Selasa, 09 Januari 2024

Al Quran Mengkoreksi Kitab-Kitab Para Nabi Sebelumnya Yang Banyak Dipalsukan Oleh Ahli Kitab



Sebagai kaum muslimin, sudah sepatutnya mempercayai (mengimani) segala yang disampaikan oleh Allah dan Rasul-Nya. Baik dalam kitab suci Al Quran maupun Hadis-Hadis Nabi. Serta memahami kedua sumber ilmu tersebut haruslah sesuai dengan apa yang dipahami oleh para Sahabat Nabi dan generasi awal umat Islam. 

Kita harus meyakini bahwa Al Quran adalah mukjizat terbesar yang akan terus berlaku hingga akhir zaman (kiamat). Al Quran tidak mengenal expired. Termasuk juga terjemahannya dan penafsirannya yang sesuai dengan pemahaman para Sahabat Nabi serta ulama-ulama generasi awal (termasuk 4 imam mahdzab) dan telah final di era itu. Sehingga tidak terbuka lagi untuk revisi dan penafsiran baru.

Allah sendiri menyampaikan bahwa Al Quran akan terjaga kelestariannya/keotentikannya/keasliannya, sesuai yang disampaikan dalam Al Quran:

اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ

''Sesungguhnya, Kami-lah yang menurunkan Alquran dan Kami pula yang menjaganya.'' (Surat Al Hijr (15) ayat 9).

Al Quran dibuat mudah untuk dihafal sehingga banyak penghafal Al Quran. Seandainya semua kitab Al Quran dimusnahkan, maka Insya Allah akan mudah ditulis kembali. Seandainya ada yang mencoba memalsukan Al Quran, Insya Allah akan mudah dideteksi dan harus direvisi.   

Ini juga berimplikasi kepada terjemahan dan tafsirnya. Sehingga jika ada ulama di era ini atau kemudian yang menyampaikan sebuah tafsir Al Quran maka haruslah dikomparasi kesesuaiannya dengan tafsir Al Quran ulama-ulama terdahulu.

Lalu, bagaimana kedudukan Al Quran terhadap kitab-kitab Para Nabi sebelumnya. 

Kita sebagai umat Islam harus mengimani bahwa terdapat para Nabi dan Rasul sebelum Nabi Muhammad. Mereka semua mengajarkan Islam. Mereka mengajak dan mengajakan umatnya untuk beriman hanya kepada 1 Tuhan yaitu Allah dan mengimani bahwa para Nabi dan Rasul adalah utusan Allah. Dan diantara mereka ada yang diturunkan kitab-kitab suci kepada mereka untuk disampaikan kepada umatnya. 

Diantaranya, kitab-kitab yang wajib diimani adalah: Kitab Zabur (Nabi Daud), Kitab Taurat (Nabi Musa) dan Kitab Injil (Nabi Isa). 

Namun demikian, sebagaimana diinfokan dalam Al Quran, kitab-kitab tersebut banyak diselewengkan/dipalsukan/ditafsirkan secara salah oleh para ahli kitab, setelah para Nabi yang membawa kitab tersebut meninggal dunia.

وَاِنَّ مِنْهُمْ لَفَرِيْقًا يَّلْوٗنَ اَلْسِنَتَهُمْ بِالْكِتٰبِ لِتَحْسَبُوْهُ مِنَ الْكِتٰبِ وَمَا هُوَ مِنَ الْكِتٰبِۚ وَيَقُوْلُوْنَ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ وَمَا هُوَ مِنْ عِنْدِ اللّٰهِۚ وَيَقُوْلُوْنَ عَلَى اللّٰهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ

Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya (ketika membaca) Alkitab agar kamu menyangka (yang mereka baca) itu sebagian dari Alkitab. Padahal, itu bukan dari Alkitab. Mereka berkata, “Itu dari Allah.” Padahal, itu bukan dari Allah. Mereka mengatakan hal yang dusta terhadap Allah, sedangkan mereka mengetahui. (Surat Ali 'Imran Ayat 78).

Sebagian umat mengikuti para ahli kitab yang melakukan penyelewangan terhadap ajaran Nabi dan Rasul tersebut. Sehingga muncullah agama-agama baru yang keluar dari ajaran Islamnya Para Nabi dan Rasul. 

Namun demikian, diantara para ahli kitab ada juga yang tetap memegang teguh ajarannya yang asli, mengajarkannya kepada umatnya, sehingga ketika Nabi Muhammad diutus dan menyampaikan kitab Al Quran, merekapun berbondong-bondong memeluk Islam dan mengikuti ajaran Nabi Terakhir yakni Nabi Muhammad. 

وَاِنَّ مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ لَمَنْ يُّؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكُمْ وَمَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِمْ خٰشِعِيْنَ لِلّٰهِۙ لَا يَشْتَرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ ثَمَنًا قَلِيْلًاۗ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ اَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ سَرِيْعُ الْحِسَابِ

Sesungguhnya di antara Ahlul Kitab ada yang beriman kepada Allah dan pada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka. Mereka berendah hati kepada Allah dan tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga murah. Mereka itu memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sesungguhnya Allah Maha Cepat perhitungan-Nya. (Surat Ali 'Imron Ayat 199).

Sehingga dapat dikatakan, Al Quran diturunkan kepada Nabi Terakhir, yakni Nabi Muhammad, yang terjaga keotentikannya, dalam rangka mengkoreksi kitab-kitab para Nabi sebelumnya yang banyak diselewengkan oleh para ahli kitab.  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan beri komentar barupa kritik dan saran yang membangun demi kemajuan blog saya ini. Jangan malu - malu!

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.