Kamis, 26 Maret 2020

CAPCAY KUAH TELUR PUYUH

Pada saat petang hingga malam (maksimal saat Isya) tubuh cocoknya mengkonsumsi sayur-mayur. Cuaca hujan dingin dan meminimalkan kegiatan keluar rumah karena ancaman korona, maka cocoknya kali ini saya coba buat capcay kuah. Berikut resepnya.

BAHAN
1. Brokoli 5 potong kecil.
2. Kembang kol 5 potong kecil. 
3. Sawi hijau 3 batang. Potong-potong.
4. Sawi putih 3 helai. Potong-potong.
5. Wortel 1 buah. Potong tipis.
6. Kentang 1 buah. Potong dadu.
7. Bawang daun 1 batang. Potong kecil. 
8. Cabe rawit 5 buah (sesuai selera). Iris kecil. 
9. Telur puyuh 7 butir.
10. Bawang merah 5 siung.
11. Bawang putih 3 siung.
12. Tepung maizena 1 sdm.
13. Kecap saus tiram 1 sdm.
14. Gula merah secukupnya.
15. Garam Secukupnya.
16. Merica bubuk secukupnya.
17. Minyak beras.

CARA PEMBUATAN
1. Rebus telur puyuh dalam air mendidih. Setelah masak kupas kulitnya dan diamkan sementara.
2. Ulek kasar bawang merah dan bawang putih.
3. Siapakan wajan atau sejenisnya, tuang minyak beras secukupnya until menumis. Hidupkan kompor. 
4. Tuang ulekan kasar bawang merah dan bawang putih ke minyak beras yang sudah panas. 
5. Tunggu sebentar hingga tercium harum. Lalu tuangkan segelas air. Aduk aduk dan diamkan hingga menididih.
6. Tuang potongan kentang dan wortel. Aduk-aduk hingga terlihat agak matang.
7. Tuang sayuran-sayuran (brokoli, kembang kol, sawi hijau, sawi putih) dan irisan cabe.
8. Beri garam, gula merah, merica bubuk, kecap saus tiram. Aduk-aduk dan koreksi rasa. 
9. Tuang telur puyuh rebus yang sudah dikupas kulitnya.
10. Larutkan tepung maizena pada sedikit air sehingga terbentuk cairan kental. Tuangkan ke adonan dan aduk-aduk merata hingga cairan kuah mengental.
11. Tuang irisan bawang daun, aduk-adul sebentar lalu matikan kompor.
12. Hidangkan.

SELAMAT MENCOBA.

Selasa, 24 Maret 2020

SAYUR SAWI TAHU KUAH BENING

Lagi musim wabah corona, harus makan banyak sayur-mayur. Kali ini buat sayur sederhana murah saja dari bahan sawi. Cocok menemani kegiatan kerja di rumah saja. 

BAHAN
1. Sawi 1 ikat, iris kecil.
2. Tahu 1 potong, iris dadu.
3. Kentang 1 buah, iris dadu.
4. Tomat 1 buah, iris 1/8 bagian.
5. Bawang merah 5 siung.
6. Bawang putih 3 siung.
7. Gula jawa secukupnya.
8. Garam secukupnya.
9. Lada secukupnya.
10. Minyak beras.
11. Air secukupnya.

CARA PEMBUATAN
1. Ulek bawang merah, bawang putih agak kasar. Tambahkan gula jawa, garam secukupnya. Ulek dan aduk. 
2. Siapkan panci di atas kompor, tuang minyak beras secukupnya, hidupkan api kompor.
3. Tuang ulekan bawang merah, bawang putih, gula jawa, dan garam. Tunggu sebentar sampai tercium harum. 
4. Tuang air secukupnya.
5. Tuang potongan kentang.
6. Aduk-aduk sampai mendidih.
7. Tuang tomat, sawi, dan tahu. Aduk-aduk sebentar. Koreksi rasa. Tambahkan garam, gula, dan lada secukupnya sesuai selera. 
8. Matikan kompor.
9. Hidangkan. 

Selamat mencoba.

Sabtu, 29 Februari 2020

BERJILBAB HARUS MENGIKUTI PETUNJUK RASULULLAH

Syariat agama telah banyak mengatur semua sisi kehidupan kita. Segala aktivitas mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi telah ada tuntunannya dari Rasulullah. Mulai dari urusan ke kamar mandi dan toilet, mengatur rumah tangga, pernikahan, penyelenggaraan jenazah, dll. 

Termasuk juga kaidah-kaidah dalam berbusana. Ikutulah petunjuk dari Rasulullah dalam menjalankan setiap aktivitas kita, termasuk dalam berbusana, maka insya Allah akan membawa keberkahan dan memberikan maslahat bagi urusan dunia dan akhirat kita.

Syarat jilbab yang sesuai tuntunan agama adalah sebagai berikut:

1) Menutupi seluruh anggota tubuh kecuali bagian yang dikecualikan. Syarat ini tercantum dalam firman Allah ta‘ala, “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzaab: 59)

2) Dalam berjilbab harus diniatkan bukan untuk berhias. Tujuan utama perintah memakai jilbab adalah untuk menutupi perhiasannya (aurat), sebagaimana firman Allah, “Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak darinya. (QS. An-Nuur: 31).

3) Bahannya tebal, tidak transparan, dan tidak menampakkan lekuk tubuh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata kepada Usamah bin Zaid, "Perintahkanlah istrimu agar memakai pakaian bagian dalam sebelum mengenakan baju Qubthiyah itu. Aku khawatir baju itu akan menggambarkan lekuk tubuhnya. (HR. Ahmad dan al-Baihaqi)

4) Tidak ditaburi dan dibumbui wewangian atau parfum. Kaum wanita dilarang menggunakan wewangian ketika keluar rumah berdasarkan sabda Rasulullah, "Allah tidak akan menerima shalat wanita yang keluar menuju masjid sementara bau wangi tercium darinya, hingga ia kembali ke rumahnya dan mandi.” (HR. Al-Baihaqi). Dalam sebuah pendapat ulama dibolehkan menggunakan parfum yang sekedar menetralkan bau badan.

5) Bukan merupakan pakaian yang mengundang sensasi di masyarakat (pakaian syuhrah). Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang memakai pakaian syuhrah di dunia, maka Allah akan memakaikan pakaian (kehinaan) yang serupa baginya pada hari kiamat, lalu Allah akan menyulutkan api pada pakaian itu.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Link full kajian: https://youtu.be/V9AYuwo5LL8

Sumber artikel: https://muslimah.or.id/3592-lindungi-diri-dengan-jilbab-syari.html