Selasa, 16 Februari 2016

EFEK TURUNNYA HARGA MINYAK PADA SEKTOR ENERGI

Harga energi fosil (minyak, gas, batubara) dipengaruhi oleh pasokan (supply) dan permintaan (demand). Selain itu harga minyak dipengaruhi juga oleh semakin strategisnya posisi minyak dalam kehidupan manusia, adanya monopoli, dan adanya permainan geopolitik. 

Ketika harga minyak tinggi, terjadi perkembangan signifikan shale oil di Amerika Utara. Amerika Utara diproyeksikan akan berswasembada minyak berkat teknologi shale oil dan akan menjadi salah satu eksporter minyak besar dalam beberapa waktu ke depan. Negara-negara produsen besar minyak lain juga Sedang berupaya meningkatkan pangsa pasarnya. Hal ini semua mengancam pangsa pasar OPEC yang telah menguasai pasar minyak selama beberapa dekade. 

Untuk mengamankan posisinya OPEC meningkatkan produksi minyak untuk memperbanyak pasokan minyak ke pasar global agar harganya turun sehingga dapat menghambat perkembangan shale oil dan mengamankan pangsa pasarnya dalam jangka panjang. 

Selain itu melambatnya perkonomian dunia, terutama di negara ekonomi baru seperti China membuat minyak yang melimpah tidak terserap secara optimal. 

Pasokan minyak bertambah signifikan sedangkan permintaan sedang melemah. Hal ini merupakan pemicu turunnya harganya secara signifikan.


Harga minyak biasanya juga dijadikan alat ukur sehat atau tidaknya kondisi perekonomian global. Ketika harga minyak naik, maka naiknya harga minyak cenderug menjadi rem bagi pertumbuhan ekonomi global. Ketika perekonomian dunia melemah/melambat maka kecenderungannya adalah harga minyak turun. 


Secara umum, harga minyak dapat dikatakan seiring sejalan dengan harga gas alam. Seiring dengan rendahnya minyak maka harga gas alam juga turut turun. Harga gas alam cenderung selalu lebih murah daripada minyak. 


Dengan jatuhnya harga minyak ini berarti pengembangan energi terbarukan menjadi kurang menarik. Biaya investasi dan operasional dan end produk dari energi terbarukan cenderung lebih mahal dari minyak. Harga minyak dan energi fosil lainnya yang tinggi merupakan salah satu faktor yang memicu peralihan ke energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan. 

Memang terdapat teori yang menyebutkan bahwa jatuhnya harga minyak seharusnya tidak berhubungan dengan energi terbarukan secara keseluruhan. Sejumlah pihak beralasan karena energi terbarukan umumnya merupakan sumber pembangkit listrik. Sedangkan minyak telah jarang digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik. 

Akan tetapi perlu diingat bahwa bahan bakar fosil lain seperti gas alam dan batubara memiliki peranan besar dalam sektor pembangkitan listrik. Sementara itu, harga  gas alam, seperti telah dijelaskan sebelumnya, cenderung mengikuti harga minyak. Sedangkan batubara tentu lebih rendah lagi harganya dibandingkan minyak dan gas alam. 

Dengan demikian, sekarang, faktor pendorong pengembangan energi terbarukan hanya tinggal komitmen pemerintahan dunia dalam mensukseskan kebijakan-kebijakan lingkungan dan perubahan iklim. Harga minyak tidak lagi menjadi salah satu faktor pendorong pengembangan energi terbarukan berhubung harganya yang jatuh secara dramatis. 

Berhubung harga minyak memang susah diprediksi maka tinggal sang waktulah yang akan menjawabnya. 😅

Minggu, 14 Februari 2016

MASA DEPAN ENERGY SECURITY



Pada awalnya, isu energy security hanya fokus pada isu keterjangkauan energy. Khususnya mengenai masalah geopolitik yang mempengaruhi suplai minyak. Kini cakupan isu energy security semakin luas.

Semakin pesatnya perkembangan eksplorasi energi, termasuk non conventional oil&gas, energi baru dan terbarukan, semakin meningkatkan potensi ketersediaan sumber energi di berbagai wilayah. Selain itu biaya pengembangan dan harga energi alternatif ini semakin lama cenderung semakin turun karena terjadinya perkembangan teknologi. Hal ini semakin meningkatka  potensi diversifokasi sumber-sumber energi.

Turunnya harga minyak secara cepat sejak pertengahan tahun 2014 lalu semakin membentuk kesadaran masyarakat dunia bahwa terjadinya fluktuasi harga minyak tidak hanya dipengaruhi oleh efek kondisi geopolitik dan terganggunya pasokan dan permintaan minyak. Perkembangan teknologi dan motif negara-negara produsen untuk menyelamatkan market share (pangsa pasar) juga merupakan faktor pendorong jatuhnya harga minyak. Selain itu terjadinya perlambatan perkembangan perekonomian global, terutama China, juga memiliki pengaruh. Jatuhnya harga minyak juga menyebabkan jatuhnya investasi di sektor hulu.

Di era digital ini, sektor energi banyak mendapat keuntungan. Sistem yang terdigitalisasi sangat membantu meningkatkan akurasi, efisiensi, dan meningkatkan keamanan. Namun demikian, perkembangan teknologi digital juga menimbulkan potensi serangan cyber yang dapat mengganggu sistem pengelolaan energi. Fasilitas-fasilitas energi harus diperlakukan sebagai aset vital yang penting bagi national security.

Bagi negara-negara yang menggantungan pemasukan negara dari penjualan minyak, maka jatihnya harga minyak berarti mengurangi revenue. Hal ini meningkatkan kerentanan terjadinya gejolak sosial dan ekonomi di negara-negara produsen minyak. Namun bagi negara-negara konsumen minyak, jatuhnya harga minyak berarti peningkatan keuntungan.

Dengan demikian, makin lama cakupan permasalahan energy security makin luas dan kompleks sehingga perlu upaya global secara bersama-sama dalam meningkatkan energy security, baik di level nasional, regional maupun global.

Seperti yg disebutkan di paragraf terakhir: The most important thing for us to remember about energy security over the next 10 years is that it’s not about “them”: it’s about “us”.

Senin, 02 November 2015

ETIKA SALING BERDAKWAH SESAMA MUSLIM


Semoga Anda-Anda yang berniat mendakwahi dan mengajak saudara-saudaranya kembali kepada sunnah dapat lebih mengutamakan kasih sayang dalam berdakwah. 

Bukankah Allah berfirman, "Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu." (QS. Ali Imron : 159).  

Dan bukankah Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya lemah lembut tidak berada pada sesuatu kecuali pasti menjadikannya indah, dan tidaklah lemah lembut dihilangkan dari sesuatu kecuali pasti menjadikannya buruk." (HR. Muslim no. 2594, dari 'Aisyah). 

Dan semoga juga bagi Anda-Anda yang diajak kembali kepada Al Quran dan Al Hadis oleh Saudaranya, tidak mudah panas hati dan mencela balik dengan hardikan yang lebih kasar. Akan tetapi selalu berbaik sangkalah karena sebenarnya niat saudaramu itu baik. 

Bukankah Allah berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah oleh kalian kebanyakan dari prasangka (zhan) karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu merupakan dosa." (QS. Al Hujurat : 12)

Dan bukankah Rasulullah bersabda, "Hati-hatilah kalian dari prasangka buruk (zhan) karena zhan itu merupakan ucapan yang paling dusta. Janganlah kalian mendengarkan ucapan orang lain dalam keadaan mereka tidak suka. Janganlah kalian mencari-cari aurat/cacat/cela orang lain. Janganlah kalian berlomba-lomba untuk menguasai sesuatu. Janganlah kalian saling hasad, saling benci, dan saling membelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara sebagaimana yang Dia perintahkan. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, maka janganlah ia menzalimi saudaranya, jangan pula tidak memberikan bantuan kepada saudaranya dan jangan merendahkannya...."(HR. Bukhari No. 6066 dan Muslim no. 6482). 

Selanjutnya berdiskusilah dengan cara yang baik dan hindari perdebatan, untuk kemudian mencari mana pendapat yang paling mendekati Al Quran dan Sunnah, sesuai praktek dan pemahaman Rasulullah dan para Sahabatnya, generasi tabi'in, generasi tabi'ut tabi'in dan jumhur ulama setelahnya yang mengikuti cara (manhaj) mereka. Selanjutnya berlomba-lombalah dalam mempraktekkannya secara konsisten dan mendakwahkannya kepada yang lain.  

Allah berfirman, "Jika kalian berselisih tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah dan Rasul-Nya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An Nisa' : 59). 

Jika telah demikian maka Insya Allah, umat Islam akan kembali kuat karena kembali tumbuhnya semangat beramar ma'ruf nahi munkar dan semangat menegakkan sunnah dan meninggalkan perkara yang subhat apalagi haram. 

Allah berfirman, "Kamu adalah Ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar." (QS. Ali Imron : 110).