kemudian disebut sebagai skala mikroskopis. Kegiatan – kegiatan struktur material pada level ini dapat diamati dengan bantuan mikroskop. Selanjutnya, ketika struktur dapat diamati secara langsung oleh mata telanjang (visual), maka tingkatan struktur ini disebut struktur makroskopis.

Pengertian “sifat material” dapat dijelaskan melalui hubungan antara material dengan lingkungan di sekitarnya. Dalam suatu kegiatan aplikasi, semua material akan memberikan respon – respon tertentu terhadap suatu perlakuan eksternal yang diberikan. Misalnya, spesimen material yang diberikan suatu pembebanan akan mengalami deformasi (perubahan bentuk), sebuah material yang permukaannya dipoles akan mampu memantulkan cahaya, material logam yang ditempatkan pada lingkungan yang korosif dalam jangka waktu tertentu akan megalami korosi. Sebuah “sifat material” menggambarkan besarnya tanggapan material terhadap perlakuan spesifik yang dibebankan. Pada umumnya, pengertian sifat material kemudian dibuat independen terhadap faktor dimensi (ukuran dan bentuk).

Sifat – sifat material tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam enam kategori berbeda, didasarkan jenis perlakuan yang diberikan. Ke enam kategori tersebut yaitu : sifat mekanik, elektrik, termal, magnetik, optik, dan deterioratif. Untuk masing – masing jenis sifat material ini terdapat sebuah tipe atau ciri karakteristik dari kemampuan material dalam memberikan respon terhadap sebuah rangsangan perlakuan. Sifat mekanik, mengacu pada terjadinya perubahan – perubahan bentuk material sebagai akibat adanya sebuah aplikasi pembebanan mekanik, misalnya ditunjukkan melalui nilai modulus elastisitas, kekutan tarik, dan lain sebagainya. Sifat elektrik, seperti misalnya konduktivitas atau konstanta dielektrik, media stimulusnya adalah medan listrik. Perilaku yang unik dari berbagai jenis material solid ketika mendapat rangsangan termal, dapat diukur misalnya melalui kapasitas panas atau konduktivitas termal. Sifat magnetik dapat dilihat dari respon material terhadap medan magnet. Pada sifat optik, stimulusnya dapat berupa elektromagnetik atau radiasi cahaya, dimana kemudian direpresentasikan sebagai nilai index refraksi (penghamburan) atau reflektivitas (pemantulan). Terakhir, sifat deterioratif mengacu kepada reaktivitas kimia material.

Sebagai tambahan terhadap istilah “strukur” dan “sifat” seperti yang dijelaskan di atas, terdapat dua istilah penting lainnya yang seringkali menjadi perbincangan dalam bidang ilmu dan teknologi material. Kedua istilah tersebut yaitu “proses” dan “performa”. Ke empat istilah ini (struktur, sifat, proses dan performa) kemudian membentuk suatu kesatuan hubungan. Struktur suatu material yang terbentuk akan tergantung terhadap bagaimana material tersebut sebelumnya diproses. Struktur material yang terbentuk kemudian akan mempengaruhi sifat dari material. Performa material dalam suatu aplikasi merupakan suatu fungsi dari sifat – sifat material.

Proses → struktur → sifat → performa

Pada taraf aplikasi hampir semua ilmuwan dan teknisi, baik itu dari bidang permesinan, sipil, kimia, atau kelistrikan, pada suatu waktu akan selalu dihadapkan pada permasalahan perancangan yang melibatkan pertimbangan terhadap material. Sebagai contoh, misalnya dalam suatu perancangan sistim transmisi gear, struktur bangunan, komponen – komponen pada perlengkapan pengolahan minyak bumi, atau pada sebuah chip integrated circuit (IC). Tentu saja, ilmuwan dan teknologi material merupakan spesialis dalam kasus ini.

Seringkali, permasalahan material biasanya merupakan upaya menentukan material mana yang paling tepat dalam suatu aplikasi, diantara sekian banyak variasi material yang tersedia. Terdapat beberapa kriteria yang kemudian mendasari pengambilan keputusan. Pertama kondisi aplikasi harus bisa dikenal, yang kemudian akan diketahui material dengan sifat seperti apa yang akan dibutuhkan dalam aplikasi tersebut. Dalam suatu peristiwa yang sangat jarang terjadi, material akan memiliki kombinasi sifat yang maksimum atau ideal. Hal ini memungkinkan pentingnya untuk mempertukarkan sifat yang satu dengan sifat yang lain untuk mendapatkan sifat terbaik. Contoh klasik dari permasalahan ini adalah pada pembahasan tentang kekuatan dan keuletan. Pada sebagaian besar kasus, material yang memiliki kekuatan (strength) yang tinggi akan memiliki keuletan (ductility) yang rendah, begitu pula sebaliknya.

Kriteria kedua adalah kemungkinan adanya sejumlah reaksi kimia yang terjadi selama kegiatan aplikasi berlangsung. Sebagai contoh, pengurangan kekuatan dan masa pemakaian secara signifikan perlengkapan – perlengkapan mesin bisa disebabkan karena pemakaian pada temperatur yang terlampau tinggi dan lingkungan yang korosif.

Kriteria terakhir yang tidak kalah penting yaitu pertimbangan ekonomi. Seringkali akan muncul pertanyaan mengenai berapa kemungkian biaya akhir yang dibutuhkan. Sebuah material barangkali akan memenuhi secaara ideal dari sisi karakteristik, namun memiliki biaya pengadaan yang terlampau mahal.

Minggu, 10 April 2011

BAGAIMANA MENYIKAPI SUATU KEMUNGKARAN


Seringkali kita melihat suatu bentuk kejahatan atau kemungkaran terselubung maupun terang-terangan yang dilakukan oleh seseorang, sekelompok orang atau oleh suatu sistem. Akan tetapi kita merasa tidak berdaya untuk mencegahnya apalagi menghalangi kejahatan tersebut agar tidak terus berlanjut.

Pertimbangan yang paling ekstrim menyangkut ketidakberdayaan kita adalah karena kita tidak punya suatu kuasa atau kekuatan untuk mencegahnya atau bisa juga karena yang dipertaruhkan untuk mencegah suatu kemungkaran ini terlalu besar, yaitu nyawa kita atau orang lain. Selain itu, kita juga merasa bahwa sekalipun kita telah mengorbankan nyawa kita, hal itu tidak akan terlalu banyak berperan dalam menghentikan suatu bentuk kemungkaran yang telah merajalela tersebut.

Bisa saja kita telah melakukan suatu hal yang benar dalam mencegah suatu kemungkaran, namun ternyata kita sendiri yang binasa, atau menyeret orang lain menuju kebinasaan yang sia-sia. Pada akhirnya, apa yang bisa kita lakukan hanyalah berupaya sebisa mungkin untuk tidak terikut dalam lingkaran kemungkaran tersebut.

Mengenai hal ini, terdapat sebuah Hadis dari Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan apa yang sebaiknya dilakukan oleh seorang yang beriman ketika melihat suatu kemungkaran.
Dari Abu Sa'id Al-Khudri radliyallahu 'anhu, ia mengatakan: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa di antara kalian melihat sebuah kemungkaran, maka hendaklah dia merubahnya dengan tangannya. Jika ia belum sanggup, maka hendaklah ia menggunakan lisannya. Jika ia masih belum sanggup, maka hendaklah ia menggunakan hatinya. Itu adalah selemah-lemah keimanan. (HR Muslim dalam Shahihnya no. 78-79, Turmudzi dalam Sunannya no. 2172, An-Nasa`i dalam Sunannya, no. 5023-5024, Ahmad dalam Musnadnya 3/10,20,49, Abu Dawud dalam Sunannya no. 1140, Ibnu Majah dalam Sunannya no. 1275, dan Abu Ya'la Al Mushuli dalam Musnadnya no. 1005 tahqiq Irsyadul Haq Al-Atsari. (An-Nadliyah fi takhrij 'arba'in An-Nawawiyah))

Seseorang yang tidak punya suatu kekuatan untuk melawan suatu kemungkaran yang dilakukan orang lain, cukup mengingkari kemungkaran tersebut dalam hatinya. Namun demikian kondisi yang demikian merupakan bentuk keimanan yang paling lemah.

Siapa yang khawatir terhadap dirinya akan dipukul, dibunuh atau dirampas hartanya, maka gugur kewajiban darinya dengan tangan dan lisan, tapi wajib mengingkari dengan hati. Barangsiapa yang hatinya tidak mengingkari yang mungkar berarti telah lenyap keimanan darinya.

Akan tetapi seseorang harus terus berusaha untuk menumpuk kekuatan, sehingga suatu saat nanti dia bisa mencegah kemungkaran tersebut dengan lisan atau bahkan dengan tangannya.

SEJARAH ILMU DAN TEKNOLOGI MATERIAL


Ilmu material atau bahan sebenarnya sangat berperan penting dalam perkembangan peradaban kita selama ini. Transportasi, perumahan, pakaian, komunikasi, rekreasi, dan produksi makanan, bahkan setiap sudut dalam kehidupan sehari-hari kita, tidak pernah lepas dari pemanfaatan material beserta teknologinya.

Material – material mengkonduksi atau menginsulasi panas dan listrik, menerima pembebanan tanpa mengalami kerusakan, menerima atau menolak gaya magnet, mentransmisikan atau memantulkan cahaya, dan lain sebagainya, dalam aplikasi – aplikasi yang spesifik dalam kehidupan kita saat ini. Material – material baru dengan karakteristiknya yang lebih spesifik terus dikembangkan dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia modern yang semakin kompleks.

Sejarah menunjukkan bahwa perkembangan dan kemajuan masyarakat kita selama ini ditunjukkan dengan kemampuannya untuk menghasilkan dan memanipulasi material. Perkembangan peradaban kita memang terbagi berdasarkan tingkat perkembangan teknologi material yang dikuasai oleh manusia dari zaman ke zaman. Kita kemudian mengenal beberapa istilah, seperti zaman batu dan zaman logam. Zaman logam, lebih spesifik lagi, terbagi ke dalam zaman perunggu dan zaman besi. Pada zaman batu manusia memiliki kemampuan mengolah material yang lebih terbatas, dimana hanya tergantung dari ketersedian material yang ada di permukaan bumi secara alami, misalnya : batu, lempung, kulit hewan, tulang dan lain sebagainya.

Peningkatan kemampuan manusia dalam menguasai teknik pengolahan material menjadikan manusia kemudian mampu memproduksi perlengkapan – perlengkapan berbasis material yang lebih baik. Manusia menemukan bahwa terdapat material – material dalam perut bumi atau dari batu meteor, yang apabila diolah akan punya sifat yang lebih baik dibandingkan material – material yang ada di permukaan.

Melalui pemikiran ini, manusia kemudian mulai menguasai teknik pembuatan berbagai peralatan barbasis logam yang kemudian memunculkan era penggunaan logam. Pada era ini terdapat tujuh jenis logam yang diyakini telah dikembangkan pada peradaban awal manusia yaitu emas, perak, tembaga, besi, timah putih (tin), timah hitam (lead), dan Air raksa (mercury). Alasan mengapa tujuh logam ini dikenal oleh peradaban awal karena secara alami logam – logam tersebut terdapat dalam bentuk yang lebih “bebas” di alam atau terkandung secara dominan pada mineralnya sehingga secara sederhana mampu diolah.

Emas, diyakini sebagai logam yang paling pertama kali dikenal, banyak dimanfaatkan sebagai bahan perhiasan. Tembaga telah dikenal pada masa sekitar 4700 SM dan digunakan secara luas sebagai bahan persenjataan dan berbagai peralatan sehari – hari oleh bangsa Mesopotamia, Mesir, Yunani, Bolivia, dan Romawi, serta penduduk China dan India. Perak telah dikenal semenjak sekitar 4000 SM dan digunakan secara luas, bersama – sama dengan emas sebagai alat tukar perdagangan (uang koin) dunia. Timah hitam mulai digunakan sekitar tahun 3500 SM. Karena kemudahannya dibentuk, kekaisaran Romawi menggunakan material logam ini sebagai pelaratan makan, minum, pipa, dan akuaduk. Timah putih ditemukan sekitar tahun 1750 SM oleh bangsa Mesir dan seringkali dipadukan dengan tembaga untuk tujuan dekoratif dan untuk meingkatkan kekerasan dan kekuatan tembaga.

Bangsa Skandinavia menemukan cara yang sederhana untuk mengekstraksi besi dari bijih besi. Mereka mengetahui bahwa pada pembakaran bijih besi terbentuk endapan lelehan besi yang ditemukan pada dasar lubang pembakaran. Penemuan material besi inlah yang kemudian mengawali dimulainya era pengunaan material berbasis besi secara besar – besaran pada awal tahun Masehi. Dalam waktu singkat kemudian manusia memanfaatkan mineral yang kaya kandungan besi sebagai bahan pembuatan peralatan – peralatan berbasis besi. Manusia juga mengetahui cara meningkatkan kuatitas besi yang dihasilkan dengan meningkatkan temperatur pemanasan bijih besi melalui pemanfaatan angin buatan. Dari sini muncullah ilmu metallurgi ekstraksi konvensional, yang mendasari pemikiran lebih lanjut mengenai proses pemisahan unsur logam dari mineralnya. Proses pereduksian bijih besi ini diyakini ditemukan oleh peradaban Cina sekitar tahun 2000 SM.

Jenis logam yang unik dimana juga termasuk ke dalam kelompok logam – logam yang dikembangkan pada awal sejarah peradaban manusia adalah Air raksa (mercury) yang ditemukan sekitar tahun 1600 SM dimana kemudian disebut oleh manusia pada masa itu sebagai quicksilver. Hal tersebut dikarenakan Air raksa merupakan satu – satunya logam yang dalam keadaan kondisi ruang (atmosfer), selalu stabil dalam bentuk cair.

Dalam perkembangannya, semakin lama, keberadaan logam – logam dalam kuantitas yang besar semakin langka. Tembaga menjadi sulit ditemukan dalam kondisi bebas di alam. Bijih besi yang berkadar besi tinggi semakin jarang ditemukan. Hal ini mengakibatkan biaya pengadaan material semakin tinggi. Karena semakin terbatasnya ketersediaan material yang ada di alam, kemudian muncul pemikiran untuk memanfaatkan material secara lebih efektif dan efisien. Penggunaan bahan secara efektif dan efisien ini menuntut adanya penguasaan pengetahuan terhadap sifat – sifat material, kemungkinan penggunaan material – material alternatif, dan variasi proses perlakuan terhadap material yang dapat digunakan untuk mencapai karakteristik material yang dibutuhkan. Tuntutan yang tinggi terhadap kreatifitas manusia kemudian meningkatkan kemampuan manusia dalam pemilihan dan penggunaan bahan guna memproduksi produk – produk berbasis material dengan sifat – sifat yang sesuai kebutuhan serta dengan biaya yang lebih minimal baik dari sisi proses maupun pengadaan materialnya. Lebih jauh lagi, manusia kemudian mengetahui bahwa kemampuan material dapat ditingkatkan sesuai dengan yang diinginkan melalui serangakaian proses perlakuan panas, atau pemaduan dengan material lainnya.

Lahirnya revolusi industri berdampak pada peningkatan kebutuhan dan konsumsi material dimana juga meningkatkan pengembangan teknologi pengolahan material. Perkembangan pengetahuan dan teknologi material ini semakin meningkat secara drastis semenjak para ilmuwan mengetahui tentang adanya hubungan antara struktur, komposisi dan sifat fisis material. Pengetahuan tersebut baru diperoleh semenjak sekitar seratus tahun lalu, dimana kemudian memberikan kemampuan kepada manusia terhadap cara baru, dan tingkatan yang lebih tinggi dalam memanipulasi sifat material. Dari sini kemudian tercipta berbagai jenis teknologi manipulasi material, yang memberikan kesempatan pada perkembangan yang lebih jauh lagi dalam penggunaan material – material alternatif pada aplikasi teknik, yang termasuk di dalamnya logam, keramik, plastik, dan serat.

Perkembangan sejumlah teknologi yang membuat hidup kita semakin praktis dan nyaman akan selalu berhubungan dengan kemampuan mengakses pemanfaatan material tepat guna. Sebuah kemajuan dalam pemahaman terhadap tipe – tipe material seringkali merupakan suatu awalan atau pioner dalam terciptanya teknologi – teknologi baru. Sebagai contoh, dunia otomotif tidak akan mengalami perkembangan seperti sekarang ini tanpa adanya ketersediaan baja yang murah atau beberapa bahan pengganti alternatif lainnya. Industri penerbangan akan mengalami kesulitan berkembang tanpa adanya penemuan pemanfaatan material – material berbasis alumunium yang lebih ringan. Sedangkan pada era informasi seperti sekarang ini, peralatan komunikasi elektronik yang canggih tergantung pada komponen – komponen yang terbuat dari bahan semikonduktor. Hal inilah yang menjadikan penguasaan ilmu dan teknologi material merupakan hal yang sangat penting dalam upaya terus meningkatkan kualitas hidup manusia di masa depan.

Referensi
  1. Callister Jr., William D. 2007. Material Science and Engineering : An Introduction 7th edition). New York : John Willey & Son, Inc
  2. Neely, John E., et all. 2003. Practical Metallurgy and Materials of Industry. New Jersey : Prentice Hall
  3. Ashby, Michael et all. 2007. Materials Engineering, Science, Processing and Design. Oxford : Butterworth – Heinemann

Minggu, 03 April 2011

PEMAHAMAN MENGENAI KEWIRAUSAHAAN


Aktifitas kewirausahaan atau perdagangan merupakan bidang profesi yang kurang berkembang di kalangan masyarakat muslim pribumi di Indonesia. Terdapat dua hal yang membentuk sikap negatif masyarakat terhadap profesi kewirausahaan ini.

Pertama, image kewirausahaan yang kurang populer dibandingkan dengan kepegawaian. Salah satu yang menyebabkan image kewirausahaan kurang popular adalah dalam hal kestabilan pendapatan Masyarakat menganggap profesi kewirausahaan tidak memberikan jaminan penghasilan atau pendapatan yang stabil. Persepsi semacam ini mengakibatkan para orang tua sebagian besar menginginkan anaknya menjadi pegawai negeri, pegawai di perusahaan swasta terkenal, jadi insinyur, dokter, pilot, tentara dan lain-lainnya dimana profesi tersebut memberikan jaminan pendapatan tetap per bulannya. Hampir tidak ada yang menginginkan anaknya menjadi wirausahawan. Kalaupun ada yang berminat, sangat terbatas di kalangan mereka yang gagal masuk perguruan tinggi, gagal menjadi pegawai, polisi, tentara dan sebagainya.

Karena yang terjun dalam bidang kewirausahaan ini kebanyakan merupakan orang nomer dua dalam struktur masyarakat, pada akhirnya ada kecenderungan wirausahawan yang seperti ini tidak memberikan suatu contoh atau praktek berwirausaha yang baik. Beberapa oknum wirausahawan melakukan tindakan yang tidak etis dalam berdagang, ada pula yang lebih memilih terjun dalam transaksi-transaksi illegal, sehingga hal ini mencoreng nama profesi kewirausahaan.

Kedua, sikap tidak tertarik pada kegiatan wirausaha ini juga dipicu oleh pemahaman yang terlalu dangkal terhadap ajaran agama. Sejumlah masyarakat memandang ajaran islam hanya sepotong-sepotong sehingga persepsi mereka menjadi tidak benar. Sejumlah ayat Al-Quran dan hadis secara sepintas dipahami memberikan perintah kepada setiap umat agar seakan-akan tidak mementingkan kesuksesan di dunia. Di samping itu juga ditemukan ajaran-ajaran agama, khususnya di dunia tasawuf dan tarekat yang jika dipahami secara sempit, akan cenderung mengecilkan arti prestasi keduniaan, seperti zuhud, wara, faqir dan sebagainya.

Memang Nabi Muhammad merupakan seorang yang zuhud, dimana beliau hidup sangat sederhana terlebih pada saat beliau telah diangakat menjadi Rasul. Tetapi perlu diketahui bahwa hal ini terjadi dikarenakan Beliau menyumbangkan seluruh harta-benda yang dimilikinya untuk kepentingan pengembangan dakwah Islam. Selain itu, Beliau tidak mau disibukkan dengan urusan mengelola harta benda selama Beliau menjadi pemimpin umat, Beliau ingin lebih berkonsentrasi pada urusan dakwah. Setiap harta benda yang beliau dapatkan, beliau sumbangkan sepenuhnya untuk waqaf.

Para sahabat Rasullullah seperti Abu Bakar, Abdurrahman bi ‘Auf, Ustman bin Affan, dan Umar merupakan kalangan sahabat yang kaya raya, pedagang yang berhasil. Namun demikian, mereka juga merupakan donatur-donatur terbesar pengembangan dakwah Islam pada masa itu. Sebagai contoh, Abu Bakar dalam suatu persiapan pengumpulan modal untuk perang, beliau menyumbangkan seluruh kekayaannya sebagai modal bagi pasukan muslimin berangkat ke medan jihad.

Dari hal ini dapat diketahui bahwa bidang kewirausahaan merupakan suatu elemen yang penting dalam pembangunan dan pengembangan dakwah. Profesi kewirausahaan merupakan penyokong utama ekonomi umat. Bidang ekonomi ini merupakan pondasi dalam pengembangan bidang-bidang yang lain, seperti pendidikan, pertahanan dan keamanan, dan infrastruktur. Karenanya Rasulullah menekankan tentang pentingnya profesi kewirausahaan ini.

Sungguh seandainya salah seorang di antara kalian mengambil beberapa utas tali, kemudian pergi ke gunung kemudian kembali memikul seikat kayu bakar dan menjualnya, kemudian dengan hasil itu Allah mencukupkan kebutuhan hidupmu, itu lebih baik daripada meminta-minta kepada sesama manusia, baik mereka memberi maupun tidak. (HR Bukhari).

Pernah suatu ketika Rasulullah ditanya oleh para sahabat, “pekerjaan apa yang paling baik ya Rasulullah ?” Rasulullah menjawab, “seorang bekerja dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang bersih.” (HR Al Bazzar)

“Sebaik-baik pekerjaan adalah pekerjaan seorang pria dengan tangannya dan setiap jual beli yang mabrur.” (HR. Ahmad, Al Bazzar, Ath Thobroni dan selainnya, dari Ibnu ‘Umar, Rofi’ bin Khudaij, Abu Burdah bin Niyar dan selainnya).

Selasa, 29 Maret 2011

MENGEDIT FOTO SUPERMAN DENGAN PHOTOSHOP

Editing foto merupakan salah satu hobi terbaru saya. Di sini, saya akan coba berbagi cara saya dalam melakukan editing foto dengan menggunakan Adobe Photoshop. Objek eksperimennya adalah foto saya sendiri.

Sebelumnya pada komputer atau laptop Anda, harus telah tersedia software Photoshop yang telah di-instal. Photoshop yang saya gunakan di sini adalah Adobe Photoshop CS3.

Bagi yang ingin download cara editing foto saya ini dalam format video (visual) bisa di-download di sini dan bagian keduanya di sini.

Namun saya berharap Anda tetap membaca beberapa petunjuk dan langkah-langkah editing foto di bawah ini.

  1. Carilah sebuah foto suatu karakter yang akan Anda edit, misalnya dalam contoh ini adalah foto Superman
  2. Carilah sebuah foto wajah Anda (atau wajah orang lain dengan seizin orangnya), yang arah menghadap wajahnya sama seperti arah menghadap foto karakter Superman. Di sini saya contohkan foto saya sendiri yang arah menghadap wajah foto saya relatif sama dengan arah menghadapnya karakter Superman dalam foto.
  3. Bukalah kedua foto tersebut di software Photoshop. Ada dua cara, pertama bisa dengan klik kanan pada gambar yang akan dibuka, lalu posisikan kursor pada "open with", dan pilih gambar lambang Photoshop. Cara kedua, yaitu dengan masuk ke Photoshop terlebih dahulu melalui "start up" menu, lalu dari jendela Photoshop di pojok kiri atas klik file-->Open. Saat terbuka jendela "open" cari file gambar yang akan dibuka, lalu open.
  4. Setelah kedua gambar dibuka di jendela Photoshop, aktifkan gambar wajah Anda dengan mengkliknya, lalu perbesar jendelanya, dan perbesar gambar dengan memfokuskannya pada wajah Anda. Pembesaran wajah bisa memanfaatkan menu "navigator" yang ada pada bagian atas kanan. Ini untuk memudahkan proses penyeleksian dan pemotongan gambar bagian wajah Anda. Selanjutnya aktifkan command "magnetic lasso tool"
  5. Lalu klik pada salah satu tepian dari bagian wajah Anda, lalu ikuti alur wajah Anda dengan menggerakkan kursor melingkari wajah Anda tersebut. Selama proses ini Anda bisa melakukan klik kiri untuk mematenkan posisi pilihan Anda. Ketika kedua ujung telah bertemu atau alur pergerakan Anda telah mencapai titik awal ketika Anda memulai, lalu klik. Maka secara otomatis, wajah Anda akan terpilih sesuai dengan alur yang telah Anda lalui.
  6. Aktifkan command "move tool", lalu tempatkan kursor pada gambar wajah Anda yang telah terpilih, tekan dan tahan klik kiri kursor, dan bawa atau drag gambar wajah Anda tersebut ke gambar Superman.
  7. Sesuaikan ukuran dan posisi layer gambar wajah Anda dengan gambar wajah Superman. Caranya adalah dengan masuk ke menu Edit-->free transform, atau dengan menekan "ctrl+T" pada keyboard. Manfaatkan penyesuaian ukuran dan rotasi gambar dengan menggunakan command "free transform ini". Dalam beberapa kasus Anda perlu juga memanfaatkan menu "navigator" yang ada di sebelah kanan atas. Panduan penyamaan posisi adalah dengan menyesuaikan posisi mata dan posisi mulut wajah Anda dengan posisi mata dan mulut dari wajah Superman. Setelah sesuai ukuran dan posisinya, tekan Enter.
  8. Proses selanjutnya adalah proses penyesuaian warna gambar kulit wajah Anda dengan warna kulit leher Superman. Caranya adalah dengan masuk ke menu Image-->adjustment-->levels. Setelah muncul jendela Levels, maka gerak-gerakkan settingan-settingan pada input dan output levels sehingga sebisa mungkin warna kulit wajah Anda dalam foto mendekati warna kulit leher Superman dalam Gambar. Di sinilah letak seninya. Setelah Anda menemukan settingan yang sesuai maka klik OK
  9. Langkah terakhir adalah proses perapian bagian sisi atau tepi dari layer wajah Anda. Caranya adalah dengan mengaktifkan menu HISTORY BRUSH TOOL. Perbesar fokus gambar pada bagian layer wajah Anda, dan sesuaikan ukuran lingkaran history brush tool dengan klik kanan. Hapus bagian tepi layer wajah Anda yang tidak diperlukan dengan menggunakan tool ini. Caranya adalah dengan melakukan klik kiri, dimana area dalam lingkaran akan terhapus. Apabila Anda kelebihan dalam melakukan penghapusan, maka undo proses dengan menekan Ctrl+Alt+Z
  10. Gambar Editan foto Anda pada tahap 1 setelah selesai bisa tampak seperti Gambar di bawah ini
  11. Pada tahap II, kita menginginkan rambut jambul khas Superman terlihat dalam gambar wajah kita. Maka pada layer gambar wajah kita tersebut kita aktifkan kembali command history brush tool.
  12. Selanjutnya tempatkan kursor pada bagian kanan dimana di situ terletak menu layer, lalu atur "Fill" dari layer wajah Anda, sehingga wajah Superman yang ada di balik wajah Anda menjadi nampak samar-samar. Kurang lebih settingan "Fill" yaitu pada 30 persen.
  13. Selanjutnya tinggal dihapus gambar layer wajah Anda dengan berpedoman pada rambut Superman yang nampak samar-samar, termasuk bagian jambulnya. Selama proses ini rajin-rajin mengeceknya dengan dikembalikan kembalik "Fill" ke 100 persen
  14. Apabila kurang matching atau kurang cocok atau kurang sesuai antara rambut Superman dengan rambut Anda maka Anda bisa melakukan teknik tambal sulam rambut. Caranya buka file gambar Superman dimana sebelumnya nama filenya telah Anda rubah sehingga tidak sama dengan nama gambar Superman sejenis yang telah Anda buka. Selanjutnya dengan menggunakan pplygonal lasso tool potong dan pindahkan (drag) bagian rambut Superman seperlunya pada gambar yang baru Anda buka, ke gambar rambut pada layer wajah Anda.
  15. Setelah selesai, maka gambarnya akan bisa kelihatan seperti di bawah ini.

Sekian tutorial dari saya, semoga bermanfaat, apabila ada yang kurang jelas bisa ditanyakan. Atau mungkin dari teman-teman ada yang ingin menambahkan.

Senin, 28 Maret 2011

MENINGKATKAN BUDAYA TERTIB LALU LINTAS MELALUI PENDEKATAN PERSUASIF


PENDAHULUAN
Tingginya angka kecelakaan moda transportasi darat bukanlah permasalahan yang tergolong baru di Indonesia. Dari sejumlah data yang ada menyebutkan bahwa jumlah kasus, korban luka, dan korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas di jalan raya terus meningkat setiap tahunnya. Rata-rata 30 ribu orang tewas akibat kecelakaan di jalan raya per tahun atau 82 orang per hari. Diperinci lagi, rata-rata dua orang tewas per jamnya akibat kecelakaan. Secara nasional, rata-rata terjadi 10 ribu kasus kecelakaan lalu lintas setiap tahun. (Thomas pulungan dan Yani A, 2007).

Kecelakaan lalu lintas dapat berdampak terhadap peningkatan kemiskinan, karena kecelakaan lalu lintas mengakibatkan bertambahnya biaya perawatan, kehilangan produktivitas, kehilangan pencari nafkah dalam keluarga yang menyebabkan trauma, stress dan penderitaan yang berkepanjangan. Bahkan lebih jauh lagi kecelakaan lalu lintas dapat memicu terjadinya permasalahan di segala bidang seperti terjadinya kesenjangan sosial akibat meningkatnya jumlah pengangguran, meningkatnya angka kriminalitas, ketidakstabilan politik dan kerugian di bidang ekonomi.

Berdasarkan studi bersama yang dilakukan oleh UGM (Universitas Gajah Mada) dan UI (Universitas Indonesia), perkiraan kerugian ekonomi akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia pada tahun 2002 kurang lebih sebesar 30,82 triliun rupiah atau sekitar 2,17% dari GDP (Gross Domestic Produk). Sedangkan menurut data dari Ditlantas Babinkam Polri, kecelakaan Lalu lintas mengakibatkan kerugian material sebesar Rp. 38,74 triliun per tahun, yakni hampir setara dengan dua kali seluruh bantuan pembangunan. (http://www.hubdat.web.id/webktd/DKTJ.pdf). Kerugian ini akan meningkat seiring dengan peningkatan angka kecelakaan lalu lintas. Apabila dibiarkan, hal ini akan semakin berdampak buruk terhadap kondisi bangsa di masa depan.

Untuk itu perlu dikaji ulang upaya – upaya penertiban para pengguna jalan oleh pemerintah yang dilakukan selama ini. Kenyataannya, pengendalian sosial yang dilakukan pemerintah hanya dititik beratkan pada penyelenggaran sistem lalu lintas sebagai elemen kontrol yang memaksa pengguna jalan untuk taat dan patuh terhadap peraturan lalu lintas. Hal ini diwujudkan dalam berbagai program kebijakan lalu lintas seperti menaikkan ancaman sanksi hukum bagi pelanggar dan meningkatkan intesitas sidak dan patroli aparat. Hal tersebut tidak diimbangi oleh pelaksanaannya yang profesional di lapangan sehingga berakibat pada bergesernya nilai budaya tertib lalu lintas ke arah yang cenderung negatif dimana peraturan lalu lintas tidak lagi dihormati.

Usaha yang paling tepat dilakukan adalah bagaimana membuat manusia sebagai pengguna jalan bisa berdisiplin dan sadar akan bahaya kecelakaan lalu lintas. Untuk mewujudkan hal ini maka pengendalian sosial melalui pendekatan persuasif perlu digunakan. Melalui penyelenggaraan program – program yang didasarkan pada pendekatan persuasif inilah upaya – upaya preventif terhadap kecelakaan lintas diharapakan dapat lebih dioptimalkan. Selain itu perlu dilakukan upaya pencegahan dari segi teknis untuk mendukung metode pendekatan persuasif. Hal ini dikarenakan upaya pendekatan persuasif tidak dapat segera dirasakan keberhasilannya karena membutuhkan waktu yang relatif lama.

DEFINISI
Pengendalian sosial adalah upaya mengendalikan masyarakat dengan menata hubungan antar masyarakat agar perilakunya yang dilakukan secara sengaja dan sistematis tidak sampai menimbulkan masalah-masalah sosial yang dapat merugikan pihak-pihak lain. Melalui pengertian tersebut diketahui bahwa obyek atau sasaran dari pengendalian sosial ini adalah masalah manusia.

Upaya pengendalian sosial dapat dilakukan dengan melalui dua jenis pendekatan yaitu pendekatan koersif dan persuasif. Pendekatan koersif merupakan upaya pengendalian sosial yang ditekankan melalui cara – cara pemaksaan dengan kekerasan atau ancaman untuk mengubah perilaku masyarakat. Pendekatan persuasif yaitu upaya pengendalian sosial yang ditekankan pada usaha untuk mengajak dan membimbing. (Pertampilan, 2003)

PENYEBAB TINGGINYA ANGKA KECELAKAAN LALU LINTAS
Menurut Prof. Dr. Ir. Harnen Sulistio MSc, Dosen Senior Fakultas Teknik Unibraw, terdapat lima faktor yang dapat menyebabkan terjadinya peristiwa kecelakaan lalu lintas. Beliau menyebutkan faktor-faktor tersebut yaitu faktor pengemudi (manusia), lalu lintas, jalan, kendaraan dan lingkungan. (http://www.brawijaya.ac.id/ en/8_directory/staf.php?detail=131415580). Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Djoko Susilo menyatakan bahwa perilaku pengendara yang tidak tertib merupakan penyebab kecelakaan lalu lintas terbanyak selama tahun 2007. Dari sebanyak 5.154 peristiwa kecelakaan yang terjadi, 1.388 kasus diantaranya disebabkan karena pengemudi yang tidak tertib. (Media Indonesia, 2008).

Dalam upaya peningkatan ketertiban para pengguna jalan tersebut, pemerintah melakukan upaya pengendalian sosial. Pendekatan koersif merupakan metode pendekatan dimana upaya pengendalian sosial selama ini dititk beratkan. Hal ini dapat dilihat dari upaya – upaya perombakan sistem lalu lintas yang dilakukan seperti menaikkan denda dan ancaman hukuman bagi pelanggar lalu lintas, memperketat pengurusan surat ijin mengemudi, dan surat kelayakan jalan kendaraan bermotor, (Dapat dilihat pada UU No. 14 Tahun 1992), serta meningkatkan intensitas sidak (inspeksi mendadak), dan patroli aparat.

Sebenarnya, melalui pendekatan koersif ini akan dapat diperoleh hasil dalam waktu relatif lebih singkat. Akan tetapi, upaya ini tidak tidak akan efektif selama penegakan hukum lalu lintas masih lemah. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya terjadi praktik penyelewengan hukum antara aparat dengan para pelanggar lalu lintas. Bukan rahasia umum apabila kasus pelanggaran lalu lintas banyak yang tidak diselesaikan sesuai prosedur. Gubernur Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Prof. Dr. Irjen Pol Farouk Muhammad, (Kompas, 10 Desember 2004), mengungkapkan model tilang yang berlaku saat ini dianggap terlalu birokratis dan prosesnya panjang sehingga menimbulkan biaya tinggi. Kondisi tersebut kerap memunculkan praktik – praktik korupsi yang dilakukan petugas di lapangan dengan pelanggar lalu lalu lintas dimana istilah yang sering digunakan adalah ”damai”. Akibatnya, kesadaran masyarakat untuk mentaati aturan lalu lintas pun sulit untuk diwujudkan.
Kurangnya aspek pengawasan lalu lintas akibat jumlah polisi lalu lintas yang relatif jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah pengguna jalan juga merupakan penyebab tidak efektifnya upaya penegakan ketertiban lalu lintas melalaui pendekatan koersif selama ini. Seperti diketahui tingginya pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia telah mencapai 15% per tahun. (Antara News, 2007).

Di lain pihak, jumlah polisi terlampu sedikit untuk mengawasi pengguna jalan yang banyak yaitu dengan perbandingan 1 : 2.000, (Tempo, 11 Desember 2003), sehingga jangkauan pengawasan menjadi tidak efektif. Karena pada dasarnya jangkauan pengawasan kurang, maka praktik pelanggaran dengan mudahnya dilakukan tanpa terdeteksi oleh aparat.

Akibat dari pendekatan koersif yang tidak diimbangi oleh penegakan hukum yang tegas dan jangkauan pengawasan yang maksimal maka terbentuk sikap pasif dari para pengguna jalan. Sikap pasif di sini dapat juga disebut kepatuhan semu dari pengguna jalan terhadap hukum berlalu lintas sebagai akibat pendekatan koersif yang didasarkan atas asas pemaksaan. Artinya, mereka patuh hanya ketika berada dalam pengawasan perangkat aparat yang mengontrol aktivitas mereka di jalan sehingga tidak ada kesadaran untuk secara aktif menaati peraturan lalu lintas. Padahal, sebenarnya hukum tersebut dibuat demi keselamatan mereka di jalan.

Dengan demikian, praktik pelanggaran lalu lintas seolah menjadi hal yang lumrah dilakukan selama tidak ada pengawasan aparat. Selain itu, praktik ”damai” yang sering dilakukan mengakibatkan proses hukum dari praktik pelanggaran lalu lintas seolah tidak terlalu memberatkan bagi para pelanggar. Karena kondisi yang demikian dibiarkan dalam waktu yang cukup lama, nilai – nilai budaya masyarakat dalam berlalu lintas kemudian bergeser ke arah yang cenderung negatif. Praktik pelanggaran lalu lintas seolah telah mendapat persetujuan secara sosial selama dilakukan di luar pengawasan aparat. Persepsi negatif ini kemudian membudaya secara sistematis dalam masyarakat kita dalam berlalu lintas.

PENDEKATAN PERSUASIF DAN KETERTIBAN LALU LINTAS
Persuasi akan mengubah persepsi sekaligus merekonstruksi budaya berlalu lintas yang dianut masyarakat ke arah positif. Melalui persuasi akan diubah atau dibentuk kembali sikap, keyakinan, opini, atau perilaku dari para pengguna jalan sesuai dengan hasil yang telah ditentukan secara sukarela. Atau dengan kata lain dilakukan upaya pembiasaan untuk tertib berlalu lintas melalui usaha mengajak atau membimbing warga masyarakat. Dengan demikian, melalui persuasi, kebiasaan masyarakat dalam berlalu lintas akan berubah secara otomatis. Hal ini kemudian diikuti dengan kesadaran dan komitmen untuk mematuhi peraturan lalu lintas sehingga efeknya akan tetap dirasakan dalam jangka waktu yang panjang. Oleh karena itu persuasi tidak sama dengan koersi, dimana pada pendekatan secara koersif digunakan alat yang bersifat memaksa untuk mengubah perilaku. Keterpaksaan inilah yang kemudian mengakibatkan kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas dimana tidak bertahan lama.

Hal ini disebabkan perubahan perilaku semata – mata tidak disertai kesadaran. Ketertiban lalu lintas tercipta hanya ketika ada pengawasan aparat.
Walaupun prosesnya membutuhkan waktu yang lama, pendekatan persuasif akan sangat efektif. Hal ini dikarenakan pada saat tujuan persuasi telah tercapai, masyarakat telah dapat bertindak secara aktif untuk menaati rambu – rambu lalu lintas sehingga nantinya peranan aparat dalam mengawasi aktivitas lalu lintas tidak akan terlalu dibutuhkan. Hal ini tentunya dapat menghemat biaya operasional kepolisian.

CONTOH PROGRAM PENDEKATAN PERSUASIF
Penyelenggaraan program – program yang didasarkan pada teknik persuasi merupakan program jangka panjang berkesinambungan yang mana hasil serta manfaatnya tidak dapat langsung dilihat seketika. Berikut beberapa contoh program penerapannya pada dua bidang yaitu malalui pendidikan dan media informasi.

Pendekatan Persuasif Melalui Jalur Pendidikan
Dari analisa perilaku masyarakat Indonesia dalam berlalu lintas perlu adanya penanaman pengetahuan tentang disiplin dan etika dalam berlalu lintas. Oleh karena itu dalam komponen ini direncanakan program untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang lalu lintas melalui kurikulum pendidikan. Untuk prospek jangka panjang keselamatan jalan, tersedianya program pendidikan sangat diperlukan untuk memberikan pengetahuan dan kecakapan menyangkut hal keselamatan lalu lintas.

Pendidikan berupaya menyiapkan anak-anak untuk menghadapi berbagai kasus di tiap tahapan pertumbuhan mereka yang makin meningkat dalam menggunakan jalan, sampai kelak menjadi orang dewasa. Program kurikulum keselamatan lalu lintas dalam pendidikan harus didukung dengan komponen yang memadai. Isi kurikulum harus ditentukan dengan prinsip pendidikan dan mencerminkan kebutuhan setempat tentang masalah keselamatan lalu lintas. Peran polisi juga diperlukan untuk datang ke sekolah-sekolah melakukan penyuluhan dan pendekatan pada siswa.

Pembelajaran secara teoritis tentang keselamatan lalu lintas, dan ceramah-ceramah tidak akan efektif kecuali merupakan suatu pekerjaan yang terus menerus di sekolah melalui program kurikulum yang terstruktur. Tetapi materi kelas juga penting karena siswa tidak akan memberikan perhatian yang cukup tanpa adanya materi. Oleh karena itu bentuk implementasi dari kurikulum pendidikan ini dapat berupa program ”Perjalanan Aman Ke Sekolah”. Program ini dilakukan dengan proses penanaman pengetahuan tentang keselamatan lalu lintas di kelas, memberikan pelatihan singkat, simulasi, dan workshop, kemudian siswa dapat mengamalkannya sewaktu dia berangkat dan pulang dari sekolah.

Penanaman pengetahuan dan simulasi materi dalam program ”Perjalanan Aman Ke Sekolah” harus sesuai dengan umur dan kondisi nyata yang dihadapi siswa dalam berlalu lintas. Contohnya siswa sekolah dasar sebagian besar adalah pejalan kaki dan pengendara sepeda. Jadi yang perlu ditanamkan adalah cara menyeberang di zebra cross, berjalan di pinggir jalan raya, memberhentikan angkutan kota, menghafalkan arti rambu-rambu lalu lintas, mengendarai sepeda yang baik, dan memilih jalur tertentu yang aman untuk bersepeda. Sedangkan siswa sekolah menengah dalam berlalu lintas sudah dipersiapkan untuk menjadi pengemudi sepeda motor maupun mobil pribadi. Pengertian tentang istilah rambu-rambu lalu lintas, dan pengajaran etika yang baik dalam mengendarai sepeda motor merupakan contoh materi yang harus ditanamkan. Sekolah-sekolah menengah hendaknya memfasilitasi siswanya untuk memperoleh SIM dengan cara melakukan pelatihan mengemudi yang bekerja sama dengan polisi dan pihak swasta. Hal ini dapat mengontrol pemberian SIM secara benar. SIM yang biasanya didapatkan dengan tes yang mudah atau dengan ”membeli” dapat diminimalkan.

Tujuan pendidikan tidak berhenti sampai di sini saja. Para siswa yang juga didorong untuk menyebarluaskan informasi dan pengetahuannya tentang kebiasaan berperilaku yang baik dalam berlalu lintas pada anak-anak yang lebih kecil (child to child) dan juga pada orang tuanya. Dengan diajarkannya dasar keselamatan lalu lintas di sekolah-sekolah, anak-anak dipersiapkan untuk membangun pengetahuan tentang lalu lintas, dan sikap positif yang akan mendatangkan manfaat saat anak-anak itu menjadi dewasa dan remaja di masa yang akan datang. Lebih mudah mengajarkan kebiasaan baik di usia dini daripada menyingkirkan kebiasaan buruk nantinya.

Pendekatan Persuasif Melalui Media
Kampanye dan sosialisasi keselamatan lalu lintas dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia dalam berlalu lintas. Tujuan akhir yang dapat diperoleh dari kegiatan kampanye dan sosialisasi adalah mengubah sifat pengguna jalan yang tidak disiplin. Sosialisasi merupakan satu-satunya cara yang efektif untuk menyampaikan informasi pada orang dewasa, melihat kenyataan selama ini dimana dalam bidang pendidikan belum ada kurikulum keselamatan lalu lintas. Selain itu kampanye dan sosialisasi juga mudah dan dapat direalisasikan segera.

Kampanye dan sosialisasi tentang keselamatan lalu lintas dewasa ini menjadi berkurang, tertutup oleh dominasi kampanye narkoba, aids dan program pemerintah yang lainnya. Seharusnya kampanye kecelakaan lalu lintas juga mendapatkan perhatian ekstra. Kampanye yang dilakukan selama ini hanya terbatas pada ruas-ruas jalan tertentu. Tulisan dan kata-kata yang ditampilkan tidak menarik dan terkesan kaku. Selain itu, kampanye yang dilakukan cenderung tidak mengarah pada sasaran dan kurang terkoordinir. Untuk itu perlu adanya variasi kampanye yang menarik bagi pengguna jalan.

Televisi dan radio merupakan media informasi yang paling efektif untuk publikasi pada masyarakat. Seharusnya kampanye dan sosialisasi lebih ditekankan melalui kedua media tersebut. Selain itu yang perlu diperhatikan adalah subjek pemberi saran. Seperti diketahui bahwa dalam hukum asosiasi, orang yang lebih dihormati akan mempunyai pengaruh lebih besar terhadap objek yang diberi saran. Disinilah peran tokoh masyarakat, tokoh politik, artis dan pejabat tinggi negara untuk memberikan saran secara langsung pada masyarakat baik dengan kunjungan-kunjungan maupun melaluitelevisi atau radio.

Kalaupun pesan-pesan mengenai keselamatan jalan diberikan di tepi ruas-ruas jalan misalnya melalui reklame dan spanduk atau pada media cetak seperti koran dan majalah, maka sebaiknya menggunakan kaidah-kaidah penyampaian pesan yang sesuai seperti pada contoh berikut:
  1. Hukum kontras : yaitu menggunakan permasalahan yang bertolak belakang dengan apa yang akan disarankan seperti ”MENGEBUT DAPAT MEMPERPENDEK USIA ANDA”.
  2. Hukum Teman : yaitu jika orang dianjurkan oleh teman maka ia akan lebih termotivasi. Prinsip ini dapat diterapkan dengan mengarahkan pemikiran pemakai jalan bahwa polisi yang merupakan penegak hukum adalah teman yang akan memandu kita di jalan agar selamat. Sehingga pengendara lebih mentaati peraturan tidak karena terpaksa. Contoh pesan yaitu ”POLISI SAHABAT ANDA”.
Tanpa adanya perumusan tujuan yang jelas tidak akan mungkin dapat merancang metode evaluasi yang efektif. Kriteria untuk menilai efektifitas dijabarkan melalui menurunnya jumlah kecelakaan, perubahan perilaku di lapangan, dan daya ingat dalam suatu kampanye. Informasi kecelakaan dalam jangka waktu pendek dari mulai kampanye harus menjadi umpan balik untuk kampanye mendatang. Untuk menciptakan sosialisasi yang baik memerlukan keterpaduan antara media – media sarana sosialisasi. Dengan sosialisasi dan kampanye yang baik serta kontinyu diharapkan bisa mempengaruhi sikap pengguna jalan di Indonesia menjadi lebih disiplin.

PERLU DIDUKUNGAN UPAYA TEKNIS
Sebagai tindak lanjut dari pendekatan secara persuasif yang hasilnya baru dapat dirasakan dalam kurun waktu yang relatif lama, upaya – upaya preventif dari segi teknis tetap perlu dilakukan. Upaya teknis yang dimaksud yaitu berkaitan dengan upaya mengkondisikan lingkungan dalam hal ini jalan raya untuk meminimalkan potensi terjadinya kecalakaan lalu lintas. Bentuk dari upaya ini diantaranya yaitu perbaikan kondisi jalan serta penataan jalan.

Perbaikan jalan erat hubungannya dengan kondisi jalan yang rusak, tidak rata, berlubang, terlalu sempit dan tidak sesuai dengan kuantitas arus lalu lintas. Hal – hal tersebut menagkibatkan jalan mempunyai resiko kecelakaan yang tinggi. Sedangkan penataan jalan berhubungan dengan upaya pengendalian arus lalu lintas. Upaya pengendalian arus lalu lintas dianataranya teknik mengurangi kecepatan kendaran (misalnya speed trap, bundaran, pemasangan gerbang, polisi tidur) dan pengendalian arus (misalnya jalur searah, dua arah, kanalisasi). Selain itu pemasangan rambu – rambu lalu lintas yang tepat juga perlu diperhatikan. misalnya yang menandakan jalanan licin, tikungn tajam, dilarang mendahului, batas kecepatan maksimum, dan lain sebagainya.


KESIMPULAN
Pemahaman lama bahwa keselamatan lalu lintas adalah tanggung jawab pemerintah melalui Departemen Perhubungan semata perlu dirubah, karena keselamatan lalu lintas pada dasarnya juga merupakan masalah sosial yang melibatkan individu – individu pengguna jalan . Hal ini dikarenakan adanya budaya tidak tertib yang terbentuk sebagai akibat upaya pendekatan koersif yang tidak dimbangi dengan penegakan hukum yang tegas serta pengawasan yang maksimal

Oleh karena itu pendekatan persuasif menjadi pilihan yang tepat dalam membentuk kebiasaan pada masyarakat untuk secara aktif tertib berlalu lintas. Usaha-usaha peningkatan keselamatan lalu lintas melalui pendekatan persuasif paling tidak memerlukan koordinasi antara pemerintah dengan sistem sosial di masyarakat seperti lembaga pendidikan, lembaga agama, media, keluarga dan lembaga swadaya masyarakat. Selain itu upaya preventif dari segi teknis juga perlu dilakukan karena upaya pendekatan persusif tolak ukur keberhasilannya tidak dapat dirasakan dalam waktu dekat.

REFERENSI
Antara News, 2007, ”Polisi Harapkan Pemerintah Kendalikan Jumlah Kendaraan”, 5 November, dalam http://www.antara.co.id/arc/2007/11/5/polri-harapkan-pemerintah-kendalikan-jumlah-kendaraan/, dikunjungi : 23 Januari 2008
http://www.brawijaya.ac.id/en/8_directory/staf.php?detail=131415580, dikunjungi 20 Januari 2008
http://www.hubdat.web.id/webktd/DKTJ.pdf, dikunjungi : 23 Januari 2008
Iskandar Abubakar, 2005. Kerusakan Lingkungan Yang Diakibatkan Oleh Sumber Transportasi. dalam http://www.kpbb.org/makalah_ind/ Kerusakan%20%20Lingkungan%20yang%20Diakibatkan%20oleh%20Sumber%20Transportasi.pdf, dikunjungi : 20 Januari 2008
Kompas, 2004, ”Polisi Luncurkan Tilang Model Baru”, 10 Desember
Media Indonesia, 2008, ”Perilaku Tidak Tertib Dominasi Kecelakaan 2007”, 5 Januari
Pertampilan, 2003. Sistem Pengendalian Sosial. Fakultas Sastra, Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Sumatra Utara
Tempo, 2003, ”250 Polisi Lalu Lintas Awasi Jalur Busway”, 11 Desember
Thomas pulungan dan Yani A, 2007, ”Pembunuh Utama Kaum Muda”, 22 Juli, dalam http://www.seputar-indonesia.com/ dikunjungi 20 Januari 2008
Dwi Rahmayanti dkk., 2005, “Upaya Meningkatkan Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Di Indonesia Dengan Pendekatan Persuasi”, Karya Tulis Ilmiah Bidang IPS, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

CATATAN PENULIS
Melalui karya tulis ini saya sempat dipertemukan dengan sejumlah orang-orang hebat dari kalangan akademisi dari seluruh penjuru Negeri. Saya mendoakan semoga teman-teman semua selalu sehat wal afiat dimanapun kalian berada. Semoga ada kesempatan bagi kita untuk berjumpa lagi.