Rabu, 15 Juli 2009

AURAT SEORANG BIDUWANITA MUSLIMAH


Dalam beberapa kesempatan saya sering melihat seorang artis Muslimah yang sedang diwawancarai oleh wartawan media infotainment dalam suatu acara bergenre gossip. Dalam menjawab pertanyaan – pertanyaan yang diajukan kepadanya itu, sering ia menunjukkan identitas keislamannya dengan megucapkan lafadz – lafadz pujian kepada Allah. Seperti Alhamdulillah! MasyaAllah! Astagfirullah! Insya Allah! Dan lain sebagainya.

Akan tetapi ada sesuatu yang janggal. Dan saya tidak habis pikir mengenai hal ini. Bagaimana ia bisa menyebut – nyebut kata – kata suci itu, sementara ia sedang mengenakan pakaian yang auratnya kelihatan. Entah belah dadanya yang kelihatan, atau pahanya yang mulus itu yang kelihatan. Atau dalam suatu hal yang lebih samar walaupun tetap saja salah, lekuk – lekuk tubuhnya itu yang terlihat jelas melalui pakainnya yang ketat.

Sungguh sangat disayangkan. Seorang public figure Muslimah yang seharusnya memberi contoh kepada muslimah – muslimah fansnya, kenyataannya memberikan contoh yang tidak baik dalam hal caranya berpenampilan. Apakah mereka mengucapkan kata – kata itu hanya agar supaya nampak sebagai seorang Muslimah yang baik? Lalu bagaimana dengan belah dadanya yang kelihatan itu? Apakah hanya sebuah Eye Cather saja agar semua perhatian tertuju kepadanya? Lantas muncul juga pertanyaan apakah mereka hanya menjadikan ungkapan – ungkapan keTuhanan itu sebagai praktek dagang mereka saja, agar mereka tampak sebagai wanita – wanita yang alim, dan dengan demikian semakin banyak fansnya, sehingga mereka lebih laku di dunia hiburan? Sungguh, hal ini tidak pernah saya habis pikir dibuatnya? Kenapa mereka melakukan perbuatan bodoh itu.

Padahal sudah jelas di dalam Al Quran mengenai masalah menutupi aurat ini.

Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang. (QS. Al Ahzab:59).

Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. An Nur: 31).

Dari ayat – ayat di atas dapat dilihat bahwa sesuatu yang sangat dianjurkan bagi seorang muslimah untuk mengenakan pakaian yang secara total menutupi seluruh tubuhnya, sehingga auratnya tidak tampak, seperti tonjolannya dan lekukan tubuhnya. Selain itu pakaian itu juga harus mampu menutupi perhiasan – perhiasan yang dia pakai seperti kalung, gelang tangan, gelang kaki, dan anting. Hal ini perlu dilakukan yang mana sebenarnya demi kebaikan mereka juga. Yaitu agar mereka dikenal sebagai seorang muslimah, dan selain itu, karena seluruh tubuhnya tertutupi, maka mereka tidak akan diganggu atau digoda oleh para lelaki. Akan tetapi anjuran islam ini memang telah banyak sudah ditinggalkan oleh kaum wanita Muslimin jaman sekarang, walaupun tujuan sebenarnya dari ketetapan Allah yang demikian adalah baik. Tidak bisa dipungkiri, memang tidak semua manusia mau menuruti kebenaran – kebenaran yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya, karena kebanyakan manusia memang bukanlah orang yang menyenangi kebaikan. Mereka senang melakukan kerusakan di muka bumi.

Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu.
(QS. Az Zukhruf : 78)

Artis – artis itu seolah – olah lupa bahwa diri mereka adalah seorang Muslimah. Apakah mereka hanya termasuk kumpulan orang yang tidak tahu mengenai kewajiban menutup aurat itu, ataukah mereka termasuk ke dalam kelompok yang tidak mau tahu. Tetapi kenyataannya pada kelompok yang belakangan inilah, yang menurut saya, mereka banyak terdapat. Mereka malah semakin menjadi – jadi. Dengan alasan membuat sensasi, atau tampil beda, berekspresi bebas dalam seni, atau tuntutan profesi maka aturan – aturan agama itu dilanggar. Sudah tidak ada rasa bersalah lagi bagi mereka dalam menerima tawaran untuk tampil seronok. Dengan alasan acting, berkesenian, dan lain sebagainya yang barangkali sebenarnya hanya urusan dunia dan tidak ada pesan moralnya sama sekali. Semua hanya untuk menambah popularitas dan ujung – ujungnya uang.

Makanya, untuk menutupi kebobrokan agamanya itu, ketika diwawancarai wartawan media infotainment, mereka sering mengucapkan ungkapan – ungkapan Islam layaknya seorang yang selalu ingat kepada Tuhannya. Bahkan mereka mengaku – ngaku dekat pada ustad atau kiyai tertentu, atau bahkan mengaku berasal dari keluarga kyai.

Padahal sebenarnya, public figure adalah suatu pekerjaan yang sarat amanat. Mereka adalah ikon dari masyarakat, dimana mereka yang akan menjadi kiblat masyarakat dalam segala hal. Mereka sebenarnya merupakan “pemimpin” masyarakat dalam hal tren, cara bersikap di depan publik, cara berbicara, dan banyak hal bentuk keteladanan lainnya. Termasuk di dalamnya cara berpakaiannya. Mereka juga ditonton oleh jutaan pasang mata di Indonesia, baik secara langsung maupun dibalik layer kaca, dimana hal ini mengakibatkan mereka menjadi sorotan dan menjadi rujukan bagi masyarakat. Jadi beban moral sebagai seorang pemimpin umat, sebenarnya juga diemban oleh mereka.

Kitab Hadis Sahih Bukhari Muslim meriwayatkan dari Abdullah bin Umar Ra, dimana dia berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Setiap kamu adalah pemimpin yang dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Seorang amir yang mengurusi keadaan rakyatnya adalah pemimpin. Ia akan dimintai pertanggung jawaban tentang rakyatnya. Seorang laki – laki adalah pemimpin bagi keluarga di rumahnya. Ia akan dimintai pertanggung jawaban tentang keluarganya. Seorang wanita adalah pemimpin atas rumah tangga suaminya. Ia akan dimintai pertanggung jawaban tentang hal itu. Seorang hamba adalah pemimpin terhadap harta benda tuannya, ia akan dimintai pertanggung jawaban tentang harta tuannya itu. Ketahuilah bahwa kamu semua adalah pemimpin dan semua akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya itu.”


Dari hadis di atas maka dapat dikatakan pula bahwa seorang public figure adalah pemimpin dari para fansnya, dan setiap public figure itu akan dimintai pertanggung jawabannya terhadap apa – apa yang dilakukan fansnya itu dalam hubungannya dengan dia sebagai teladan para fansnya itu. Apabila mereka memberikan contoh berpenampilan yang mengumbar aurat kepada masyarakat, dan para fansnya itu menirunya sehingga mereka lalai dari agamanya, maka dosa para fansnya itu, juga public figure itulah yang menanggungnya, selain dosanya sendiri.

Makanya saya tidak heran, kalau saya dengar isi ceramah Bapak Ustad dan Bapak Kyai yang menyatakan bahwa sebagian besar orang – orang yang masuk surga nantinya adalah orang – orang yang beriman dari kalangan fakir, miskin, dan tidak terkenal, dan juga dari kalangan laki – laki. Sedangkan kebalikannya mereka yang banyak di neraka adalah mereka yang banyak dikenal selama hidup di dunia, mereka yang kaya, dan mereka dari kalangan kaum hawa. Dan hal ini memang disebutkan dalam kitab Hadis. Dalam hal ini, berarti yang paling banyak masuk neraka adalah salah satunya dari kalangan biduwanita perempuan itu. Wawwahu A’lam!.

AGAMA NENEK MOYANG


Assalamualaikum Wr. Wb.

Bismillahhirohmanirrohim

Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apa pun, dan tidak mendapat petunjuk?". (QS. Al Baqarah:170).

Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya". Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?. (QS. Al Maidah5:104).

Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata: "Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya. Katakanlah: "Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji." Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?. (QS. Al A’raf7:28).

Menurut saya, ayat – ayat di atas tidak hanya ditujukan hanya kepada kaum Musyrikin penyembah berhala, tetapi peringatan – peringatan tersebut juga ditujukan kepada beberapa kelompok dari kalangan islam sendiri, yang hanya mengaku islam di luarnya saja. Mereka sebenarnya bukanlah seorang islam sejati, tetapi orang yang mengaku – ngaku islam.

Golongan yang seperti ini, kenyataannya memang jumlahnya semakin banyak dalam kehidupan kita sekarang ini. Mereka mengaku sebagai seorang muslim, mereka juga dalam beberapa kesempatan kita jumpai melakukan shalat, dan juga ikut serta dalam shalat jama’ah di masjid, dan juga selalu hadir dalam shalat jama’ah juma’at (bagi yang laki – laki). Mereka juga ikut merayakan hari – hari besar agama. Kita dapati juga wanita – wanita dari kalangan ini juga mengenakan jilbab.

Akan tetapi, ketika mereka kembali berbaur dengan masyarakat, kembali ke pekerjaan – pekerjaan duniawi mereka, maka kita dapati mereka tidak tampak lagi sebagai seorang Muslim. Mereka melakukan penyelewengan amanat, mereka melakukan pungli, mereka menggunakan fasilitas umum untuk mendapatkan keuntungan pribadi, mereka melakukan korupsi, mereka melakukan kolusi, mereka melakukan nepotisme tanpa dasar yang jelas, dan lain sebagainya. Atau perbuatan hal – hal lainnya yang sepele tapi menyesakkan dada, seperti mengunjing orang lain, menghasut, fitnah, berkata bohong untuk keuntungan pribadi, dan lain sebagainya.

Kita bisa melihat mereka – mereka ini dalam kehidupan sehari – hari. Beberapa orang menjadi mafia peradilan, beberapa lagi menjadi mafia pendidikan, beberapa lagi menjadi mafia kantoran, mafia pemerintahan, mafia perekonomian, mafia informasi, mafia birokrasi, dan dalam banyak bidang pekerjaan lainnya dimana mereka menyisipi amanat perkerjaan itu dengan praktek yang kotor. Mereka berlomba – lomba memakan harta melalui jalur yang tidak halal seperti riba, memakan dari hasil uang yang bukan haknya, memakan uang sogokan, salam tempel, dan lain sebagainya.

Tetapi mereka tetap saja mengaku sebagai bagian dari islam. Mereka tetap memakai jilbab (bagi yang wanita), berkata santun apabila bertemu orang, bagi yang laki – laki juga sering kita temui masih melaksanakan shalat Jama’ah Jumat, dan lain sebagainya. Bukankan ini adalah sebuah ironi?

Budaya kotor yang sudah sangat kental ini sebenarnya sudah mereka akui sendiri merupakan lanjutan dari apa yang mereka dapati dari pendahulu – pendahulu mereka, senior – senior mereka, bapak dan ibu mereka, guru – guru mereka, atasan – atasan mereka, teman – teman mereka dan bahkan ada yang hanya karena berupaya meniru mereka – mereka yang berasal dari kalangan di luar islam. Padahal tidak semua yang demikian itu adalah baik.

Karena mereka hanya ikut – ikutan saja terhadap apa yang dilakukan pendahulu – pendahulu mereka, padahal dirinya mengaku seorang muslim, maka bisa dikatakan bahwa sebenarnya mereka bukanlah seorang muslim sejati. Mereka ini hanya orang – orang yang mengaku dirinya islam tetapi sebenarnya mereka adalah orang – orang yang hanya mengikuti agama nenek moyangnya itu, yaitu islam menurut persepsi nenek moyangnya. Dan dengan demikian mereka tidak dapat dikatakan sebagi seorang yang islam. Tetapi mereka hanyalah orang yang beragama seperti nenek moyangnya itu. Tidak peduli apakah nenek moyangnya itu mereka dapati menyembah berhala, lalu mereka secara berduyun – duyun mengikutinya, atau karena mereka juga mendapati nenek moyang mereka melakukan korupsi, maka mereka secara berjamaah pun mengikutinya. Melihat nenek moyangnya melakukan dan menerima sogok, pungutan liar, maka mereka secara berlomba – lomba pula melakukannya.

Seringkali juga dalam perkara – perakara yang masih belum jelas gelap terangnya, halal haramnya, mereka embat saja semuanya. Padahal Allah dan Rasul memerintahkan manusia agar memakan harta yang jelas kehalalannya.

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS. Al Baqarah :168).

Diriwayatkan dari Abu Abdullah Al Nu'man ibn Basyer RA, dimana beliau berkata: Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya perkara yang halal itu terang jelas, dan sesungguhnya perkara yang haram itu terang jelas, dan di antara kedua perkara tersebut ada perkara-perkara syubhat yang kesamaran yang kebanyakan orang tidak mengetahuinya. Barangsiapa yang menjaga perkara syubhat maka sesungguhnya dia telah membersihkan agamanya dan maruah dirinya. Dan barangsiapa yang terjatuh dalam perkara syubhat, maka dia telah jatuh dalam perkara haram, umpama seorang pengembala yang mengembala di sekeliling kawasan larangan, dibimbangi dia akan menceroboh masuk ke dalamnya. Ketahuilah bahawa setiap raja ada sempadan dan sesungguhnya sempadan Allah itu ialah perkara – perkara yang diharamkanNya. Ketahuilah bahwa dalam setiap jasad itu ada seketul daging yang apabila ia baik maka baiklah seluruh jasad dan apabila ia rusak, maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah ia adalah hati”. (Hadis riwayat Al lmam Al Bukhari dan Muslim).

Hal ini sungguh sangat disayangkan. Karena segala hal penyelewengan seperti misalnya pungli dan sogok dibudayakan, dan seolah – olah hasil yang diperoleh darinya sudah dianggap sesuatu yang biasa. Dan karenanya mereka menghalalkannya dan memberikan persetujuan sosial terhadapnya. Dan tindakan itu tidak lagi dilakukannya secara sembunyi – sembunyi, tetapi sudah mereka lakukan secara terang – terangan. Mereka mengakuinya dan bahkan berbangga atasnya.

Akan tetapi, kita sering melihat bahwa beberapa diantara mereka sebenarnya dulunya adalah aktivis kampus yang selalu berkata dan berteriaak secara lantang: tolak korupsi, tolak kolusi, tolak nepotisme! Gantung koruptor! Tolak Liberalisme! Tapi kenyataannya setalah mereka lulus dari kuliahnya dan masuk dalam dunia kerja, dunia pemerintahan, dan berbaur dengan masyarakat, justru mereka inilah yang paling pertama dan yang paling bersemangat untuk melakukan perbuatan kotor itu. Semagat mereka untuk berbuat kotor ketika sudah masuk lingkungan demikian sama halnya dengan semagat mereka dahulu sebagai aktivis kampus untuk menolaknya, bahkan lebih dari itu. Idealisme mereka ternyata tidak lebih dari ibarat debu yang menempel di permukaan sebuah batu. Ketika hujan turun, maka lenyaplah debu itu dari permukaan batu, dimana batu itu kemudian menjadi licin, mulus, dan hilang tidak berbekas sama sekali idealisme mereka itu.

Beberapa lainnya selalu ragu – ragu awalnya untuk melakukan itu. Mereka sadar bahwa itu salah. Tetapi setelah didapatinya seolah – olah tidak ada jalan keluar dan tidak banyak yang bisa diperbuatnya untuk mengubah budaya itu, ia pun akhirnya turut serta menggabungkan diri. Dari yang awalnya ragu – ragu, menjadi malu – malu kucing, akhirnya bak singa yang sedang lapar, semuanya diterkam tanpa batasan.

Sungguh apa yang mereka lakukan sebenarnya adalah suatu kerugian! Semoga mereka kembali ke jalan yang benar!

Tetapi ada juga kelompok yang secara sadar mengakui itu salah, tetapi mereka tidak merasa mampu untuk berbuat banyak terhadapnya, sehingga mereka hanya berdiam diri dan menutup mata. Kelompok yang demikian dapat dijelaskan melalui hadis berikut.

Daripada Abu Sa'id Al Khudrie RA. dimana beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa dari kalangan kamu melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah dia mengubahnya dengan tangannya. Sekiranya dia tidak mampu maka hendaklah dia mengubahnya dengan lidahnya. Sekiranya dia tidak mampu maka hendaklah dia mengubahnya dengan hatinya. Yang sedemikian itu adalah selemah-lemah iman. (Hadis diriwayatkan oleh Al lmam Muslim).

Orang yang melihat suatu kemungkaran berlaku di depan matanya, dan dia berkuasa mencegahnya dengan tangannya atau dengan lidahnya maka dia berkewajipan mencegah kemungkaran tersebut. Dia berdosa apabila membiarkan kemungkaran tersebut berlalu tanpa sebarang tindakan atau percobaan untuk mencegahnya, kecuali kalau dia tidak mampu atau karena dibimbangi bahwa tindakannya nanti akan membawa kemudharatan kepada dirinya apabila dia mencegah kemungkaran itu. Mencegah kemungkaran hanya dengan hati, yaitu dengan membencinya dan berkeinginan mau mencegahnya pada suatu saat nanti kalau dia mampu. Orang yang berdiam diri inilah yang mana dalam hal ini mereka termasuk ke dalam kalangan dengan tingkatan iman yang paling lemah.

Lebih parah lagi, ketika mereka diingatkan untuk kembali ke jalan Allah dan Rasulnya, dan menjadi seorang Muslimin yang sebenarnya, mereka menolaknya, tidak menghiraukannya, atau bahkan memaki – maki orang yang memberi peringatan itu dengan celaan, “Sok suci kau!”. Dan pemberi peringatan itu pun ditinggalkan, tidak dihiraukan dan disisihkan dari pergaulan sehari – hari. Bahkan terkadang mereka memberi tambahan penghinaan terhadap si pemberi peringatan itu dengan sejumlah fitnah.

Hal ini sudah menjadi salah satu bukti bahwa memang telah datang zaman dimana orang hina dimuliakan dan orang mulia dihinakan. Salah satu tanda bahwa hitung mundur waktu kiamat sudah semakin mendekati saatnya.

Semoga kita semua selalu diberi rahmat dan hidayah oleh-Nya, sehingga kita selalu berada di jalan yang lurus, jalan yang islam, jalannya orang yang berserah diri kepada Allah. Semoga kita selalu diselamatkan dari kesesatan.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Dan akhir kata saya tutup artikel ini dengan sebuah wasiat Rasulullah kepada kaum – kaum Muslimin yang hidup setelahnya.

Diriwayatkan dari Abu Najih Al 'lrbadh ibn Sariyah RA., dimana beliau berkata: Rasulullah SAW telah menasihati kami suatu nasihat yang menggetarkan hati dan mencucurkan air mata. Hal itu seolah-olah merupakan nasihat orang yang mau mengucapkan selamat tinggal. Kami berkata: “Ya Rasulullah! Maka berikanlah kami wasiat!”. Baginda bersabda: Aku mewasiatkan kamu supaya bertaqwa kepada Allah SWT, supaya mendengar dan taat, sekalipun kamu diperintah oleh seorang hamba. Sesungguhnya, barangsiapa di kalangan kamu yang masih hidup nanti, niscaya dia akan melihat banyak perselisihan. Maka hendaklah kamu mengikuti sunnahku dan sunnah khulafa'ur Rasyidin yang mendapat hidayat. Gigitlah ia dengan kuat (yaitu berpegang teguhlah kamu dengan sunnah-sunnah tersebut) dan berwaspadalah kamu dari melakukan perkara-perkara yang diada-adakan, karena setiap perkara yang diada-adakan itu adalah bid'ah dan setiap bid'ah itu adalah sesat dan setiap kesesatan itu dalam neraka. (Hadis riwayat Abu Dawud dan Al Tirmizi. Al Tirmizi berkata ini hadis sahih).

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Senin, 06 Juli 2009

TEKNOLOGI TELEPORT, MUNGKINKAH?

Sulaiman Berkata: "Hai pembesar – pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya (Ratu Balqis) kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri". Berkata 'Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya". Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata: "Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". (QS. An Naml : 38 – 40)

Kita bisa melihat dari kisah yang diabadikan dalam Al Quran di atas, bahwa bukanlah jin yang membantu Sulaiman dalam memindahkan singgasana ratu Balqis ke tempat Sulaiman, melainkan seorang manusia yang mempunyai ilmu. Dari sini kita dapat mengetahui bahwa golongan manusia punya kemampuan yang lebih baik dari golongan jin.

Negeri tempat ratu Balqis itu berada adalah di negeri Saba’ yang terletak di daerah Yaman, sedangkan kerajaan Sulaiman terletak di negeri Syam (palestina). Jarak antara dua kerajaan itu adalah sekitar 2.000 kilometer. Terlihat sepintas, tidaklah mungkin orang itu bisa memindahkan singgasana ratu Balqis dalam waktu sebelum mata Sulaiman berkedip.

Menurut Jennifer S. Holland, orang dewasa yang cemas akan berkedip sebanak 50 kali per menit. Orang dewasa yang tenang berkedip 15 kali per menit. Dari sini kita tahu bahwa manusia normal akan berkedip rata – rata setiap 4 detik.

Terdapat salah satu transportasi yang paling cepat yang ada saat ini, yaitu pesawat jet yang bernama X-15. Apakah teknologi transportasi tercepat ini mampu melaksanakan tugas Sulaiman? Mari kita lihat dan telaah bersama - sama.

Bisa dilihat, bentuknya hampir sama seperti Roket. Pesawat yang satu ini adalah keluaran dari NASA. Diterbangkan pertama kali oleh pilot pertamanya yang bernama Scott Crossfield pada 8 June 1959. Tahun '59 itu generasi pertama dari pesawat ini. Gambar di atas adalah modifikasi terbarunya. Pada ketinggian 100 km, X-15 bisa mencapai Mach 6.72. Satuan Mach 6,72 berarti 6,72 kali kecepatan suara. Karena kecepatan suara itu bervariasi terkandung kondisi atmosfer, kita andaikan saja pesawat ini terbang pada kondisi atmosfer normal, dimana kecepatan suara yang berlaku adalah 331,6 m/s. Berarti kecepatan pesawat ini dalam kondisi atmosfer normal adalah:

6,72 X 331,6 = 2228,35 m/s atau 8022,06 km/jam.

Dengan menngunakan rumus kecepatan:
S = V x t

Jadi dapat diketahui bahwa pesawat ini dapat menepuh perjalan dari Yaman ke Syam dalam waktu:

(2.000 km) / (8022,06 km/jam) yaitu sekitar 0,25 jam atau 15 menit.

Tentulah tidak mungkin seorang manusia akan menahan matanya berkedip selama itu. Dari sini kita tahu bahwa selang waktu yang selama ini tidak mampu memenuhi selang waktu yang disyaratkan sebagai selang waktu manusia mampu menahan matanya berkedip secara normal. Kesimpulannya sangat tidaklah mungkin apabila singgasana itu dipindahkan dalam sekejap mata dengan meggunakan teknologi transportasi yang paling mutakhir saat ini seperti pesawat ini.

Akan tetapi kalau kita sedikit berimajinasi, kita bisa melihat sebuah film Star Trex. Dalam film itu dikisahkan pesawat Enterprise memiliki suatu teknologi yang disebut teleport. Teknologi ini mampu memindahkan seseorang atau barang lainnya dalam sekejap. Seseorang yang akan dipindahkan masuk ke dalam sebuah ruangan khusus, sedangkan operator mengintrusikan computer untuk mengirimkan orang tersebut ke tempat tujuan, dan zlppp..! Ia pun menghilang. Tiba – tiba dirinya telah berada di tempat yang dituju dengan tidak kurang satu apapun.

Kalaupun hal ini hanyalah sebuah cerita fiksi, tetapi apakah memungkinkan teknologi teleport ini benar – benar terwujud suatu saat ini?

Jawabannya: Ya. Perkembangan ilmu fisika kita sedang megarah kearah sana. Penjelasan ilmiah yang masuk akal dari hal ini, bisa kita mulai dengan melihat teori Einstein yang terkenal itu. Mudah – mudahan Anda masih ingat

Salah satu rumusan yang dikeluarkan Einstein adalah:

E = m.c2

Dalam hal ini, sebuah benda yang memiliki massa dapat berubah menjadi suatu bentuk energi. Dan peristiwa ini reversible, atau bisa dibolak balik. Maksudnya, energi yang terbentuk ini nantinya juga dapat dirubah kembali menjadi wujud benda asal. Ini secara teori. Lalu, bagaimana secara prakteknya berdasarkan teknologi yang ada saat ini?

Materi bisa berubah menjadi energi dan sebaliknya. Manusia saat ini telah berhasil mengubah materi menjadi energi dalam berbagai perlengkapan atau peralatan dengan memanfaatkan energi atom antara lain melahirkan atau memproduksi energi listrik untuk kemaslahatan peradaban manusia. Meskipun demikian, kemampuan manusia dalam mengubah materi menjadi energi masih berada dalam tahap pengembangan yang masih jauh dari cita – cita menciptakan teknologi teleport.

Demikian pula dalam hal upaya mengubah energi menjadi materi. Dalam hal ini, manusia telah berhasil melakukannya, kendatipun dalam kadar yang sangat minim. Untuk mengubah energi menjadi materi digunakan alat yang disebut sebagai Akselerator partikel /particel accelerator/. Walaupun demikian, kadar kemampuan dalam hal pengubahan itu masih diupayakan untuk terus ditingkatkan dan disempurnakan.

Jadi dari sini, kita akan sampai pada satu kesimpulan, pengubahan materi menjadi energi dan sebaliknya merupakan pekerjaan yang dapat dilakukan secara ilmiah dan praktis. Intinya teknologi – teknologi yang merupakan embrionya sudah ada.

Karena energi ini merupakan suatu esensi yang tidak dapat dimusnahkan, tetapi bisa dirubah ke dalam bentuk energi yang lain, tentunya energi ini akan memiliki sifat sesuai dengan wujud energi tersebut. Energi ini dapat dikirimkan dengan menggunakan kecepatan cahaya pada gelombang mikro ke tempat mana saja yang kita inginkan, yang kemudian kita ubah kembali menjadi materi asal. Dengan cara itu, kita bisa mengirim peralatan atau perlengkapan apa saja, bahkan rumah berikut isinya bisa dipindahkan ke daerah mana saja dimuka bumi ini menurut pilihan kita.

Kita tahu bahwa kecepatan cahaya adalah 3 x 108 m/s atau sebesar 300.000.000 m/s. Dari sini kita bisa menetukan berapa lama suatu benda yang bergerak dengan kecepatan ini, menempuh perjalanan Yaman – Syam yang sejauh 3000 km atau 3.000.000 m. Apabila S adalah jarak antara Syam-Palestina, dan v adalah besar kecepatan cahaya, maka waktu tempuh t yang dibutuhkan bisa ditentukan.

S = v x t
t = S / v
t = 3.000.000 / 300.000.000
t = 0,01 detik

Kita bisa melihat, bahwa teknologi inilah yang memungkinkan untuk mewujudkan keinginan Sulaiaman tersebut, walaupun dalam hal ini, masihlah sebuah teori saja. Akan tetapi kita harus tetap optimis pada perkembangan teknologi fisika ke depan, sehingga hal tersebut memang benar – benar dapat terwujud.

Tetapi ada satu hal yang masih diakui sebagai kendala utama oleh para sarjana fisika
untuk membuktikan mimpi ini. Kesulitannya adalah dalam menggabungkan dan merangkaikan bagian-bagian atau atom-atom partikel dalam bentuk aslinya secara sempurna sehingga setiap atom diletakkan pada tempat semula sebelum atom itu diubah menjadi energi guna melakukan tugas pokoknya.

Kemampuan instrumen transmisi gelombang elektromagnetik yang ada sekarang juga belum mumpuni. Instrumen termodern saat ini hanya mampu menghimpun gelombang elektromagnetik itu sebesar 60% saja dari total yang seharusnya terhimpun. Ini disebabkan berpencarnya gelombang itu diudara selama proses pengiriman.

Kita juga tahu bahwa untuk mengubah materi menjadi gelombang mikro harus melalui beberapa tahapan. Pertama, materi dirubah menjadi energi panas, lalu dirubah menjadi energi mekanik, kemudian dirubah lagi menjadi energi listrik. Dan terakhir, energi listrik ini dikirimkan dalam bentuk gelombang mikro. Proses yag cukup panjang ini mengakibatkan sebagian besar bagian dari materi akan hilang selama proses perubahan – perubahan tersebut. Hanya sebagian kecil saja yang dapat terkirimkan melalui gelombang mikro. Hasil maksimal yang mampu dicapai saat ini dalam pengubahan energi mekanik menjadi energi listrik tidak akan lebih dari 20%.

Dalam beberapa contoh kasus, kita melihat dalam teknologi nuklir, ketika uranium diproses untuk dirubah menjadi energi, maka yang berubah menjadi energi itu hanyalah bagian kecil dari uranium. Sementara sisanya tidak menjadi energi, tetapi hilang selama proses dalam bentuk panas nuklir. Energi panas ini dipancarkan secara radiasi selama ribuan dan jutaan tahun dan kemudian berubah menjadi anasir – anasir lain, dimana akhirnya menjadi timah.

Dengan demikian, apabila kita menggunakan teknologi yang ada sekarang untuk memindahkan singgasana Ratu Saba’ maka kita akan mendapatkan hanya sedikit saja bagian dari singgasana itu pada akhir proses. Proses dimulai dengan mengubah singgasana Ratu Saba' menjadi energi melalui suatu metode tertentu. Selanjutnya kita kirimkan energi ini via gelombang mikro ke tempat tujuan. Setelah sampai di tempat tujuan, kemudian gelombang ini kita ubah lagi menjadi bentuk materi asal. Pada tahap akhir ini, kita tidak akan mendapatkan lebih dari 5% dari bagian singgasana Ratu Saba' itu.

Sisanya hilang selama proses perubahan-perubahan itu. Jika kita lihat kemampuan teknologi yang ada sekarang ini, yang dalam praktiknya hanya mampu mengirimkan sebesar 5% dari materi asli ke tempat tujuan, maka hal ini tentu tidaklah cukup untuk membentuk kembali satu bagian kecil saja dari singgasana Ratu Saba' tersebut. Sulaiman barangkali hanya bisa menunjukkan secuil saja materi dari singgasana itu kepada Ratu Saba’.

Padahal dalam ceritanya, ketika Ratu Saba’ sampai di istana Sulaiman, betapa kagetnya dia melihat singgasanaya ada di situ.

Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: “Serupa inikah singgasanamu?” Dia menjawab: “Seakan-akan singgasana ini adalah singgasanaku”, “kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri”. (QS. An Naml:42).

Pesan dari cerita ini adalah:
  1. Maha suci Allah atas segala kebesarannya yang membuat manusia mampu melakukan hal – hal yang menakjubkan dengan ilmu yang diberikan-Nya. Kita harus selalu bersyukur atas segala karunia yang telah diberikan oleh Allah, jangan samapi kufur nikmat, karena suatu saat kita akan kembali kepada-Nya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa – apa yang telah dititipkan Allah kepada kita selama hidup di dunia.
  2. Kita tidak bisa mengatakan bahwa peradaban kita sekarang adalah peradaban yag paling maju dan modern. Buktinya, teknologi termutakhir yang ada sekarang ternyata tidak bisa melakukan seperti apa yang dilakukan oleh manusia pada zamannya nabi Sulaiman. Bayangkan coba! Bukankah nabi Sulaiman itu hidup beberapa generasi setelah Nabi Musa dan sebelum Nabi Isa. Sebelum Masehi donk!
  3. Kita harus selalu optimis bahwa kita bisa melakukan segal hal yang menakjubkan dengan ilmu – ilmu yang kita miliki. Bahkan kita bisa lebih unggul dari bangsa jin yang selalu kita kenal sebagai mahluk yang sakti, kayak jin-nya Alladin itu. Akan tetapi segal hal menakjubkan itu tidaklah dapat dicapai tanpa usaha. Untuk itu Allah berfirman:

    Hai jemaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan. (QS. Ar Rahman : 33).

    Kekuatan inilah yang harus kita cari dengan usaha keras, dan tetap banyak – banyak memohon kepada Allah.