Selasa, 22 Maret 2011

LOMBA DESAIN SEPEDA

Ketika mengutak-atik file-file lama, saya menemukan gambar desain sepeda yang pernah saya buat. Gambar desain sepeda ini saya buat dengan menggunakan AutoCad dalam rangka mengikuti sebuah lomba desain sepeda pada saat saya masih di kuliah dulu. Ada tiga buah gambar desain sepeda yang saya buat dan saya kirimkan ke dalam ajang tersebut.

OTOCYCLE
Ide desain sepeda ini terpikir ketika melihat sepeda scooter teletubbies. Saya punya ide untuk membuat sepeda scooter yang bisa juga difungsikan seperti sepeda biasa (dipedal) sewaktu-waktu.
Sebagai Scooter


Sebagai Sepeda Biasa

SEPEDA PORTABLE
Desain sepeda didasarkan pada konsep sepeda lipat, yang mudah dijinjing dan dibawa kema-mana.

SPIDERBIKE
Gambar sepeda ini pernah saya posting di posting sebelumnya. Untuk melihatnya bisa dilihat di sini.

DAN PEMENANGNYA ADALAH.....
Setelah melihat daftar desain sepeda yang masuk nominasi, ternyata saya baru sadar kalau desain saya ternyata tidak ada apa-apanya. he...he..he...
Barangkali desainnya memang terlalu kaku atau terlalu khayal.
Bisa dilihat di daftar mereka yang masuk nominasi di bawah ini.


Ya...barangkali masih belum rejeki.

Kamis, 17 Maret 2011

KAPAN MENIKAH?


Terdapat sebuah anekdot lucu yang pernah disampaikan oleh salah seorang rekan kerja di kantor. Anekdotnya adalah sebagai berikut.

Pada suatu ketika, seorang pemuda lajang bertemu dengan seorang yang dituakan (Orang Tua) di suatu pesta pernikahan. Si Orang Tua, yang mengetahui bahwa si Pemuda belum kunjung menikah, kemudian berkata kepada pemuda tersebut, "Kapan nyusul?".

Mendengar sapaan si Orang Tua tersebut, si Pemuda pun senyum-senyum tersipu malu tidak menjawab, lalu diapun menghilang dari jangkauan pandangan si Orang Tua.

Maklum, si Pemuda memang merupakan lajang tulen di kampung. Bukan karena dia tidak mau menikah atau karena kurang usahanya, tetapi karena memang belum ada wanita yang merespon i'tikad baiknya.

Pada kesempatan yang lain, kedua orang ini bertemu kembali, namun kali ini mereka bertemu dalam suatu acara pemakaman seorang warga kampung yang meninggal dunia. Kemudian si Pemuda pun tanpa basa-basi menyapa si Orang Tua dan berkata, "Kapan nyusul, Pak?".


Anekdot di atas, dapat dikategorikan sebagai ungkapan sinisme dan sentimentil. Dimana seorang pemuda melakukan suatu sindiran serangan balik kepada si Orang Tua dengan menyampaikan suatu ungkapan yang sama, namun dalam kondisi berbeda.

Akan tetapi, di dalam anakedot tersebut, apabila bisa kita renungkan lebih jauh, sebenarnya terkadung suatu pesan. Hal ini bisa dijelaskan sebagai berikut.

Seseorang bisa saja telah melakukan usaha-usaha sebatas apa yang bisa dia lakukan untuk melakukan suatu kebaikan. Kebaikan ini bisa berupa apa saja sesuai dengan norma yang berlaku di tengah masyarakat, misalnya seperti yang diceritakan dalam anekdot di atas, kebaikan itu adalah menikah.

Namun, bisa saja Allah SWT belum menghendaki orang tersebut untuk berhasil melakukan kebaikan yang diinginkannya tersebut. Bentuk dari hal ini bisa berupa terdapat suatu halangan (udzur) misalnya karena belum punya penghasilan, belum mendapat restu orang tua, ada permasalahan keluarga, dan yang semacamnya. Atau bisa juga karena ada kebaikan lainnya yang lebih prioritas bagi dirinya untuk dilakukan.

Akan tetapi, seringkali masyarakat sekitar memberikan penilaian secara sepihak, tanpa adanya kemauan untuk menelusuri lebih jauh mengenai apa yang sebenarnya sedang terjadi pada diri seseorang.

Masyarakat telah kehilangan society wisdom (kebijaksanan sosial), dimana yang sering ditampilkan oleh masyarakat kita saat ini adalah lebih merupakan bentuk dari pandangan-pandangan sentimentil mereka terhadap lingkungan sekitarnya.

Seringkali masyarakat memaksakan suatu kebaikan pada seseorang dari sudut pandang mereka sendiri. Padahal, apabila kita bisa memahami kondisi orang lain, barangkali kita bisa mengetahui sebenarnya kebaikan apa yang terbaik untuk diri seseorang dalam suatu kondisi yang sedang dia hadapi sekarang.

Dengan cara berpikir yang seperti ini, maka akan terbentuk suatu masyarakat yang berbudayakan cara berpikir solutif atau mampu memberikan solusi terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di tengah-tengah mereka, bukan masyarakat yang gemar mengomentari tanpa adanya solusi.

Informasi-informasi yang didapat akan ditelusuri lebih jauh sehingga mendekati pada fakta, menganalisanya sesuai tingkat pemahamannya, sehingga akan dapat dirumuskan suatu solusi.

Sedangkan yang terjadi pada masyarakat saat ini adalah mereka mendapat informasi, lalu sesegera itu juga mereka menyampaikannya kepada orang lain, maka hal inilah yang kemudian membentuk social judgment (penilaian soial) yang dangkal terhadap seseorang. Padahal informasi itu belum tentu informasi yang benar, atau informasinya benar tetapi kurang lengkap.

QS. Al Hujurat ayat 6: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.

Dalam kasus anekdot di atas, si Orang Tua mendapatkan informasi bahwa si Pemuda lajang belum menikah, maka dia pun langsung memberikan komentarnya yang menyuruh si Pemuda lajang untuk segera menikah. Padahal barangkali ada informasi lainnya mengenai si Pemuda tersebut, yang belum diketahui oleh si Orang Tua, misalkan: orang tua atau saudara si Pemuda sedang manghadapi masalah, si Pemuda belum mempunyai penghasilan yang memadai untuk menikah, si Pemuda sedang memprioritaskan untuk melanjutkan sekolah, dan lain sebagainya.

Apabila si Orang Tua mau untuk menelusuri lebih lanjut informasi mengenai si Pemuda tersebut, lalu dia menganalisanya berdasarkan tingkat kebijaksanaan yang dia miliki, tentu si Orang Tua akan mengeluarkan komentar-komentar yang lebih konstruktif atau motifatif.

LOMBA POSTER K3

Terdapat lomba design poster tentang K3 (Keselamatan dan Kesehatan kerja) tahun 2011 di kantor. Mengetahui hal ini, langsung ada niatan dalam diri saya untuk mengikuti lomba ini. Selanjutnya saya mencoba mencari inspirasi untuk membuat poster yang sesuai dengan tema K3. Setelah dipikir-pikir dan diimajinasikan, oh saya ada ide!

Saya cari gambar spiderman, lalu dapatlah gambar berikut.

Selanjutnya saya mengumpulkan sejumlah model sebisa yang saya dapatkan di kantor. Saya meminta tolong rekan kerja untuk berpose selayaknya spiderman seperti gambar di atas, tetapi dengan memakai body harness. Akan tetapi tentu saja tidak dalam posisi bergelantungan seperti dalam gambar spiderman di atas. Saya tidak sekejam itu friend.

Lalu saya minta dia lagi untuk berpose dengan mengenakan helm safety yang memiliki tali pengaman atau tali pengikat.

Model yang lain saya minta untuk mengenakan helm safety yang berwarna putih.

Model-model tersebut saya rahasiakan identitasnya karena menyangkut privasi. He...he..he...(Sebenarnya takut kena marah karena pasang tampang orang tanpa bayar).

Selanjutnya saya ambil sejumlah item dari foto-foto para model, yaitu body harness, tali helm safety, dan helm safety warna putih. Dan dengan sedikit sentuhan modifikasi grafis....

Jadilah poster K3 yang saya maksud seperti dalam imajinasi saya yaitu sebagai berikut.

Poster ini cukup kompeten dalam Lomba K3 tahun 2011 kali ini, dimana masuk dalam nominasi juara. Hadiahnya juga lumayan buat beli gorengan untuk dimakan bersama rekan-rekan sekantor.