Sabtu, 02 Februari 2019

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI REVOLUSI INDUSTRI 4.0 TIDAK MEMUSNAHKAN REJEKI SESEORANG


Dunia tengah memasuki babak baru era industri. Era revolusi Industri 4.0 ditandai dengan semakin maraknya pemanfaatan teknologi digital yang mendorong otamasi di segala lini kehidupan. Pertukaran data dan informasi terjadi secara cepat dan dinamis. Hal ini juga mempengaruhi perubahan-perubahan secara cepat pada pola konsumen generasi milenial yang secara natural telah lahir, tumbuh dan berkembang di era digital. Perubahan secara cepat dan dinamis ini disebut juga disrupsi.

Perusahaan-perusahaan yang tidak mampu beradaptasi secara cepat, maka akan bisa tumbang dalam sekejap. Bahkan bagi perusahaan besar. Contohnya saja Nokia. Dikenal sebagai merek handphone (cell phone) ternama. Namun karena terlambat berinovasi, maka dalam sekejap langsung tidak mampu bersaing dengan merek handphone baru yang bermunculan seperti Samsung, iPhone, dan lain -lain. Termasuk juga Blackberry yang terlalu membanggakan keypad jenis qwerty dan operating system khususnya termasuk applikasi blackberry messenger yang sesaat sempat menjadi standar komunikasi global, termasuk di Indonesia. Akan tetapi Blackberry tidak sadar bahwa konsumen ponsel pintar ternyata lebih menyukai keypad layar sentuh yang terlihat keren dan juga operating system Android dan iOS yang menawarkan banyak fitur dan aplikasi yang lebih beragam.

Perubahan-perubahan radikal di level perusahaan besar dan global pada akhirnya menurun juga pada level personal. Inovasi teknologi terjadi secara cepat dan dinamis. Mendorong perubahan pola kehidupan sosial.

Teknologi artificial intelligence (kecerdasan buatan) semakin berkembang pesat. Program komputer yang bisa berpikir, mengevaluasi data-data rumit dengan kapasitas besar, membantu manusia menjelaskan apa yang telah terjadi, sedang terjadi, dan bahkan memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan.

Teknologi robotika juga semakin maju. Interaksi robot dengan manusia dan lingkungannya semakin harmonis. Sensor-sensor semakin canggih. Pemrograman robotika dipadukan dengan teknologi artificial intelligence kian membuat robot-robot yang diproduksi menjadi tampak seperti robot-robot dari dunia fiksi ilmiah. Dalam beberapa tahun ke depan mungkin saja kita akan sempat melihat robot-robot seperti di film Terminator, Wall-E, atau mungkin Doraemon di sekitar kita.

Internet of things (IoT), membuat segala sesuatu yang kita butuhkan bisa didapatkan melalui internet. Yang penting ada koneksi internet, maka semua pekerjaan dapat diselesaikan. Jarak antara produsen dan konsumen menjadi semakin dekat. Tidak diperlukan lagi penghubung yang berjenjang dan rumit. Transaksi dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Asalkan ada koneksi internet.

Driverless car atau autonomous vehicle atau kendaraan tanpa pengemudi juga terus dikembangkan secara intens. Tidak diperlukan lagi sopir. Tidak perlu lagi manusia mengeluarkan tenaga dan mengalokasikan konsentrasi pada aktivitas mengemudi. Tinggal informasikan kepada mobil atau kendaraan kemana tujuan kita, maka mobil dan kendaraan tersebut akan mengantarkan kita ke tempat tujuan sekaligus memilihkan rute yang paling efisien.

Semua perkembangan teknologi yang terjadi tentu memberikan efek perubahan yang besar. Termasuk terhadap lapangan kerja yang kita geluti selama ini. Selama beberapa dasawarsa terakhir ini mungkin kita melihat banyak manusia melakukan pekerjaan-pekerjaan di pabrik dan kantor. Namun dalam beberapa tahun ke depan mungkin saja kita akan melihat lebih banyak robot, komputer cerdas, asisten digital yang bekerja di pabrik dan kantor. Pabrik dan kantor tempat kita bekerja tiba-tiba bisa berjalan atau beroperasi secara otomatis. Tanpa manusia. Lalu kemanakah manusia bekerja dan mencari penghidupan?

Isu ini memang telah menjadi cukup sensitif. Beberapa pakar menilai perkembangan teknologi revolusi industri 4.0 bisa mengancam eksistensi manusia di lapangan pekerjaan. Hal ini dapat berimbas pada meningkatnya tingkat pengangguran, kemiskinan, dan kriminalitas.

Namun beberapa pakar lain menilai perkembangan teknologi revolusi industri 4.0 ini akan menjadi tonggak sejarah baru bagi umat manusia. Tidak perlu lagi manusia bekerja. Manusia menjadi merdeka secara finansial. Setiap manusia akan mendapatkan pendapatan dasar yang layak atau disebut Universal Basic Income (UBI) sebagai kompensasi hilangnya lapangan pekerjaan akibat tergantikannya manusia oleh robot dan komputer cerdas. Manusia bebas melakukan apa yang diinginkan dalam mengisi waktu senggang yang dimiliki sepanjang waktu. UBI ini sempat diuji coba di Kanada, Brasil, Italia, Alaska-USA dan beberapa negara lain.

Sebagaimana kita ketahui, perkembangan teknologi nyatanya juga tidak benar-benar menghapus semua pekerjaan. Justru beberapa pekerjaan baru tercipta. Misalkan pekerjaan sebagai Youtuber, Vloger, Ojek Online, pelapak online, developer aplikasi digital, gamer online, dan lain-lain. Ini membuktikan bahwa lapangan pekerjaan atau ladang mencari nafkah bagi manusia akan selalu terbuka.

Disrupsi tidak benar-benar menutup semua pintu rejeki, tapi justru akan terbuka pintu-pintu rejeki baru yang barangkali tidak akan pernah disangka-sangka dan tidak terbayangkan sebelumnya. Tinggal di sisi personal manusianya apakah dia mau terus belajar, beradaptasi, melihat peluang dan terjun memanfaatkannya. Manusia hanya bisa mengupayakan dan mengusahakan, Allah yang menentukan rejeki. Yang penting halal dan barokah.

Senin, 28 Januari 2019

MENGUPLOAD PENGETAHUAN KE OTAK


Jika anda pernah menonton film The Matrix, anda mungkin masih ingat adegan ketika Neo (Keanu Reeves) diberikan pengetahuan dan keterampilan beladiri secara instan melalui teknologi transfer data langsung ke otak. Dalam sekejap Neo langsung bisa mahir karate dan bermacam-macam ilmu beladiri lainnya di dunia matrix. INi di dunia fiksi ilmiah.

Di dunia nyata, peneliti-peneliti di HRL Laboratories yang berbasis di California, Amerika Serikat mengklaim telah berhasil mengembangkan sistem yakni simulator yang dapat memasukkan informasi secara langsung ke otak manusia.

Simulator ini dapat secara instan mengajarkan manusia keterampilan-keterampilan baru dalam waktu singkat.

Diketahui bahwa keterampilan manusia yang berasal dari kemampuan otak manusia seperti memori dan kemampuan berbicara, masing-masing diatur oleh daerah khusus yang spesifik di otak. Sistem yang sedang dikembangkan Dr Matthew Phillips dan tim HRL Laboratories; ini dapat langsung menarget bagian spesifik pada otak, melakukan perubahan-perubahan, sehingga manusia dapat secara instan memiliki pengetahuan dan keterampilan baru.

Sistem ini dapat membantu manusia mempercepat proses belajar dan memiliki keterampilan baru dalam waktu singkat. Misalnya belajar mengendarai kendaraan, persiapan ujian, dan mungkin belajar bahasa baru.

Dimasa depan, aktivitas belajar nampaknya akan semakin mudah layaknya mendownload apps-apps baru di ponsel pintar yang kita miliki.

Sabtu, 30 Juni 2018

DAERAH ALIRAN SUNGAI


Menurut Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan DAS, disebutkan bahwa Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografi dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang terpengaruh aktivitas daratan. DAS juga diartikan sebagai daerah yang dibatasi oleh punggung-punggung gunung dan air akan dialirkan melalui sungai-sungai kecil ke sungai utama.

Perubahan/konversi lahan hutan dan lahan pertanian untuk keperluan industri, permukiman, dan perkebunan telah menyebabkan kondisi lingkungan semakin tidak baik, sehingga mampu mempercepat kelangkaan air, dan daerah aliran sungai (DAS) menjadi kritis. Pada tahun 1984 tercatat 22 buah DAS kritis, meningkat menjadi 59 buah pada tahun 1998.

Fenomena ini telah menyebabkan berkurangnya kemampuan DAS dalam menyimpan air, sehingga terjadi kekurangan air di musim kemarau, dan meningkatnya frekuensi dan besaran volume air sungai di musim hujan. Demikian juga, akibat erosi yang besar yang terjadi di bagian hulu DAS, menghasilkan jumlah sedimen yang tinggi dan terangkut oleh aliran permukaan, sehingga terjadi pengendapan sedimen tersebut (sedimentasi) di dalam badan air seperti sungai, danau, waduk, dan embung.

Pada tahun 1999 di Indonesia tercatat terdapat 470 buah DAS, 62 diantaranya dalam kondisi kritis, yang dicirikan oleh rasio debit sungai maksimum dan minimum yang cukup besar. Tingkat kekritisan DAS diindikasikan dengan rasio debit maksimum (Qmaks) dan debit minimum (Qmin) dari suatu sungai. Biasanya angka rasio Qmaks dan Qmin yang lebih besar dari 10 sudah menunjukkan bahwa DAS tersebut tergolong kritis .

Pada musim hujan terjadi peningkatan volume air sungai yang sangat besar, dan kemungkinan besar sungai tersebut meluap, serta penurunan volume air sungai pada musim kemarau yang juga sangat besar menyebabkan sungai tersebut mengalami kekeringan. Perbedaan debit yang sangat besar tersebut disebabkan karena sifat tanahnya, terutama sifat fisik tanah sudah sangat buruk akibat pengelolaan lahan yang berlebihan dan erosi yang hebat .

Seperti sudah disebutkan, curah hujan yang tinggi dan intensitas penggunaan lahan yang juga tinggi, telah menyebabkan hilangnya bahan organik tanah, rusaknya struktur tanah, dan meningkatnya kepadatan tanah. Akibatnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi) ke dalam penampang tanah menjadi berkurang. Pada musim hujan, sebagian besar air hujan yang jatuh di atas permukaan tanah mengalir sebagai aliran permukaan karena tanahnya tidak mampu lagi meresapkan air. Apabila hujan terjadi dalam frekuensi yang tinggi dapat menyebabkan tanah selalu jenuh air, sehingga seluruh air hujan yang jatuh di permukaan bumi akan menjadi aliran permukaan, dan masuk ke dalam badan air/sungai. Dalam kondisi ekstrim, dapat menyebabkan banjir akibat terjadi peningkatan volume air sungai dan meluap ke wilayah sekitar atau bagian hilirnya .

Demikian juga, pada musim kemarau hampir tidak ada hujan yang jatuh di DAS tersebut, atau kalaupun ada hujan, air hujan yang jatuh di atas permukaan tanah tidak sempat masuk ke dalam tanah karena tanah dalam keadaan kering, atau menguap kembali ke atmosfer (evaporasi dan transpirasi). Itu sebabnya, debit air yang tercatat di berbagai sungai khususnya di P. Jawa sangat rendah, sehingga kemungkinan terjadinya kekeringan sangat besar .

Upaya penanganan kerusakan lingkungan daerah aliran sungai dapat dilakukan secara intensif baik melalui pendekatan struktural maupun fungsional. Upaya-upaya tersebut diantaranya dapat dilakukan melalui penerapan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup, pencegahan alih fungsi lahan, rehabilitasi hutan dan lahan, dan pengaturan kelembagaan pengelolaan daerah aliran sungai. Berkurangnya areal hutan dan alih fungsi lahan mengharuskan perlunya rehabilitasi hutan di hulu DAS kritis, terutama pada areal yang sensitif terhadap terjadinya aliran permukaan. Demikian juga program penghijauan lahan masyarakat perlu digalakkan dengan memberi insentif terhadap masyarakat berupa penyediaan bibit unggul dan cepat tumbuh. Insentif lain adalah perlunya pemerintah menyediakan skema pendanaan melalui kredit penghijauan .

REFERENSI :
  1. Budi Hadi dan Andi Gustaini S, 2002, Kesesuaian Jenis tanaman untuk rehabilitasi lahan kritis bekas penambangan Batu Apung di Sub Das Serdang, DAS Menanga, Lombok Timur, Buletin Teknologi Pengelolaan DAS No.10/2002, 2002
  2. Suradisastra, Kedi dkk (ed). 2010. Membalik Kecenderungan Degradasi Sumber Daya Lahan dan Air. PT Penerbit IPB Press : Bogor dalam www.litbang.pertanian.go.id/buku/membalik-kecenderungan-degrad/
  3. Mawardi, 2010, J. Hidrosfir Indonesia Vol. 5 No. 2, Jakarta, Agustus 2010, ISSN 1907-1043, hal. 10