Tampilkan postingan dengan label KESEHATAN DAN LINGKUNGAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KESEHATAN DAN LINGKUNGAN. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 21 Juni 2014

MENYIKAPI PENUTUPAN LOKALISASI SECARA BIJAK


Lokalisasi bisa diartikan sebagai suatu upaya untuk mensentralisasi dan melegalkan tempat pelacuran dalam satu lokasi. Tujuannya untuk memudahkan proses monitoring dan kontrol terhadap aktivitas prostitusi dan dampak negatifnya. Pendukung program lokalisasi beranggapan dengan adanya lokalisasi para PSK dapat didata dan dimonitoring, termasuk pengunjung lokalisasi. Hal ini untuk menghindari anak di bawah umur menggunakan jasa prostitusi. Penyebaran penyakit kelamin juga dapat diminimalkan karena petugas medis resmi akan rutin memeriksa para PSK. Sambil lalu, upaya pembinaan PSK dan germonya juga dapat dilakukan secara lebih terorganisir dan rutin, dengan harapan mereka dapat keluar dari lingkaran bisnis prostistusi.

Berbeda halnya jika praktek prostitusi tidak dilokalisasi dimana dianggap dapat memberikan dampak lebih buruk. Tidak adanya lokalisasi dianggap akan memicu para PSK untuk beroperasi secara liar. Hal ini justru akan menyulitkan pemerintah untuk mengontrol mereka dan mempersulit kontrol akibat yang ditimbulkannya seperti menyebarnya penyakit menular seksual misalnya sipilis, HIV-AIDS dll. Termasuk juga kemungkinan sulitnya mencegah anak-anak dibawah umur terlibat dalam bisnis prostitusi, baik sebagai PSK maupun pengguna.

Sekilas, program lokalisasi tampak sebagai suatu solusi yang bagus dan tepat.

Bahkan demi mendukung program ini secara masif, beberapa orang membawa dalil agama sebagai upaya menghalalkan program lokalisasi dari sisi agama. Beberapa dalil yang dijadikan referensi diantaranya:

“Bahaya yang lebih besar dihilangkan dengan bahaya yang lebih ringan.” (Ibn Nujaim Al-Hanafi, al-Asybah wa an-Nazhair, tahqiq Muthi` Al-Hafidz, Bairut-Dar Al-Fikr, hal: 96)

“Inkar terhadap perkara yang munkar itu ada empat tingkatan. Pertama : perkara yang munkar hilang dan digantikan oleh kebalikannya (yang baik atau ma’ruf); kedua : perkara munkar berkurang sekalipun tidak hilang secara keseluruhan; ketiga : perkara munkar hilang digantikan dengan kemunkaran lain yang kadar kemungkrannya sama. Keempat: perkara munkar hilang digantikan oleh kemungkaran yang lebih besar. Dua tingkatan yang pertama diperintahkan oleh syara’, tingkatan ketiga merupakan ranah ijtihad, dan tingkatan keempat hukumnya haram”. (Ibn Qoyyim al-Jauziyah, I’lam al-Muwaqi’in an Rabbi al-‘Alamin, tahqiq: Thaha Abdurrouf Saad, Bairut- Dar al-Gel, 1983. M, vol: III, h. 40)

Mereka beranggapan bahwa lokalisasi merupakan upaya yang memang tidak dibenarkan oleh agama. Namun demi mencegah kemudhorotan (keburukan) yang lebih besar maka hal tersebut boleh dilakukan.

Hal ini sangat disayangkan karena menyandarkan suatu dalil agama dalam konteks yang tidak tepat. Bahkan dipaksakan.

Untuk itu, mari kita pikirkan ulang bersama program lokalisasi ini melalui tinjauan kritis terhadap program lokalisasi itu sendiri. Apakah benar lokalisasi merupakan solusi? Apakah benar ada dalil-dalil agama yang melegalkan praktek lokalisasi?

Satu fakta yang tidak bisa dipungkiri, lokalisasi justru merupakan tempat dimana angka kriminalitas cukup tinggi. Praktek prostitusi akan selalu dibarengi dengan praktek minum-minuman keras. Hal ini tentu menjadi perpadauan yang kuat yang berpotensi menimbulkan praktek-praktek kejahatan dan pelanggaran lainnya. Misalnya perkelahian, kerusuhan, pencurian, tindakan asusila, perampokan, pembunuhan, kecelakaan lalu lintas, dll.

Mengenai hal tersebut kita bisa lihat contohnya dari praktek yang pernah dilakukan di Jakarta dimana sempat dibuka lokalisasi Kramat Tunggak pada masa Gubernur Ali Sadikin. Namun kemudian ditutup pada tahun 1999 dengan alasan tingginya tingkat kejahatan di sekitar area lokalisasi. Ini menunjukkan bahwa program lokalisasi bukanlah solusi, tetapi membuat masalah sosial baru. Yaitu meningkatnya angka kejahatan di daerah sekitar lokalisasi. Adapun contoh peningkatan angka kriminilitas di lokalisasi lain yang masih beroperasi bisa ditelusuri lebih lanjut.

Selain itu keberadaan lokalisasi juga berpotensi menimbulkan degradasi moral generasi muda. Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, sempat melakukan tanya jawab dengan seorang nenek yang masih menjajakan dirinya di tempat lokalisasi. Nenek tersebut mengakui bahwa dia masih banyak mendapat pelanggan anak-anak dan remaja. Hal ini sungguh menyedihkan. Inilah salah satu alasan yang kemudian memacu Risma bertekad menutup lokalisasi Dolly.

Degradasi moral generasi muda ini merupakan efek jangka panjang yang perlu dipikirkan bersama. Permasalahannya, anak-anak bukan lagi menjadi PSK, tetapi telah menjadi pengguna PSK. Dengan berbagai macam tontonan pornografi yang semakin mudah didapat, ditambah dengan fasilitas lokalisasi yang dekat dan tersedia PSK murah meriah, maka ini berpotensi memberikan peluang anak-anak untuk ikut terlibat dalam aktivitas prostitusi. Karena itu, anak-anak yang tinggal di daerah lokalisasi juga perlu diteliti dan dimonitoring, bagaimakah perkembangan mereka. Bagaimana perbedaannya dengan anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang baik, yang jauh dari lokalisasi. Jika memang telah terdapat gejala-gejala penurunan moral, maka perlu pembinaan yang intensif sesegera mungkin.

Jadi dari sini sudah jelas, upaya melegalkan suatu maksiat hanya akan berpotensi melahirkan maksiat-maksiat lainnya. Baik secara jangka panjang maupun jangka pendek.

Selanjutnya, kita bisa lihat juga dari tinjauan agama. Di dalam Al Quran telah disebutkan:

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al Isra' [17] : 32)

Allah SWT melarang hamba-hamba-Nya untuk melakukan zina, bahkan mendekatinya saja dilarang. Termasuk dalam hal ini segala bentuk aktivitas yang berpotensi mengarah pada perzinahan. Agama Islam memerintahkan umatnya agar menjauhi perzinahan dalam segala macam bentuknya. Sedangkan lokalisasi merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap praktek perzinahan. Bahkan praktek lokalisasi sampai dilegalkan dengan alasan demi mencegah kemudhoratan yang lebih besar. Ini sangat tidak bisa diterima dari sisi agama. Sekali kita diperintahkan untuk menjauhinya, maka segala bentuk praktek yang mengarahkan kita pada perzinahan harus dijauhi. Sungguh merupakan pembodohan umat jika membolehkan program lokalisasi dengan mendasarkan kepada dalil-dalil ulama yang tidak ditujukan untuk itu.

Dari Abdullah bin Umar dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menghadapkan wajah ke kami dan bersabda: “Wahai golongan Muhajirin, lima perkara apabila kalian mendapat cobaan dengannya, dan aku berlindung kepada Allah semoga kalian tidak mengalaminya; Tidaklah kekejian (mesum) menyebar di suatu kaum, kemudian mereka melakukannya dengan terang-terangan kecuali akan tersebar di tengah mereka penyakit Tha’un (wabah pes) dan penyakit-penyakit yang belum pernah terjadi terhadap para pendahulu mereka. ...........". (HR Ibnu Majah nomor 4009, lafal baginya, dan riwayat Al-Bazar dan Al-Baihaqi, shahih lighoirihi menurutSyaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wat-Tarhib hadits nomor 1761).

Dari hadis di atas disebutkan bahwa jika perzinahan telah dilakukan secara terang-terangan dan dilegalkan, maka tinggal tunggu waktu tersebarnya penyakit di tengah masyarakat. Berdasarkan sabda Rasulullah ini, segala bentuk perzinahan baik yang dilegalkan sekalipun seperti lokalisasi tidak akan mampu berperan sebagai kontrol penyebaran penyakit seperti diduga sekelompok orang. Jika praktek perzinahan didukung apalagi dilegalkan maka tinggal tunggu waktu Allah akan menurunkan azabnya.

Mengenai ancaman azab Allah bagi kaum yang melegalkan zina, sudah sangat jelas diterangkan di beberapa Hadis Rasulullah, diantaranya:

Dari Maimunah isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Umatku akan senantiasa dalam kebaikan selama di antara mereka tidak bermunculan anak hasil zina, jika anak hasil zina telah bermunculan di antara mereka, maka dikawatirkan Allah akan menghukum mereka semua.” (HR Ahmad 25600 sanadnya hasan, menurut Al-Albani hasan lighairi dalam shahih At-Targhib wat-Tarhib no 2400).

Rasulullah saw bersabda: “Jika zina dan riba telah merebak di suatu kaum, maka sungguh mereka telah membiarkan diri mereka ditimpa azab Allah.” (HR. Al-Hakim).

Sudah jelas mengenai ancaman Allah. Merajalelanya praktek perzinahan, apalagi dilegalkan, merupakan pemicu turunnya azab Allah.

Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikit pun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (QS. Yubus [10]:36).

Jadi tinggal dipilih, percaya kepada Allah dan RasulNya atau percaya kepada dugaan-dugaan sekelompok orang yang berlabel pakar, cendikiawan, atau ahli sosial.

Alasan ekonomi juga seringkali dijadikan alasan penutupan lokalisasi. Ini menunjukkan kurang percayanya umat kepada janji Allah. Padahal Allah telah berfirman:

Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al A'raf [7] : 96)

Yang patut kita tanamkan dalam-dalam pada diri kita adalah pentingnya percaya kepada janji Allah SWT. Jika Allah Azza Wa Jalla telah berfirman agar manusia menjauhi perbuatan zina, maka kewajiban kita adalah mengikuti perintah tersebut. Apabila telah demikian, maka Insha Allah, Allah akan menjauhkan kita dari azab dan akan menurunkan keberkahan melalui rejeki kita yang halal walaupun sedikit.

Dengan demikian, solusi penutupan lokalisasi adalah cara yang paling tepat. Begitu juga halnya dengan semua bentuk praktek prostitusi. Semuanya harus segera ditiadakan. Tidak ada alasan lain. Keberadaan lokalisasi cenderung hanya akan membuat para pelaku bisnis ini semakin nyaman dan aman karena bisnis mereka dilegalkan dan dilindungi oleh pemerintah. Tentu lain ceritanya jika lokalisasi, prostitusi, dan segala bentuk perzinahan dilarang secara tegas dan konsisten, serta para pelakukanya diburu, dan diberi hukuman atau pembianaan secara intensif. Hal ini akan memicu mereka untuk mencari alternatif pekerjaan lain.

Untuk itu konsistensi pemerintah dalam memberantas praktek prostitusi sangat diperlukan. Penutupan lokalisasi harus diikuti dengan program pemberantasan praktek prostitusi lainnya, baik yang terselubung maupun yang terang-terangan. Baik yang berkelompok dan terorganisir maupun yang perorangan. Apabila telah demikian, dengan sendirinya para pelaku bisnis ini secara otomatis akan terdorong untuk meninggalkan bisnis haram ini.

Jika mereka tetap ngotot bertahan, maka mereka harus rela kejar-kejaran dengan aparat satpol PP dan dinas sosial, keluar masuk penjara, masuk panti rehabilitasi, atau menjalankan bisnis mereka secara nomaden dengan penuh harap-harap cemas. Jika masih ngotot juga, akhirnya segala bentuk bisnis ini akan keluar dari batas negara kita dengan sendirinya kerena tidak tersedianya lagi tempat aman dan nyaman bagi mereka.

Sabtu, 07 April 2012

RAHASIA HIDUP SEHAT NABI MUHAMMAD


Rasulullah adalah contoh nyata sosok manusia yang paling bugar dan paling sehat yang pernah ada di dunia. Berdasarkan sejarah hidup Rasulullah, tercatat beliau hanya dua kali menderita sakit yakni setelah menerima wahyu pertama di Gua Hira dan pada saat menjelang wafat. Fakta ini mengindikasikan bahwa Rasulullah memiliki ketahanan fisik yang luar biasa. Padahal kondisi alam di Jazirah Arab sangat keras, tandus, dan tidak bersahabat. Temperaturnya juga sangat panas di siang hari dan sangat dingin di malam hari. Selain itu tekanan psikologis terhadap misi dakwah saat itu tentunya juga sangat tinggi. Lalu apakah sebenarnya rahasia hidup sehat dari Junjungan Besar kita, Nabi Muhammad Sallawwahu 'alahi wasallam? Ini akan menjadi topik artikel kita kali ini.

Seperti diketahui, bahwa Nabi Muhammad adalah suri teladan yang baik bagi kita semua.
Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah, suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah. (QS. 33:21)

Karenanya, segala apa yang dilakukan oleh Rasulullah adalah suatu kebaikan untuk kita tiru dan kita amalkan. Kita harus berupaya untuk terus meningkatkan amal ibadah kita hingga kuantitas dan kualitasnya sebisa mungkin semakin mendekati kuantitas dan kualitas ibadah Rasulullah. Bukan sebaliknya. Ini harus kita usahakan semaksimal mungkin sesuai kemampuan kita. Inilah rahasianya apabila kita menginginkan hidup yang senantiasa sehat dan selalau dalam lindungan Allah.

Perilaku Rasulullah dalam kegiatan fisik sehari-hari juga jelas menunjukkan teladan hidup sehat. Kebiasaan yang dilakukan Beliau adalah untuk dicontoh sehingga kita bisa menjadi pribadi yang sesehat-sehatnya. Mengenai kebiasaan-kebiasaan hidup sehat Rasulullah ini, kita bisa membaginya ke dalam 3 kelompok: kebiasaan hidup sehari-hari, do'a-doa'a, serta yang terakhir makanan dan obat.

  1. Kebiasan Hidup Rasulullah
  2. Apabila dilihat dari amalan-amalan beliau sehari-hari, tentulah banyak hal-hal yang harus kita teladani. Di sini kita akan membahas beberapa pola hidup Beliau yang ditinjau dari sisi kesehatan.
    • Makan Secukupnya
    • Telah termaktub dalam surat Thaha ayat 81: "Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. dan Barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, Maka Sesungguhnya binasalah ia." Kita diwajibkan hanya memakan makanan yang halal, baik halal dari sisi zatnya, maupun halal dari cara mendapatkannya. Selain halal, juga tidak berlebihan. “Kami adalah sebuah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan bila kami makan tidak terlalu banyak (tidak sampai kekenyangan) .“(Muttafaq Alaih) Dalam hadis riwayat Ibnu Majah juga dijelaskan mengenai hal ini. ”Anak Adam tidak memenuhkan suatu tempat yang lebih jelek dari perutnya. Cukuplah bagi mereka beberapa suap yang dapat memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak ditemukan jalan lain, maka (ia dapat mengisi perutnya) dengan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya lagi untuk pernafasan.” (HR Ibnu Majah dan Ibnu Hibban). Dari tinjauan kesehatan, makan hingga terlalu kenyang itu tidak baik. Penumpukan berlebihan makanan dalam lambung mengakibatkan semua darah akan terkonsentrasi di dalam usus. Hal ini dapat mengurangi pasokan darah ke otak sehingga akan menyebabkan mengantuk dan sulit berpikir bagi kita yang akan bekerja lagi setelah makan. Kekenyangan membuat kejenuhan Siklus Kreb (siklus asam sitrat) pada tubuh. Akibatnya, sistem metabolisme atau pembuangan kotoran pada tubuh terganggu. Dampak lanjutannya adalah tubuh lebih banyak menyimpan lemak daripada mengeluarkan energi. Otomatis, kasus kegemukan (obesitas) pun akan mendera yang dapat berujung timbulnya berbagai penyakit kronis.
    • Pola Tidur
    • Mengatur jadwal tidur adalah salah satu pola hidup Rasulullah. Biasanya Rasulullah tidur selepas Shalat Isya untuk kemudian bangun pada sepertiga malam untuk menunaikan shalat lail. Lamanya waktu tidur tidak melebihi kebutuhan. Penelitian Daniel F Kripke, ahli psikiatri dari Universitas California yang dilakukan di Jepang dan AS selama 6 tahun dengan responden berusia 30-120 tahun mengatakan bahwa orang yang biasa tidur 8 jam sehari memiliki resiko kematian yang lebih cepat. Sangat berlawanan dengan mereka yang biasa tidur 6-7 jam sehari. Demikian halnya pada saat ingin tidur, Rasulullah tidak menahan rasa kantuknya. Beliau segera membaringkan tubuhnya dan tidur sejenak. Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah dalam buku "Metode Pengobatan Nabi" mengungkapkan hikmah cara tidur Rasulullah. Rasulullah tidur dengan memiringkan tubuh ke arah kanan sambil berzikir hingga matanya terasa berat dan akhirnya tertidur. Terkadang, badan Beliau dimiringkan ke kiri sebentar, lalu kembali dimiringkan ke sebelah kanan. Tidur seperti ini merupakan tidur paling efisien. Pada saat itu makanan bisa berada dalam posisi yang pas dengan lambung sehingga dapat mengendap secara proporsional. Lalu beralih ke sebelah kiri sebentar agar proses pencernaan makanan lebih cepat karena lambung mengarah ke lever, baru kemudian berbalik lagi ke sebelah kanan hingga akhir tidur agar makanan lebih cepat tersuplai dari lambung.
    • Berwudhu
    • Kendati sederhana, manfaat wudhu sangatlah besar. Itulah yang dibuktikan oleh para ahli kesehatan dunia. Salah satunya adalah Prof Leopold Werner von Ehrenfels, seorang psikiater sekaligus neurolog berkebangsaan Austria. Menurut hasil penelitiannya wudhu mampu merangsang pusat syaraf dalam tubuh manusia, karena adanya keselarasan titik-titik wudhu dengan titik-titik syaraf. Dari sinilah ia akhirnya memeluk Islam dan mengganti namanya menjadi Baron Omar Rolf Ehrenfels. Mokhtar Salem dalam bukunya Prayers a Sport for the Body and Soul menjelaskan, wudhu bisa mencegah kanker kulit. Jenis kanker ini lebih banyak disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang setiap hari menempel dan terserap oleh kulit. Kemudian, apabila dibersihkan dengan air (terutama saat wudhu), bahan kimia itu akan larut. Selain itu, jelasnya, wudhu juga menyebabkan seseorang menjadi tampak lebih muda. Rasulullah berpesan mengenai pentingnya wudhu. “Sesungguhnya umatku akan dipanggil pada hari kiamat nanti dalam keadaan dahi, kedua tangan dan kaki mereka bercahaya, karena bekas wudhu’.” (HR. Al Bukhari no. 136 dan Muslim no. 246)
    • Berjalan Kaki ke Masjid
    • Rasulullah bersabda:”Orang yang paling besar pahalanya dalam shalat ialah yang paling jauh berjalan menujunya. Orang yang menunggu shalat sampai ia menunaikannya bersama imam, lebih besar pahalanya dari orang yang menunaikan shalat kemudian tidur.” Dalam riwayat Abu kuraib.,”Sampai ia menunaikannya bersama imam dalam shalat berjamaah.”(HR Muslim) Menurut para peneliti dari universitas lllinois, Amerika Serikat, berjalan kaki selama 30 menit setiap hari dapat membantu menurunkan tekanan darah pada pembuluh arteri hingga tercapai tekanan darah yang normal. Berjalan kaki juga dapat meringankan ketegangan psikologis seperti kecemasan dan kegalauan yang muncul akibat beban hidup sehari-hari yang tak kenal henti.
    • Puasa
    • Sesungguhnya pada puasa itu terkandung nilai-nilai kesehatan yang besar. Puasa dapat memperbaharui sel-sel dan dibuangnya sel-sel yang sudah tua dan mati. Melalui puasa, perut dan organ pencernaan diistirahatkan, sekaligus membersihkan pencernaan dari racun yang ditimbulkan oleh makanan yang tidak sehat. Puasa juga dapat mengurangi lemak di perut yang sangat berbahaya bagi jantung. Puasa menyeimbangkan metabolisme tubuh dan emosi. Dan yang terpenting, puasa dapat meningkatkan kualitas hidup kita.
    • Berbekam
    • Berbekam adalah metode pengobatan yang dianjurkan oleh Rasulullah. Dari Anas ra, bahwasannya Nabi Saw bersabda : “Sebaik-baik sesuatu yang kamu pergunakan menjadi obat adalah berbekam.” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim). Bahkan para Malaikat berwasiat kepada Nabi Muhammad saat melakukan isra' mi'raj agar memerintahkan umat berbekam. Dari Ibnu 'Abbas Rasulullah bersabda: "Tidaklah aku melewati seorang Malaikat ketika aku dimi'rajkan ke langit kecuali mereka mengatakan, 'Wahai Muhammad, lakukanlah olehmu berbekam.'" (HR Ibnu Majjah no. 3477) Dari 'Abdullah bi Mas'ud , Rasulullah menceritakan ketika beliau diIsra'kan, tidaklah beliau melewati sekumpulan Malaikat melainkan mereka memintanya, 'Perintahkanlah ummatmu untuk berbekam.'" (HR At Tirmidzi) Berbekam merupakan proses penghilangan darah kotor yang ada dalam tubuh melalui kulit. Darah kotor ini berupa toksid/ racun yang berbahaya dari dalam tubuh. Toksin ini berada pada hampir setiap orang. Toksin – toksin ini berasal dari pencemaran udara, maupun dari makanan yang banyak mengandung zat pewarna, zat pengembang, penyedap rasa, pemanis, racun sayuran dll. Kulit adalah organ yang terbesar dalam tubuh manusia, sebab itu banyak toksid/ racun berkumpul . Dengan berbekam dapat membersihkan darah yang mengalir dalam tubuh manusia. Inilah salah satu detoksifikasi (proses pengeluaran toksid/ racun) yang sangat mujarab serta tidak ada efek samping.
    • Ruqyah
    • Ruqyah adalah metode pengobatan yang telah ada sebelum Rasulullah diutus sebagai Nabi. Setelah Nabi Muhammad menyiarkan syariat islam, Nabi Muhammad membolehkan pengobatan dengan ruqyah asalkan tidak mengandung kesyirikan. “Dahulu kami meruqyah di masa jahiliyyah. Lalu kami bertanya: ‘Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang hal itu?’ Beliau menjawab: ‘Tunjukkan kepadaku ruqyah-ruqyah kalian. Ruqyah-ruqyah itu tidak mengapa selama tidak mengandung syirik’.” (HR. Muslim no. 2200)
  3. Doa'-Do'a
  4. Terdapat sejumlah do'a-do'a yang diajarkan oleh Rasulullah untuk meminta kesembuhan kepada Allah dikala sakit. Dan juga ketika memohon kesembuhan agar diberikan kepada orang-orang di sekitar kita yang sedang sakit. Karena hanya Allah-lah yang memberikan kesembuhan terhadap semua penyakit. Apabila kita sendiri yang mengalami sakit, maka bisa dipraktekkan doa berikut sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad yang tertulis di HR Muslim no. 22. Letakkan tangan pada bagian tubuh yang terasa sakit, kemudian bacakan: Bismillahi. 3x (Dengan menyebut nama Allah). A'uudzubillaahi wakudrotihi min syarrimaa ajidu wa uhaadzir. 7x (Aku berlindung kepada Allah dan kepada kekuasaan-Nya dari kejahatan apa yang aku dapati dan yang aku khawatirkan). Dalam tuntunan lainnya juga disebutkan beberapa do'a meminta kesembuhan: “…(yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku,, dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat.” (QS. Asy Syu’araa’, 6 : 78-82) Allahumma ‘afnii fii badanii, Allahumma ‘afnii sama’ii, Allahumma ‘afnii basharii, Allahumma inni A’udzubika minal kufuri wal faqri. Allahumma inni a’udzubika min ‘adzaabil qabri. Laa ilaaha illa anta. “Ya Allah sembuhkan badanku, Ya Allah sembuhkanlah pendengaranku. Ya Allah sembuhkan penglihatanku. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari adzab Kubur. Tiada tuhan selain Engkau.”(H.R. Abu Daud) “Aku bermohon kepada-Mu ampunan, kesehatan, baiknya keyakinan. Dan sembuhkanlah aku (dari sakit) di dunia dan akhirat.” (H.R. An-Nasai). Sedangkan dalam kasus lain, yaitu ketika kita menjenguk orang sakit dapat diamalkan doa berikut berdasarkan yang tertulis dalam HR At Tirmidzi no. 2083 dan Abu Dawud no. 3106. Tidaklah seorang hamba Muslim menjenguk orang sakit yang belum datang ajalnya, lalu dia mengucapkan tujuh kali doa' berikut: As alullahal 'adiima rabbal 'arsyil 'adiimi ayyasfiyaka. (Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Rabb 'Arsyi yang agung, agar Dia menyembuhkanmu). Melainkan orang itu akan disembuhkan.
  5. Makanan dan Obat
  6. Terdapat sejumlah bahan-bahan di alam ini yang dianjurkan oleh Rasulullah untuk dikonsumsi. Baik sebagai makanan, suplemen, maupun bisa dijadikan obat dikala sakit. Beberapa jenis bahan konsumsi yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad adalah: habbatus sauda (jinten hitam), madu, kurma, minyak zaitun, air zamzam.
    • Habbatus Sauda
    • Rasulullah menganjurkan umat untuk mengkonsusmsi habbatus sauda sebagaimana yang tercatat dalam hadis. “Sesungguhnya habbah sauda` ini merupakan obat dari semua penyakit, kecuali dari penyakit as-samu”. Aku (yakni`Aisyah radhiallahu 'anha) bertanya: “Apakah as-samu itu?” Beliau menjawab: “Kematian.” (HR. Al-Bukhari no. 5687 dan Muslim no. 5727) Di Indonesia, habbatus sauda populer dengan nama jinten hitam atau biji hitam (Nigella sativa L). Biji habbatus sauda mengandung crystalline nigellon dan arganine, sebagai stabilisator sistem imunitas tubuh. Selain itu kandungan karotennya mampu melumpuhkan radikal bebas penyebab kanker. Senyawa-senyawa lain yang tepenting bagi kesehatan tubuh sangat komplet, antara lain 15 macam asam amino, protein, kalsium, sodium, potassium, magnesium, zat besi, omega 3 dan 6, vitamin A, B1, B2, C, E, dan niacin. Sejumlah pakar kesehatan telah mengakui kasiat dari habbatus sauda. Salah satuny adalah Prof. Dr. Hildbert Wanger. Beliau manyatakan, ”Habbatus sauda terbukti menyembuhkan pasien alergi, neuradermitis, asthma, dan lemahnya daya tahan tubuh”.
    • Madu
    • Kasiat madu dijelaskan oleh Allah dalam Al Quran: Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. An Nahl:69) “Ada seseorang menghadap Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata: ‘Saudaraku mengeluhkan sakit pada perutnya.’ Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Kemudian orang itu datang untuk kedua kalinya, Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Orang itu datang lagi pada kali yang ketiga, Nabi tetap berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Setelah itu, orang itu datang lagi dan menyatakan: ‘Aku telah melakukannya (namun belum sembuh juga malah bertambah mencret).’ Nabi bersabda: ‘Allah Maha benar dan perut saudaramu itu dusta. Minumkan lagi madu.’ Orang itu meminumkannya lagi, maka saudaranya pun sembuh.” (HR. Al-Bukhari no. 5684 dan Muslim no. 5731) Rasul bersabda,” Hendaknya kalian menggunakan dua macam obat, yaitu madu dan Alquran.”(HR. Ibnu Majah dan Hakim). Selain mengandung aneka zat gizi yang lengkap, salah satu keunikan madu adalah karena madu mengandung zat antibiotik. Temuan ini berdasarkan hasil penelitian Peter C Molan ( 1992 ), peneliti dari Departement of Biological Sciences, University of Waikoto, Selandia Baru. Menurutnya Madu terbukti mengandung zat antibiotik yang aktif melawan serangan berbagai kuman patogen penyebab penyakit.
    • Kurma
    • Rasulullah gemar sekali mengkonsumsi kurma, baik kurma kering maupun kurma basah. Mengenai kebaikan dalam mengkonsumsi kurma disebutkan dalam Al-Quran, salah satunya pada Surat Ar-Ra’du ayat 4. “Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanam-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebagian tanam-tanaman di atas sebagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir” dan Surat Qaaf: 10, “Dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun.” Selain itu, mengenai kegemaran Rasulullah mengkonsumsi kurma, terdapat hadis yang diriwayatkan abu Daud dan Tirmidzi yang menginformasikan hal ini. Dari Anas r.a., “Rasulullah SAW. berbuka puasa sebelum shalat dengan memakan kurma segar, kalau tidak ada maka dengan kurma kering, dan kalau tidak ada beliau meminum beberapa teguk air.” Bila dilakukan penimbangan atas tujuh buah kurma (100 gram) yang diserukan dalam hadis, ternyata di dalamnya mengandung gula (75,00 gram), air (22,50 gram), protein (2,50 gram), lemak (2,50 gram), serat selullosa (4,00 gram) serta vitamin A, B-1 dan B-2. Sedang kandungan mineral yang ada pada tujuh kurma adalah: Potasium (79 miligram), Tembaga (21 miligram), Belerang (65 miligram), Besi (5 miligram), Magnesium (65 miligram), Mangan (2 miligram), Kalsium (65 miligram) dan Fosfor (72 gram). Intinya, 100 gram (7 kurma) dapat memberikan lebih dari 350 energi bagi tubuh manusia. Para ahli kesehatan juga sepakat mengungkapkan adanya asam amino pada kurma, seperti glutathione sebagai antioksidan. Setelah diteliti secara ilmiah, kurma memiliki semua unsur makanan pokok yang dibutuhkan oleh tubuh seperti protein, mineral, gula dan vitamin.
    • Minyak Zaitun
    • Kata “zaitun” di dalam Al-Qur’an disebutkan sebanyak 7 kali, yang merupakan pohon pertama yang tumbuh di muka bumi ini dan pohon pertama yang dapat tumbuh setelah terjadinya banjir besar (masa Nabi Nuh). Zaitun adalah pohon yang tumbuh di tempat-teempat tinggal para Nabi dan tempat-tempat suci. Anjuran Nabi Muhammad agar mengkonsumsi minyak zaitun adalah seperti yang tercatat dalam HR Ibnu Majah. Dari ‘Umar, beliau berkata bahwa Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Berobatlah dengan minyak zaitun dan minyakilah dengannya, karena ia berasal dari pohon yang penuh barakah.” (HR Ibnu Majah) Penelitian modern mengindikasikan pentingnya minyak zaitun untuk mencegah dari sejumlah penyakit modern seperti mengerasnya pembuluh darah, tekanan darah tinggi, kanker payudara, dan kanker rahim. Menurut para ilmuwan, minyak zaitun banyak mengandung anti-oksidasi yang bekerja untuk menjaga tubuh dari sisa-sisa makanan melalui proses metabolisme atau pertukaran zat dalam tubuh. Yaitu lebih dikenal dengan sebutan Jaziat al-Hurrat (molekul bebas) yang berperan besar dalam menhancurkan sel-sel tubuh dan memerangi penyakit yang kini disebut penyakit modern.
    • Air Zam-Zam
    • Rasulullah pernah bersabda mengenai air zamzam: "Air zamzam itu penuh berkah. Ia merupakan makanan yang mengenyangkan (dan obat bagi penyakit." (HR Muslim) "Air zamzam tergantung kepada tujuan diminumnya." (HR Ahmad) Nabi pernah membawa air zamzam (di dalam tempat-tempat air) dan girbah (tempat air dari kulit binatang), beliau menyiramkan dan meinumkannya kepada orang-orang yang sakit. (HR At Tirmidzi) Ibnul Qoyyim berkata: "Aku sendiri dan juga yang lainnya pernah mempraktikkan upaya penyembuhan dengan air zamzam terhadap beberapa penyakit, dan hasilnya sangat menakjubkan, aku berhasil mengobati berbagai macam penyakit dan aku pun sembuh atas izin Allah" (Zaadul Ma'aad IV/393 dan 178)

Demikianlah artikel kita hari ini. Semoga kita semua selalu dalam kondisi sehal wal afiat sehingga kita memiliki kekuatan untuk bisa menyempurnakan ibadah-ibadah kita. Namun demikian, apabila kita ditimpa suatu penyakit, janganlah bersedih dan janganlah takut. Selalu yakin bahwa penyakit yang diderita kita barangkali diberikan oleh Allah adalah dalam rangka menyucikan diri kita.
“Tidaklah seorang muslim ditimpa gangguan berupa sakit atau lainnya, melainkan Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5661 dan Muslim no. 6511)

Selain itu kita juga harus selalu yakin bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya.
Dari Jabir bin ‘Abdullah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Muslim)

Senin, 28 Maret 2011

MENINGKATKAN BUDAYA TERTIB LALU LINTAS MELALUI PENDEKATAN PERSUASIF


PENDAHULUAN
Tingginya angka kecelakaan moda transportasi darat bukanlah permasalahan yang tergolong baru di Indonesia. Dari sejumlah data yang ada menyebutkan bahwa jumlah kasus, korban luka, dan korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas di jalan raya terus meningkat setiap tahunnya. Rata-rata 30 ribu orang tewas akibat kecelakaan di jalan raya per tahun atau 82 orang per hari. Diperinci lagi, rata-rata dua orang tewas per jamnya akibat kecelakaan. Secara nasional, rata-rata terjadi 10 ribu kasus kecelakaan lalu lintas setiap tahun. (Thomas pulungan dan Yani A, 2007).

Kecelakaan lalu lintas dapat berdampak terhadap peningkatan kemiskinan, karena kecelakaan lalu lintas mengakibatkan bertambahnya biaya perawatan, kehilangan produktivitas, kehilangan pencari nafkah dalam keluarga yang menyebabkan trauma, stress dan penderitaan yang berkepanjangan. Bahkan lebih jauh lagi kecelakaan lalu lintas dapat memicu terjadinya permasalahan di segala bidang seperti terjadinya kesenjangan sosial akibat meningkatnya jumlah pengangguran, meningkatnya angka kriminalitas, ketidakstabilan politik dan kerugian di bidang ekonomi.

Berdasarkan studi bersama yang dilakukan oleh UGM (Universitas Gajah Mada) dan UI (Universitas Indonesia), perkiraan kerugian ekonomi akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia pada tahun 2002 kurang lebih sebesar 30,82 triliun rupiah atau sekitar 2,17% dari GDP (Gross Domestic Produk). Sedangkan menurut data dari Ditlantas Babinkam Polri, kecelakaan Lalu lintas mengakibatkan kerugian material sebesar Rp. 38,74 triliun per tahun, yakni hampir setara dengan dua kali seluruh bantuan pembangunan. (http://www.hubdat.web.id/webktd/DKTJ.pdf). Kerugian ini akan meningkat seiring dengan peningkatan angka kecelakaan lalu lintas. Apabila dibiarkan, hal ini akan semakin berdampak buruk terhadap kondisi bangsa di masa depan.

Untuk itu perlu dikaji ulang upaya – upaya penertiban para pengguna jalan oleh pemerintah yang dilakukan selama ini. Kenyataannya, pengendalian sosial yang dilakukan pemerintah hanya dititik beratkan pada penyelenggaran sistem lalu lintas sebagai elemen kontrol yang memaksa pengguna jalan untuk taat dan patuh terhadap peraturan lalu lintas. Hal ini diwujudkan dalam berbagai program kebijakan lalu lintas seperti menaikkan ancaman sanksi hukum bagi pelanggar dan meningkatkan intesitas sidak dan patroli aparat. Hal tersebut tidak diimbangi oleh pelaksanaannya yang profesional di lapangan sehingga berakibat pada bergesernya nilai budaya tertib lalu lintas ke arah yang cenderung negatif dimana peraturan lalu lintas tidak lagi dihormati.

Usaha yang paling tepat dilakukan adalah bagaimana membuat manusia sebagai pengguna jalan bisa berdisiplin dan sadar akan bahaya kecelakaan lalu lintas. Untuk mewujudkan hal ini maka pengendalian sosial melalui pendekatan persuasif perlu digunakan. Melalui penyelenggaraan program – program yang didasarkan pada pendekatan persuasif inilah upaya – upaya preventif terhadap kecelakaan lintas diharapakan dapat lebih dioptimalkan. Selain itu perlu dilakukan upaya pencegahan dari segi teknis untuk mendukung metode pendekatan persuasif. Hal ini dikarenakan upaya pendekatan persuasif tidak dapat segera dirasakan keberhasilannya karena membutuhkan waktu yang relatif lama.

DEFINISI
Pengendalian sosial adalah upaya mengendalikan masyarakat dengan menata hubungan antar masyarakat agar perilakunya yang dilakukan secara sengaja dan sistematis tidak sampai menimbulkan masalah-masalah sosial yang dapat merugikan pihak-pihak lain. Melalui pengertian tersebut diketahui bahwa obyek atau sasaran dari pengendalian sosial ini adalah masalah manusia.

Upaya pengendalian sosial dapat dilakukan dengan melalui dua jenis pendekatan yaitu pendekatan koersif dan persuasif. Pendekatan koersif merupakan upaya pengendalian sosial yang ditekankan melalui cara – cara pemaksaan dengan kekerasan atau ancaman untuk mengubah perilaku masyarakat. Pendekatan persuasif yaitu upaya pengendalian sosial yang ditekankan pada usaha untuk mengajak dan membimbing. (Pertampilan, 2003)

PENYEBAB TINGGINYA ANGKA KECELAKAAN LALU LINTAS
Menurut Prof. Dr. Ir. Harnen Sulistio MSc, Dosen Senior Fakultas Teknik Unibraw, terdapat lima faktor yang dapat menyebabkan terjadinya peristiwa kecelakaan lalu lintas. Beliau menyebutkan faktor-faktor tersebut yaitu faktor pengemudi (manusia), lalu lintas, jalan, kendaraan dan lingkungan. (http://www.brawijaya.ac.id/ en/8_directory/staf.php?detail=131415580). Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Djoko Susilo menyatakan bahwa perilaku pengendara yang tidak tertib merupakan penyebab kecelakaan lalu lintas terbanyak selama tahun 2007. Dari sebanyak 5.154 peristiwa kecelakaan yang terjadi, 1.388 kasus diantaranya disebabkan karena pengemudi yang tidak tertib. (Media Indonesia, 2008).

Dalam upaya peningkatan ketertiban para pengguna jalan tersebut, pemerintah melakukan upaya pengendalian sosial. Pendekatan koersif merupakan metode pendekatan dimana upaya pengendalian sosial selama ini dititk beratkan. Hal ini dapat dilihat dari upaya – upaya perombakan sistem lalu lintas yang dilakukan seperti menaikkan denda dan ancaman hukuman bagi pelanggar lalu lintas, memperketat pengurusan surat ijin mengemudi, dan surat kelayakan jalan kendaraan bermotor, (Dapat dilihat pada UU No. 14 Tahun 1992), serta meningkatkan intensitas sidak (inspeksi mendadak), dan patroli aparat.

Sebenarnya, melalui pendekatan koersif ini akan dapat diperoleh hasil dalam waktu relatif lebih singkat. Akan tetapi, upaya ini tidak tidak akan efektif selama penegakan hukum lalu lintas masih lemah. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya terjadi praktik penyelewengan hukum antara aparat dengan para pelanggar lalu lintas. Bukan rahasia umum apabila kasus pelanggaran lalu lintas banyak yang tidak diselesaikan sesuai prosedur. Gubernur Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Prof. Dr. Irjen Pol Farouk Muhammad, (Kompas, 10 Desember 2004), mengungkapkan model tilang yang berlaku saat ini dianggap terlalu birokratis dan prosesnya panjang sehingga menimbulkan biaya tinggi. Kondisi tersebut kerap memunculkan praktik – praktik korupsi yang dilakukan petugas di lapangan dengan pelanggar lalu lalu lintas dimana istilah yang sering digunakan adalah ”damai”. Akibatnya, kesadaran masyarakat untuk mentaati aturan lalu lintas pun sulit untuk diwujudkan.
Kurangnya aspek pengawasan lalu lintas akibat jumlah polisi lalu lintas yang relatif jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah pengguna jalan juga merupakan penyebab tidak efektifnya upaya penegakan ketertiban lalu lintas melalaui pendekatan koersif selama ini. Seperti diketahui tingginya pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia telah mencapai 15% per tahun. (Antara News, 2007).

Di lain pihak, jumlah polisi terlampu sedikit untuk mengawasi pengguna jalan yang banyak yaitu dengan perbandingan 1 : 2.000, (Tempo, 11 Desember 2003), sehingga jangkauan pengawasan menjadi tidak efektif. Karena pada dasarnya jangkauan pengawasan kurang, maka praktik pelanggaran dengan mudahnya dilakukan tanpa terdeteksi oleh aparat.

Akibat dari pendekatan koersif yang tidak diimbangi oleh penegakan hukum yang tegas dan jangkauan pengawasan yang maksimal maka terbentuk sikap pasif dari para pengguna jalan. Sikap pasif di sini dapat juga disebut kepatuhan semu dari pengguna jalan terhadap hukum berlalu lintas sebagai akibat pendekatan koersif yang didasarkan atas asas pemaksaan. Artinya, mereka patuh hanya ketika berada dalam pengawasan perangkat aparat yang mengontrol aktivitas mereka di jalan sehingga tidak ada kesadaran untuk secara aktif menaati peraturan lalu lintas. Padahal, sebenarnya hukum tersebut dibuat demi keselamatan mereka di jalan.

Dengan demikian, praktik pelanggaran lalu lintas seolah menjadi hal yang lumrah dilakukan selama tidak ada pengawasan aparat. Selain itu, praktik ”damai” yang sering dilakukan mengakibatkan proses hukum dari praktik pelanggaran lalu lintas seolah tidak terlalu memberatkan bagi para pelanggar. Karena kondisi yang demikian dibiarkan dalam waktu yang cukup lama, nilai – nilai budaya masyarakat dalam berlalu lintas kemudian bergeser ke arah yang cenderung negatif. Praktik pelanggaran lalu lintas seolah telah mendapat persetujuan secara sosial selama dilakukan di luar pengawasan aparat. Persepsi negatif ini kemudian membudaya secara sistematis dalam masyarakat kita dalam berlalu lintas.

PENDEKATAN PERSUASIF DAN KETERTIBAN LALU LINTAS
Persuasi akan mengubah persepsi sekaligus merekonstruksi budaya berlalu lintas yang dianut masyarakat ke arah positif. Melalui persuasi akan diubah atau dibentuk kembali sikap, keyakinan, opini, atau perilaku dari para pengguna jalan sesuai dengan hasil yang telah ditentukan secara sukarela. Atau dengan kata lain dilakukan upaya pembiasaan untuk tertib berlalu lintas melalui usaha mengajak atau membimbing warga masyarakat. Dengan demikian, melalui persuasi, kebiasaan masyarakat dalam berlalu lintas akan berubah secara otomatis. Hal ini kemudian diikuti dengan kesadaran dan komitmen untuk mematuhi peraturan lalu lintas sehingga efeknya akan tetap dirasakan dalam jangka waktu yang panjang. Oleh karena itu persuasi tidak sama dengan koersi, dimana pada pendekatan secara koersif digunakan alat yang bersifat memaksa untuk mengubah perilaku. Keterpaksaan inilah yang kemudian mengakibatkan kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas dimana tidak bertahan lama.

Hal ini disebabkan perubahan perilaku semata – mata tidak disertai kesadaran. Ketertiban lalu lintas tercipta hanya ketika ada pengawasan aparat.
Walaupun prosesnya membutuhkan waktu yang lama, pendekatan persuasif akan sangat efektif. Hal ini dikarenakan pada saat tujuan persuasi telah tercapai, masyarakat telah dapat bertindak secara aktif untuk menaati rambu – rambu lalu lintas sehingga nantinya peranan aparat dalam mengawasi aktivitas lalu lintas tidak akan terlalu dibutuhkan. Hal ini tentunya dapat menghemat biaya operasional kepolisian.

CONTOH PROGRAM PENDEKATAN PERSUASIF
Penyelenggaraan program – program yang didasarkan pada teknik persuasi merupakan program jangka panjang berkesinambungan yang mana hasil serta manfaatnya tidak dapat langsung dilihat seketika. Berikut beberapa contoh program penerapannya pada dua bidang yaitu malalui pendidikan dan media informasi.

Pendekatan Persuasif Melalui Jalur Pendidikan
Dari analisa perilaku masyarakat Indonesia dalam berlalu lintas perlu adanya penanaman pengetahuan tentang disiplin dan etika dalam berlalu lintas. Oleh karena itu dalam komponen ini direncanakan program untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang lalu lintas melalui kurikulum pendidikan. Untuk prospek jangka panjang keselamatan jalan, tersedianya program pendidikan sangat diperlukan untuk memberikan pengetahuan dan kecakapan menyangkut hal keselamatan lalu lintas.

Pendidikan berupaya menyiapkan anak-anak untuk menghadapi berbagai kasus di tiap tahapan pertumbuhan mereka yang makin meningkat dalam menggunakan jalan, sampai kelak menjadi orang dewasa. Program kurikulum keselamatan lalu lintas dalam pendidikan harus didukung dengan komponen yang memadai. Isi kurikulum harus ditentukan dengan prinsip pendidikan dan mencerminkan kebutuhan setempat tentang masalah keselamatan lalu lintas. Peran polisi juga diperlukan untuk datang ke sekolah-sekolah melakukan penyuluhan dan pendekatan pada siswa.

Pembelajaran secara teoritis tentang keselamatan lalu lintas, dan ceramah-ceramah tidak akan efektif kecuali merupakan suatu pekerjaan yang terus menerus di sekolah melalui program kurikulum yang terstruktur. Tetapi materi kelas juga penting karena siswa tidak akan memberikan perhatian yang cukup tanpa adanya materi. Oleh karena itu bentuk implementasi dari kurikulum pendidikan ini dapat berupa program ”Perjalanan Aman Ke Sekolah”. Program ini dilakukan dengan proses penanaman pengetahuan tentang keselamatan lalu lintas di kelas, memberikan pelatihan singkat, simulasi, dan workshop, kemudian siswa dapat mengamalkannya sewaktu dia berangkat dan pulang dari sekolah.

Penanaman pengetahuan dan simulasi materi dalam program ”Perjalanan Aman Ke Sekolah” harus sesuai dengan umur dan kondisi nyata yang dihadapi siswa dalam berlalu lintas. Contohnya siswa sekolah dasar sebagian besar adalah pejalan kaki dan pengendara sepeda. Jadi yang perlu ditanamkan adalah cara menyeberang di zebra cross, berjalan di pinggir jalan raya, memberhentikan angkutan kota, menghafalkan arti rambu-rambu lalu lintas, mengendarai sepeda yang baik, dan memilih jalur tertentu yang aman untuk bersepeda. Sedangkan siswa sekolah menengah dalam berlalu lintas sudah dipersiapkan untuk menjadi pengemudi sepeda motor maupun mobil pribadi. Pengertian tentang istilah rambu-rambu lalu lintas, dan pengajaran etika yang baik dalam mengendarai sepeda motor merupakan contoh materi yang harus ditanamkan. Sekolah-sekolah menengah hendaknya memfasilitasi siswanya untuk memperoleh SIM dengan cara melakukan pelatihan mengemudi yang bekerja sama dengan polisi dan pihak swasta. Hal ini dapat mengontrol pemberian SIM secara benar. SIM yang biasanya didapatkan dengan tes yang mudah atau dengan ”membeli” dapat diminimalkan.

Tujuan pendidikan tidak berhenti sampai di sini saja. Para siswa yang juga didorong untuk menyebarluaskan informasi dan pengetahuannya tentang kebiasaan berperilaku yang baik dalam berlalu lintas pada anak-anak yang lebih kecil (child to child) dan juga pada orang tuanya. Dengan diajarkannya dasar keselamatan lalu lintas di sekolah-sekolah, anak-anak dipersiapkan untuk membangun pengetahuan tentang lalu lintas, dan sikap positif yang akan mendatangkan manfaat saat anak-anak itu menjadi dewasa dan remaja di masa yang akan datang. Lebih mudah mengajarkan kebiasaan baik di usia dini daripada menyingkirkan kebiasaan buruk nantinya.

Pendekatan Persuasif Melalui Media
Kampanye dan sosialisasi keselamatan lalu lintas dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia dalam berlalu lintas. Tujuan akhir yang dapat diperoleh dari kegiatan kampanye dan sosialisasi adalah mengubah sifat pengguna jalan yang tidak disiplin. Sosialisasi merupakan satu-satunya cara yang efektif untuk menyampaikan informasi pada orang dewasa, melihat kenyataan selama ini dimana dalam bidang pendidikan belum ada kurikulum keselamatan lalu lintas. Selain itu kampanye dan sosialisasi juga mudah dan dapat direalisasikan segera.

Kampanye dan sosialisasi tentang keselamatan lalu lintas dewasa ini menjadi berkurang, tertutup oleh dominasi kampanye narkoba, aids dan program pemerintah yang lainnya. Seharusnya kampanye kecelakaan lalu lintas juga mendapatkan perhatian ekstra. Kampanye yang dilakukan selama ini hanya terbatas pada ruas-ruas jalan tertentu. Tulisan dan kata-kata yang ditampilkan tidak menarik dan terkesan kaku. Selain itu, kampanye yang dilakukan cenderung tidak mengarah pada sasaran dan kurang terkoordinir. Untuk itu perlu adanya variasi kampanye yang menarik bagi pengguna jalan.

Televisi dan radio merupakan media informasi yang paling efektif untuk publikasi pada masyarakat. Seharusnya kampanye dan sosialisasi lebih ditekankan melalui kedua media tersebut. Selain itu yang perlu diperhatikan adalah subjek pemberi saran. Seperti diketahui bahwa dalam hukum asosiasi, orang yang lebih dihormati akan mempunyai pengaruh lebih besar terhadap objek yang diberi saran. Disinilah peran tokoh masyarakat, tokoh politik, artis dan pejabat tinggi negara untuk memberikan saran secara langsung pada masyarakat baik dengan kunjungan-kunjungan maupun melaluitelevisi atau radio.

Kalaupun pesan-pesan mengenai keselamatan jalan diberikan di tepi ruas-ruas jalan misalnya melalui reklame dan spanduk atau pada media cetak seperti koran dan majalah, maka sebaiknya menggunakan kaidah-kaidah penyampaian pesan yang sesuai seperti pada contoh berikut:
  1. Hukum kontras : yaitu menggunakan permasalahan yang bertolak belakang dengan apa yang akan disarankan seperti ”MENGEBUT DAPAT MEMPERPENDEK USIA ANDA”.
  2. Hukum Teman : yaitu jika orang dianjurkan oleh teman maka ia akan lebih termotivasi. Prinsip ini dapat diterapkan dengan mengarahkan pemikiran pemakai jalan bahwa polisi yang merupakan penegak hukum adalah teman yang akan memandu kita di jalan agar selamat. Sehingga pengendara lebih mentaati peraturan tidak karena terpaksa. Contoh pesan yaitu ”POLISI SAHABAT ANDA”.
Tanpa adanya perumusan tujuan yang jelas tidak akan mungkin dapat merancang metode evaluasi yang efektif. Kriteria untuk menilai efektifitas dijabarkan melalui menurunnya jumlah kecelakaan, perubahan perilaku di lapangan, dan daya ingat dalam suatu kampanye. Informasi kecelakaan dalam jangka waktu pendek dari mulai kampanye harus menjadi umpan balik untuk kampanye mendatang. Untuk menciptakan sosialisasi yang baik memerlukan keterpaduan antara media – media sarana sosialisasi. Dengan sosialisasi dan kampanye yang baik serta kontinyu diharapkan bisa mempengaruhi sikap pengguna jalan di Indonesia menjadi lebih disiplin.

PERLU DIDUKUNGAN UPAYA TEKNIS
Sebagai tindak lanjut dari pendekatan secara persuasif yang hasilnya baru dapat dirasakan dalam kurun waktu yang relatif lama, upaya – upaya preventif dari segi teknis tetap perlu dilakukan. Upaya teknis yang dimaksud yaitu berkaitan dengan upaya mengkondisikan lingkungan dalam hal ini jalan raya untuk meminimalkan potensi terjadinya kecalakaan lalu lintas. Bentuk dari upaya ini diantaranya yaitu perbaikan kondisi jalan serta penataan jalan.

Perbaikan jalan erat hubungannya dengan kondisi jalan yang rusak, tidak rata, berlubang, terlalu sempit dan tidak sesuai dengan kuantitas arus lalu lintas. Hal – hal tersebut menagkibatkan jalan mempunyai resiko kecelakaan yang tinggi. Sedangkan penataan jalan berhubungan dengan upaya pengendalian arus lalu lintas. Upaya pengendalian arus lalu lintas dianataranya teknik mengurangi kecepatan kendaran (misalnya speed trap, bundaran, pemasangan gerbang, polisi tidur) dan pengendalian arus (misalnya jalur searah, dua arah, kanalisasi). Selain itu pemasangan rambu – rambu lalu lintas yang tepat juga perlu diperhatikan. misalnya yang menandakan jalanan licin, tikungn tajam, dilarang mendahului, batas kecepatan maksimum, dan lain sebagainya.


KESIMPULAN
Pemahaman lama bahwa keselamatan lalu lintas adalah tanggung jawab pemerintah melalui Departemen Perhubungan semata perlu dirubah, karena keselamatan lalu lintas pada dasarnya juga merupakan masalah sosial yang melibatkan individu – individu pengguna jalan . Hal ini dikarenakan adanya budaya tidak tertib yang terbentuk sebagai akibat upaya pendekatan koersif yang tidak dimbangi dengan penegakan hukum yang tegas serta pengawasan yang maksimal

Oleh karena itu pendekatan persuasif menjadi pilihan yang tepat dalam membentuk kebiasaan pada masyarakat untuk secara aktif tertib berlalu lintas. Usaha-usaha peningkatan keselamatan lalu lintas melalui pendekatan persuasif paling tidak memerlukan koordinasi antara pemerintah dengan sistem sosial di masyarakat seperti lembaga pendidikan, lembaga agama, media, keluarga dan lembaga swadaya masyarakat. Selain itu upaya preventif dari segi teknis juga perlu dilakukan karena upaya pendekatan persusif tolak ukur keberhasilannya tidak dapat dirasakan dalam waktu dekat.

REFERENSI
Antara News, 2007, ”Polisi Harapkan Pemerintah Kendalikan Jumlah Kendaraan”, 5 November, dalam http://www.antara.co.id/arc/2007/11/5/polri-harapkan-pemerintah-kendalikan-jumlah-kendaraan/, dikunjungi : 23 Januari 2008
http://www.brawijaya.ac.id/en/8_directory/staf.php?detail=131415580, dikunjungi 20 Januari 2008
http://www.hubdat.web.id/webktd/DKTJ.pdf, dikunjungi : 23 Januari 2008
Iskandar Abubakar, 2005. Kerusakan Lingkungan Yang Diakibatkan Oleh Sumber Transportasi. dalam http://www.kpbb.org/makalah_ind/ Kerusakan%20%20Lingkungan%20yang%20Diakibatkan%20oleh%20Sumber%20Transportasi.pdf, dikunjungi : 20 Januari 2008
Kompas, 2004, ”Polisi Luncurkan Tilang Model Baru”, 10 Desember
Media Indonesia, 2008, ”Perilaku Tidak Tertib Dominasi Kecelakaan 2007”, 5 Januari
Pertampilan, 2003. Sistem Pengendalian Sosial. Fakultas Sastra, Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Sumatra Utara
Tempo, 2003, ”250 Polisi Lalu Lintas Awasi Jalur Busway”, 11 Desember
Thomas pulungan dan Yani A, 2007, ”Pembunuh Utama Kaum Muda”, 22 Juli, dalam http://www.seputar-indonesia.com/ dikunjungi 20 Januari 2008
Dwi Rahmayanti dkk., 2005, “Upaya Meningkatkan Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Di Indonesia Dengan Pendekatan Persuasi”, Karya Tulis Ilmiah Bidang IPS, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

CATATAN PENULIS
Melalui karya tulis ini saya sempat dipertemukan dengan sejumlah orang-orang hebat dari kalangan akademisi dari seluruh penjuru Negeri. Saya mendoakan semoga teman-teman semua selalu sehat wal afiat dimanapun kalian berada. Semoga ada kesempatan bagi kita untuk berjumpa lagi.

Kamis, 17 Maret 2011

LOMBA POSTER K3

Terdapat lomba design poster tentang K3 (Keselamatan dan Kesehatan kerja) tahun 2011 di kantor. Mengetahui hal ini, langsung ada niatan dalam diri saya untuk mengikuti lomba ini. Selanjutnya saya mencoba mencari inspirasi untuk membuat poster yang sesuai dengan tema K3. Setelah dipikir-pikir dan diimajinasikan, oh saya ada ide!

Saya cari gambar spiderman, lalu dapatlah gambar berikut.

Selanjutnya saya mengumpulkan sejumlah model sebisa yang saya dapatkan di kantor. Saya meminta tolong rekan kerja untuk berpose selayaknya spiderman seperti gambar di atas, tetapi dengan memakai body harness. Akan tetapi tentu saja tidak dalam posisi bergelantungan seperti dalam gambar spiderman di atas. Saya tidak sekejam itu friend.

Lalu saya minta dia lagi untuk berpose dengan mengenakan helm safety yang memiliki tali pengaman atau tali pengikat.

Model yang lain saya minta untuk mengenakan helm safety yang berwarna putih.

Model-model tersebut saya rahasiakan identitasnya karena menyangkut privasi. He...he..he...(Sebenarnya takut kena marah karena pasang tampang orang tanpa bayar).

Selanjutnya saya ambil sejumlah item dari foto-foto para model, yaitu body harness, tali helm safety, dan helm safety warna putih. Dan dengan sedikit sentuhan modifikasi grafis....

Jadilah poster K3 yang saya maksud seperti dalam imajinasi saya yaitu sebagai berikut.

Poster ini cukup kompeten dalam Lomba K3 tahun 2011 kali ini, dimana masuk dalam nominasi juara. Hadiahnya juga lumayan buat beli gorengan untuk dimakan bersama rekan-rekan sekantor.

Senin, 07 Maret 2011

HOMESICK


Bagi mereka yang tinggal jauh dari tempat kelahiran, dalam suatu taraf tertentu dan dalam suatu waktu tertentu akan mengalami apa yang disebut sebagai homesick.

Sebuah makalah yang ditulis oleh Chris Thurber dan juga Edward Walton dalam jurnal American Academy of Pediatrics menuturkan bahwa rindu kampung halaman (homesickness) didefinisikan sebagai penderitaan atau kesengsaraan dan penurunan fungsional yang disebabkan oleh pemisahan dirinya dengan rumah atau objek-objek tertentu.

"Mereka yang menderita kondisi ini umumnya merasakan beberapa bentuk kecemasan, kesedihan dan kegelisahan. Dan yang paling jelas adalah pikiran obsesif terhadap keasyikan di rumah," ungkap Thurber, seperti dikutip dari CNN, Rabu (15/9/2010).

Para ahli menuturkan bahwa rindu yang tercipta belum tentu selalu tentang rumah, karena bisa saja ia merindukan sesuatu tentang lingkungan, atau teman-temannya. Homesick ini bisa juga disebabkan karena merasa kehilangan momen-momen bersama orang-orang terdekat, keluarga, teman, pacar. Misalnya tidak bisa hadir saat temannya menikah atau memiliki anak. Selain itu lingkungan baru dengan aktivitas yang berbeda dengan lingkungan sebelumnya membuat seseorang merasa asing di lingkungan tersebut. Kebiasaan lama yang kemudian berubah atau hilang di tempat baru juga bisa membuat orang merasa homesick. Jadi homesick ini tidak sama persis dengan suatu penyakit.

"Homesick berasal dari kebutuhan naluriah seseorang mengenai cinta, perlindungan, keamanan, perasaan dan kualitas yang biasanya berhubungan dengan rumah. Ketika kualitas tersebut tidak ada di lingkungan yang baru, maka seseorang akan mulai merasakan ada sesuatu yang hilang," ujar Josh Klapow, seorang psikolog klinis dan profesor dari University of Alabama's School of Public Health.

Klapow menuturkan seseorang tidak hanya merasa kehilangan rumah, tapi merasa kehilangan sesuatu yang normal, rutinitas dan ruang sosial yang lebih besar yang dapat membantunya bertahan hidup.

"Homesick adalah suatu emosi spontan yang bisa dirasakan dampaknya oleh orang dewasa dan anak-anak, sehingga dibutuhkan periode waktu tertentu agar bisa beradaptasi dengan lingkungan baru," ungkap Thurber.

Perasaan homesick ini akan membuat seseorang menjadi lebih sensitif dan melankolis. Ia cenderung mendramatisir perasaan sedih yang dialaminya. Ia akan mudah merasa terisolasi, sedih, dan kosong. Selain berpengaruh pada kondisi mental kejiwaan seseorang, homesick juga bisa mempengaruhi kondisi tubuh. Seseorang yang dilanda homesick biasanya akan mudah kehilangan nafsu makan hingga menyebabkan berat badannya berkurang, selalu merasa pusing, hingga sakit perut tiba-tiba.

Perasaan seperti ini bisa bertahan dalam jangka waktu beberapa hari hingga berminggu-minggu. Semuanya itu tergantung dari kemampuan seseorang untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya.

Banyak faktor yang bisa mempengaruhi kondisi homesick ini, salah satunya adalah faktor orangtua. Karena itu ada beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua agar homesick anaknya tidak bertambah buruk, yaitu:
  1. Usahakan untuk menghindari ekspresi kecemasan di depan anak, tapi cobalah untuk menunjukkan rasa optimisme mengenai pengalaman yang berhasil dilaluinya.
  2. Jangan terlalu sering menelepon. Panggilan telepon bisa menjadi bumerang, mendengar orangtua atau anaknya menangis bisa memperburuk rasa kerinduang yang muncul.
  3. Doronglah anak untuk mencari teman dan dukungan dari orang-orang yang dipercayainya di lingkungan baru. Hal ini bisa membantunya memudahkan proses transisi.
  4. Usahakan untuk tidak membuat janji akan menjemputnya bisa timbul rasa rindu, karena hal ini akan menurunkan kemungkinan kesuksesan si anak di lingkungan baru.
Namun jika rasa rindu tersebut muncul, seseorang bisa melakukan beberapa tips berikut untuk mengatasinya, yaitu:
  1. Eksplor tempat baru. Belilah peta atau petunjuk jalan. Carilah tempat-tempat menarik seperti situs kebudayaan, tempat nongkrong, komunitas, museum, pameran seni, tempat makan, hingga event-event seru yang biasa diadakan di kota tempatmu tinggal yang baru ini. Eksplorlah bersama teman-teman disana. Jangan biarkan dirimu berdiam diri sendiri di rumah sambil terus bersedih hati. Lakukan hal yang menyenangkan sekaligus menantang. Aktifkan dirimmu. Semakin kamu mengenal kota barumu itu, semakin kamu akan merasa disanalah rumahmu yang baru. Dan semakin cepat kamu menyatu dengan tempat barumu, maka akan semakin cepat perasaan homesick hilang.
  2. Lakukan berbagai kegiatan, misalnya mengikuti kegiatan sosial atau aktivitas di luar kantor, hal ini bisa membantu melupakan rasa rindu dan menambah teman baru. Lakukan kegiatan outdoor yang menyenangkan seperti berjalan, berlari, bersepeda, berenang, dan menari. Selain akan memperkuat hubungan sosial dengan anggota yang lain.
  3. Membentuk rutinitas sendiri, misalnya dengan tidur lebih cepat atau melakukan rutinitas baru lainnya.
  4. Berbicara dengan seseorang yang bisa memahami dan memiliki perasaan yang sama.
  5. Melakukan sesuatu agar bisa merasa lebih dekat dengan rumah, misalnya meletakkan foto anggota keluarga atau membawa beberapa barang dari rumah.
  6. Tetap jaga hubungan dengan keluarga dan teman terdeka. Jangan berusaha untuk menghilangkan perasaan homesick. Justru rasa homesick ini akan tetap menjaga komunikasi dan hubunganmu dengan kerabat dan terman terdahulu yang berada jauh darimu. Cobalah untuk mempertahankan hubungan yang pernah terjalin dahulu, berbagilah cerita tentang kehidupan barumu. Komunikasi yang konsisten dengan keluarga dan teman di kampung halaman akan membuatmu selalu merasa disayangi dan akan tetap merasa seimbang.

Referensi
http://health.detik.com/read/2010/09/15/160057/1441112/766/mengatasi-rasa-homesick?ld991107763
http://uzix-boysunderlife.blogspot.com/2010/11/cara-mengatasi-homesick.html#more
http://bumblebeebiz.blogspot.com/2010/11/cara-mengatasi-homesick.html

Senin, 25 Mei 2009

PELESTARIAN BADAK JAWA



PENDAHULUAN

Enam puluh juta tahun yang lalu diperkirakan terdapat 30 jenis badak yang hidup di bumi. Tetapi saat ini hanya 5 jenis badak yang masih tersisa hidup di dunia, 3 jenis di Asia dan 2 jenis di Afrika. Dari 3 jenis badak yang hidup di Asia, 2 jenis diantaranya hidup di Indonesia. Kedua jenis badak yang terancam punah tersebut yaitu badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis).

Badak Jawa (rhinoceros sondaicus) merupakan satwa endemik khas Indonesia yang kini terancam kepunahan. Tercatat hanya tersisisa sekitar 50-60 ekor yang hidup terlindungi pada areal seluas 38.543 hektar di kawasan hutan konservasi Taman Nasional Ujung Kulon. Perburuan badak bercula satu ini secara keseluruhan berhenti di tahun 1990-an, tetapi pelanggaran terhadap hak atas hutan dan ekstraksi ilegal di seputar taman, serta perubahan habitat menimbulkan ancaman yang berlangsung terus-menerus. Tidak heran hewan ini tercantum sebagai Yang Sangat Terancam dalam IUCN Red List of Threatened Species (Daftar Merah Spesies Yang Terancam dari IUCN), dan termasuk ke dalam appendix 1, yang berarti mendapat prioritas utama upaya penyelamatan dari ancaman kepunahan.

Sejak satu dekade terakhir jumlah badak Jawa tidak mengalami peningkatan berarti, bahkan cenderung stagnan. Walupun demikian, hal tersebut tidak menjadikan badak Jawa terbebas dari ancaman kepunahan. Untuk itu telah dilakukan berbagai upaya pelestarian spesies ini. Diantaranya penetapan kawasan Ujung Kulon sebagai taman nasional melalui Surat Keputusan (SK) Menteri Kehutanan Nomor 284/Kpts-II/1992 tanggal 26 Februari 1992. Pada tahun itu pula, Komisi Warisan Alam Dunia UNESCO mengukuhkan kawasan seluas 120.551 hektar tersebut sebagai warisan alam dunia (the natural world heritage site) dengan Surat Keputusan Nomor SC/Eco/5867.2.409 Tahun 1992. Pendek kata, Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) tidak lagi hanya milik Indonesia, tetapi sudah menjadi aset dunia.

Metode konservasi ini terus berlanjut hingga sekarang, namun hasilnya tak kunjung memuaskan, terbukti dari data sensus populasi badak dalam kurun waktu satu dekade terakhir yang belum mengalami peningkatan. Untuk itu telah digagas upaya translokasi dengan membuka kantong-kantong baru habitat badak Jawa, sehingga terbebas dari ancaman kepunahan lokal. Megaproyek tersebut hingga kini masih dalam tahap pengkajian masalah mekanisme dan daerah sasaran translokasi.

PENAMAAN ILMIAH

Badak Jawa dikenal pula sebagai badak bercula satu dengan nama latin Rhinoceros sondaicus. Rhino berarti hidung, cheros berarti cula dan sondaicus menunjukkan habitat lokal badak Jawa yang terdapat tanah Sunda atau pulau Jawa. Berikut klasifikasi ilmiah dari badak Jawa:

Badak Jawa memiliki dua subspesies yang saat ini terdapat di dua tempat berbeda, yaitu:
  1. Rhinoceros sondaicus sondaicus, merupakan subspesies badak Jawa yang terdapat di kawasan hutan tertutup di Taman Nasional Ujung Kulon, Indonesia, dengan jumlah tersisa diperkirakan sekitar 50-60 ekor.
  2. Rhinoceros sondaicus annamiticus, merupakan subspesies badak Jawa yang terdapat di daerah Cat Log, kawasan hutan di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam, dengan jumlah tersisa diperkirakan sekitar 2-7 ekor.


KARAKTERISTIK FISIK
  1. Berwarna abu-abu kehitam-hitaman.
  2. Bercula satu, panjang kurang-lebih 25 cm, tetapi pada betina cula bisa saja tidak ada atau sangat kecil sekali ukurannya.
  3. Beratnya antara 900 sampai 2300 kg, sedangkan panjang tubuhnya antara 2 sampai 4 m.
  4. Tingginya dapat mencapai 170 cm.
  5. Kulitnya memiliki sejumlah lipatan lepas yang memberikan kesan penampakan lapis baja.
  6. Penampakannya serupa tetapi agak lebih kecil dibandingkan dengan badak India dimana kepalanya jauh lebih kecil dan lipatan kulitnya kurang begitu terlihat.
  7. Bibir atas meruncing dan dapat digunakan untuk meraih makanan dan membawanya ke dalam mulut.


KARAKTERISTIK KEHIDUPAN
  1. Masa hidup diperkirakan sekitar 30-40 tahun.
  2. Masa kehamilan sekitar 16 bulan
  3. Kematangan seksual pada badak Jawa betina sekitar usia 5-7 tahun dan 10 tahun pada badak jantan.
  4. Pola kelahiran, sekitar 2-3 anak setahun (Taman Nasional Ujung Kulon) (www.kompas.co.id/kompas-cetak/0511/24/ humaniora/)
  5. Struktur sosial, badak Jawa merupakan hewan soliter.


PETA PERSEBARAN, HABITAT, DAN EKOLOGI

Pada awalnya, badak Jawa diyakini tersebar di beberapa kawasan hutan hujan tropis di Asia Tenggara hingga India. Namun keberadaannya saat ini, diketahui hanya terdapat di dua lokasi, yaitu di kawasan hutan Ujung Kulon, Indonesia dan Cat Log, Vietnam.

Peta sejarah persebaran badak Jawa dapat digambarkan sebagai berikut :

Badak Jawa hidup di daerah dataran rendah hutan hujan tropis. Menyenangi daerah hutan tertutup dimana banyak terdapat daerah aliran sungai. Makanannya berupa tunas tumbuhan atau rumput. Menurut penelitian Yayasan Mitra Rhino, tak kurang dari 190 jenis tumbuhan jadi sumber pakan badak. (www.gatra.com). Yang paling digemari ialah kedondong hutan (Spondias pinnata), selungkar (Leea sambucina), dan daun nangka (Artocarpus integra).

TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

Taman Nasional Ujung Kulon merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah yang tersisa dan terluas di Pulau Jawa, serta merupakan habitat yang ideal bagi kelangsungan hidup satwa langka badak Jawa dan satwa langka lainnya. Terdapat tiga tipe ekosistem di taman nasional ini yaitu ekosistem perairan laut, ekosistem rawa, dan ekosistem daratan.

Taman Nasional Ujung Kulon berdiri di atas areal seluas 122.956 hektar di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten dengan letak geografis 6°30’ - 6°52’ LS, 102°02’ - 105°37’ BT pada ketinggian tempat 0 – 608 meter di atas permukaan laut. Temperatur udara berkisar antara 25° - 30° C dengan curah hujan rata-rata 3.200 mm/ tahun.

Kurang lebih 700 jenis tumbuhan terlindungi dengan baik dan 57 jenis diantaranya langka seperti; merbau (Intsia bijuga), palahlar (Dipterocarpus haseltii), bungur (Lagerstroemia speciosa), cerlang (Pterospermum diversifolium), ki hujan (Engelhardia serrata) dan berbagai macam jenis anggrek.

Satwa di Taman Nasional Ujung Kulon terdiri dari 35 jenis mamalia, 5 jenis primata, 59 jenis reptilia, 22 jenis amfibia, 240 jenis burung, 72 jenis insekta, 142 jenis ikan dan 33 jenis terumbu karang. Satwa langka dan dilindungi selain badak Jawa adalah banteng (Bos javanicus javanicus), ajag (Cuon alpinus javanicus), surili (Presbytis comata comata), lutung (Trachypithecus auratus auratus), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus), kucing batu (Prionailurus bengalensis javanensis), owa (Hylobates moloch), dan kima raksasa (Tridacna gigas).

Taman Nasional Ujung Kulon bersama Cagar Alam Krakatau merupakan aset nasional dan telah dinyatakan sebagai Situs Warisan Alam Dunia oleh UNESCO pada tahun 1991. Penetapan secara hukum ditunjukkan oleh SK Menteri Kehutanan No. 284/ Kpts-II/ 92.

Menurut Suraya A. Afiff, Taman Nasional Ujung Kulon masih dapat mendukung pertumbuhan populasi Badak Jawa. Kawasan ini merupakan habitat yang ideal bagi badak Jawa, karena memiliki berbagai jenis tumbuhan dan daerah rawa serta anak-anak sungai.

SENSUS BADAK JAWA

Berikut data pertumbuhan jumlah badak Jawa menurut sensus yang diadakan dari tahun 1967 – 1993 :

Berdasarkan hasil sensus Badak Jawa tahun 1997, jumlah Badak Jawa yang terdapat di Taman Nasional Ujung Kulon adalah 58 ekor. (Antara, 1997). Sedangkan Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Ir. H. Awriya Ibrahim, M.Sc menyebutkan hasil sensus 2003, populasi badak Jawa ditaksir sekitar 53-63 ekor, (MH Samsul Hadi, dalam www.kompas.com/ kompas-cetak/ 0408/02/ daerah/ 118513.htm), berbeda sedikit dari taksiran sensus 2002 (55-57 ekor), dan sensus 2001 (50-65 ekor). (www.pikiran-rakyat.com/ cetak/ 0103/ 17/01.htm). Pada sensus tahun 2005, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Departemen Kehutanan, Ir. Adi Susmianto, MSc menyatakan jumlah badak Jawa sekitar 48 – 55 ekor. (Sulung Prasetyo, dalam www.sinarharapan.co.id/hiburan/index.html).

Dari data di atas diketahui badak Jawa mengalami peningkatan populasi hingga tahun 1981, dari sekitar 21-28 ekor pada tahun 1967 menjadi 51–77 ekor menurut taksiran PPA, dan 54-60 ekor menurut taksiran Sadjudin, dkk. Selanjutnya jumlahnya cenderung stagnan pada kisaran 50– 60 ekor.

ANCAMAN KEPUNAHAN

Ancaman kepunahan serta stagnansi jumlah populasi badak Jawa pada beberapa tahun terakhir ini, kemungkinan diakibatkan beberapa hal berikut :
  1. Luas Habitat. Ketimpangan antara luas areal hutan konservasi dengan jumlah populasi badak yang sedikit menjadikan sulitnya terjadi pertemuan antara badak jantan dan betina untuk melakukan perkawinan. Kondisi habitatnya di Semenanjung Ujung Kulon (39.000 kilometer persegi) bisa dikatakan terlalu luas bagi sekitar 50 - 60 ekor badak Jawa.
  2. Pola Hidup Soliter. Berbeda halnya dengan hewan lain yang hidup dalam suatu kelompok besar, badak Jawa lebih senang menyendiri atau hidup dalam kelompok keluarga kecil. Hal ini menjadikan kegiatan perkembangbiakan menjadi lambat, karena kurangnya intensitas pertemuan antar badak dewasa dalam ruang habitat yang terlalu luas untuk melakukan perkawinan. Sebagai hewan yang sangat soliter, badak Jawa juga membutuhkan perhatian yang lebih karena rentan terhadap gangguan hewan lain dan manusia.
  3. Pendeknya Masa Birahi. Hal ini kemungkinan juga merupakan salah satu penyebab sulitnya terjadi perkawinan. Untuk betina kematangan seksual dicapai pada umur 5-7 tahun, sedangkan badak jantan pada usia 10 tahun. Walaupun masa birahi badak Jawa belum diketahui secara pasti, mengingat umur mereka yang berkisar antara 30–40 tahun, kemungkinan masa birahi yang pendek juga perlu menjadi bahan pertimbangan penyebab stagnansi jumlah badak Jawa selama ini.
  4. Ketidakseimbangan Jumlah Badak Jantan dan Betina. Apabila jumlah badak jantan jauh lebih banyak dari betinanya, maka akan terjadi persaingan anatar badak jantan untuk berebut pasangan. Hal ini mengakibatkan perkembangbiakan yang lambat sehingga menghambat pertumbuhan populasi. Belum adanya data akurat mengenai berapa jumlah badak Jawa jantan dan betina menjadikan hal ini dapat menjadi kemungkinan penyebab sulitnya terjadi perkawinan.
  5. Sensitifitas Tinggi, hewan ini memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap pengaruh lingkungan. Sedikit gangguan saja akan membuat satwa primadona TNUK ini mengalami stress dimana kemudian berakibat pada terganggunya proses perkembangbiakan bahkan dapat berujung pada kematian. Menurut catatan Haerudin Sadjudin dalam tulisan Prachmatika dan Andri Rostita Dewi, (1999), sekitar 60% badak yang dipelihara di luar habitat aslinya justru mati. Menurutnya hewan itu tidak mampu berkembang dengan baik, bahkan menderita. Sikapnya yang sangat sensitif tersebut kemudian menjelaskan mengapa upaya pemeliharaan hewan ini di luar habitat alaminya termasuk di kebun binatang tidak dapat diterapkan. Nico van Strien menyebutkan bahwa badak Jawa pernah dipelihara di Kebun Binatang Adelaide, dan akhirnya mati pada tahun 1907. Hal ini menunjukkan bahwa membiarkannya hidup di alam liar merupakan cara terbaik demi menjaganya tetap lestari.
  6. Terjadinya Perkawinan Keluarga, karena jumlahnya yang sedikit dan terpisah-pisah dalam areal yang luas, maka dapat dimungkinkan terjadinya perkawinan keluarga yang menyebabkan kegagalan. Kegagalan perkembangbiakan inilah yang kemungkinan menyebabkan stagnansi jumlah badak.
  7. Perburuan Liar, ancaman kepunahan populasi satwa berkulit tebal ini dapat diakibatkan oleh perburuan liar yang kemungkinan masih terjadi. Tingginya nilai cula badak di pasar Internasional telah mendorong ramainya perburuan badak di Asia dan Afrika. Cula badak ini dipakai untuk obat tradisional maupun barang perhiasan.. Beberapa negara di Asia anatara lain Cina, Korea Selatan, Hongkong dan Jepang tercatat sebagai pengimpor terbesar cula badak. Negara-negara ini mengkonsumsi cula badak dan dagingnya untuk obat tradisional. Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat kebutuhan barang "langka" tersebut semakin meningkat, sehingga populasi badak bercula satu di pulau Jawa kian terancam.

    Menurut merbabu.com, dua belas ekor badak Jawa terakhir yang terdapat di Sumatera telah ditembak oleh pemburu-pemburu Belanda antara tahun 1925-1930, dan setelah itu seekor lagi ditembak di dekat Tasikmalaya (Jawa Barat) pada tahun 1934. Sisa populasi badak Jawa, sekarang hanya ada di Taman Nasional Ujung Kulon, dimana keberadaannya pertama kali dilaporkan pada tahun 1861. Meskipun demikian, pada tahun 1989, sepuluh ekor badak ditemukan bertahan hidup di bagian selatan Vietnam. Apabila sejumlah badak Jawa yang hanya tersisa di dua tempat tersebut dibiarkann tanpa pengawasan, maka bisa jadi perburuan tersebut masih terus berlangsung hingga kini yang dapat berujung pada kepunahannya.
  8. Penurunan Kualitas Habitat, walaupun perburuan secara liar terhadap badak Jawa diyakini telah berakhir sekitar tahun 1990-an, penurunan kualitas habitat akibat perambahan hutan secara ilegal yang masih terus berlangsung serta tekanan pertumbuhan hewan lain, terutama banteng, yang pertumbuhannya pesat dan terus meluas ke Semanjung Ujung Kulon diduga berpengaruh besar terhadap perkembangbiakan badak. Kompetisi yang terjadi, mengakibatkan tumbuh-tumbuhan yang menjadi bahan makanan badak lambat laun menipis dan badak Jawa akan semakin terdesak di rumah sendiri.


MENGAPA PERLU DISELAMATKAN

Kawasan konservasi di Taman Nasional Ujung Kulon menjadi satu-satunya tempat yang aman bagi kehidupan Badak Jawa di alam liar saat ini. Selain itu juga merupakan tempat yang ideal bagi kehidupan satwa liar lainnya untuk hidup berdampingan membentuk suatu keseimbangan ekosistem secara alami tanpa campur tangan manusia. Keberlangsungan pengelolaan areal konservasi ini juga tidak lepas dari keberadaan satwa endemik langka, badak Jawa, yang hingga kini masih diupayakan pelestariaannya yang lebih baik, akibat jumlahnya yang beberapa tahun terakhir cenderung stagnan.

Kawasan hutan Taman Nasional Ujung Kulon merupakan Situs Warisan Alam Dunia dimana UNESCO telah memberikan dukungan pendanaan dan bantuan teknis untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan kawasan hutan konservasi tersebut, khususnya dalam upaya perlindungan badak Jawa yang merupakan jenis "flag ship" (lambang kebanggaan) Taman Nasional Ujung Kulon.

Badak Jawa, khususnya di Indonesia, merupakan satu-satunya populasi yang masih ada dan diharapkan dapat dipertahankan kelangsungan hidupnya. Badak Jawa dikenal sebagai "jenis kunci" dalam konservasi keanekaragaman hayati. Perlindungan bagi jenis badak ini akan sangat membantu upaya perlindungan hidupan liar lainnya, dan berbagai tipe habitat terutama di kawasan hutan Ujung Kulon. Untuk itu, diperlukan upaya serius untuk mencegah kepunahannya, karena kepunahan satwa primadona ini dikhawatirkan dapat mendorong punahnya keanekaragaman flora dan fauna lainnya dalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon.

RESIKO KONSERVASI TERPUSAT

Terlepas dari Keberadaan Taman Nasional Cat Tien di Vietnam, kehidupan badak Jawa secara liar di Indonesia terlindungi oleh program konservasi di Taman Nasional Ujung Kulon. TNUK merupakan satu-satunya tempat konservasi badak Jawa yang ada di Indonesia dimana telah dicanangkan sejak tahun 1994. Selama ini, kegiatan operasionalnya memang terfokus pada upaya penyelamatan mamalia paling langka tersebut yang juga merupakan maskot kebanggan TNUK.

Walaupun kehidupan badak Jawa di TNUK terjaga, namun ancaman kepunahan lokal bisa saja terjadi sewaktu-waktu, mengingat gejala alam yang di Indonesia yang tidak menentu. Gejala-gejala alam yang dimaksud dapat meliputi :
  1. Wabah Penyakit, konservasi badak Jawa yang terpusat pada kawasan Ujung Kulon sewaktu-waktu dapat terancam karena kemungkinan terjadinya wabah penyakit yang dapat menyebabkan kepunahan lokal.
  2. Bencana Alam, mengingat kondisi alam Indonesia yang rawan bencana alam karena letaknya di pertemuan lempeng dunia, maka sewaktu-waktu pergolakan alam dapat mengakibatkan badak Jawa yang tersisa musnah. Bencana alam tersebut dapat berupa gempa bumi, tsunami, meletusnya gunung berapi, banjir, kebakaran hutan dan lain sebagainya dimana pada suatu kesempatan yang tidak dapat diramalkan dapat terjadi di mana saja termasuk di kawasan Ujung Kulon. Hal tersebut dapat berakibat fatal apabila konservasi hanya digantungkan pada TNUK.


METODE TRANSLOKASI

Berkaitan dengan gejala alam di kawasan Indonesia yang tidak menentu, terlalu beresiko apabila penanganan pelestarian badak Jawa hanya dilimpahkan pada TNUK. Untuk itu perlu adanya pertimbangan agar secepatnya dilakukan upaya translokasi. Translokasi yaitu memindahkan seluruh atau sebagian satwa dari tempat asalnya ke tempat lain yang habitatnya sesuai. Konsep translokasi yang dimaksud disini merupakan upaya pemindahan beberapa ekor badak Jawa ke lokasi sasaran translokasi sehingga terbentuk kantong-kantong konservasi badak baru. Dengan demikian konservasi badak nantinya tidak hanya terpusat pada satu tempat dan ancaman kepunahan lokal dapat diminimalkan.

Saat ini baru Nepal, negara Asia yang berhasil mentranslokasikan badak. (www.kompas.co.id/kompas-cetak/0511/24/humaniora/). Negara kedua dengan populasi badak terbesar sesudah Afrika ini telah memindahkan 83 badak dari Taman Nasional Royal Chitwan ke dua taman nasional lainnya yaitu Royal Bardia dan Royal Suklaphanta.

Indonesia mungkin akan mendapatkan tantangan lebih berat dari Nepal. Dari segi pembiayaan bisa jadi lebih mahal karena Taman Nasional Ujung Kulon berupa hutan dengan pepohonan yang cukup padat, tidak seperti Taman Nasional Royal Chitwan yang berupa padang terbuka.

Upaya translokasi ini memang tidak bisa dilakukan sembarangan karena harus mempertimbangakan beberapa aspek, yaitu :
  1. Diperlukan kajian terhadap lokasi baru. Lokasi baru setidaknya harus memiliki sejarah pernah menjadi tempat tinggal badak di masa lalu dan memiliki ketersediaan pakan badak yang mencukupi. Selain itu perlu ditelaah mengenai kesamaan topografi, jenis tanah, tipe vegetasi, serta ketersediaan air di tempat tujuan translokasi dengan habitat alaminya saat ini di kawasan TNUK.
  2. Perlu dilakukan kajian secara teliti mengenai badak yang akan dipindahkan. Kajian tersebut meliputi kondisi fisik dan umur yang tepat, sehingga badak yang dipindahkan nantinya dapat bertahan hidup dan mampu melakukan reproduksi di tempat baru.
  3. Diperlukan suatu metode yang tepat mengenai bagaimana badak akan ditangkap dan dipindahkan. Apakah dijerat atau harus dengan obat bius karena kedua-duanya berisiko pada kematian badak. Hal ini terkait dengan sifatnya yang sangat sensitif.
  4. Proses pemindahan badak dari Ujung Kulon ke lokasi baru juga masih perlu dikaji. Apakah badak akan tahan dibawa melalui jalan darat atau harus melalui udara. Karena badak tersebut badak liar maka tentu harus dihindari perubahan perlakukan yang mendadak agar badak tidak mengalami stress. Bila translokasi jadi dilaksanakan, langkah yang terbaik adalah melalui jalur udara. Selain lebih tepat karena kondisi alam Indonesia yang berupa hutan lebat, juga lebih cepat sehingga badak tidak terlalu lama tersiksa.
  5. Kajian yang tidak kalah penting adalah mengenai kondisi sosial budaya masyarakat sekitar sasaran translokasi. Jangan sampai kegiatan masyarakat setempat nantinya mengganggu keberadaan satwa langka baru di tempat mereka.


PEMBANGUNAN STASIUN RISET BADAK

Balai Taman Nasional Ujung Kulon (BTNUK) mengupayakan penelitian lebih lanjut terhadap badak Jawa melalui pembangunan stasiun riset. (www.kompas.com/ kompas-cetak/ 0505/ 02/ humaniora/ 1723784.htm). Selama ini, riset-riset mengenai badak Jawa yang membutuhkan proses di laboratorium selalu dibawa ke luar Indonesia.

Pembangunan stasiun tersebut ditujukan untuk mengumpulkan data selengkap mungkin mengenai badak Jawa yang terancam punah karena persoalan yang belum diketahui secara pasti penyebabnya.

Berhubung masih terdapat banyak hal yang perlu dikaji yang mendukung proyek translokasi, maka keberadaan stasiun ini dapat menjadi solusi untuk menjawab pertanyaan tersebut. Namun usaha pemabangunan stasiun riset ini perlu segera dilaksanakan mengingat waktu yang kian mendesak dimana alam sebagai ancaman yang serius terhadap eksistensi badak Jawa, sewaktu-waktu dapat mengancam proyek konservasi badak satu-satunya di Taman Nasional Ujung Kulon.


DAFTAR PUSTAKA

  • Afiff, Suraya A., 1991. Membangun gerakan partisipasi masyarakat dalam pelestarian Badak Jawa. Dalam: Seminar sehari Pelestarian Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus), Darmaga 8 Juni 1991. 6 hal
  • Antara, 1997. Hasil Sensus 1997: Badak Jawa Diperkirakan tinggal 58 ekor. Antara 29 Maret: 862
  • Departemen Kehutanan Republik Indonesia, ”Taman Nasinal Ujung Kulon”, dalam www.dephut.go.id
  • Harian Kompas, 2005, ”Digagas, Stasiun Riset Badak Jawa”, www.kompas.com/ kompas-cetak/ 0505/ 02/ humaniora/ 1723784.htm
  • Harian Pikiran Rakyat, 2003, ”Populasi Badak Terancam, jumlah Banteng Bertambah”, www.pikiran-rakyat.com/ cetak/ 0103/ 17/01.htm
  • International Rhino Foundation (IRF), 2001, “Rhino Information, Javan Rhino”, dalam www.rhinos-irf.org
  • MH Samsul Hadi, 2004, ”Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, Warisan Dunia Yang Terancam Eksploitasi”, dalam www.kompas.com/ kompas-cetak/ 0408/02/ daerah/ 118513.htm
  • Nico van Strien, ”Javan Rhinocheros”, dalam www.biaza.org.uk/public/images/ campaigns/rhinoDocs/javanRhino.pdf.
  • Nur Hidayat, Sugiyanto, dan Adi Rahadyan, 2003, ”Terjerat Si Muka Badak”, GATRA, Edisi 28 Beredar Senin, 26 Mei 2003, dalam www.gatra.com
  • Strategi Konservasi Badak Indonesia, Dirjen PHPA Dephut RI, (1994), Pertumbuhan Populasi Badak Jawa Di Semenanjung Ujung Kulon, Dari Data Hasil Sensus Tahun 1967-1963, dalam www.dephut.go.id/INFORMASI/PHPA/PHKA/badak/67-93.htm
  • Sulung Prasetyo, 2006, “Menyelamatkan Badak Bukan Perkara Mudah”, dalam www.sinarharapan.co.id/hiburan/index.html
  • The Free Dictionary by Farlex, ”Javan Rhinocheros”, dalam www. encyclopedia. thefreedictionary.com
  • WWF-Indonesia, 2006, ”Badak Jawa (Rhinocheros Sondaicus)” dalam www.wwf.or.id
  • Harian Kompas, 2005, “Dijajaki Untuk Translokasi”, dalam www.kompas.co.id/ kompas-cetak/0511/24/humaniora/
  • Prachmatika dan Andri Rostita Dewi, 1999, ”Badak (Rhinocheros)”, dalam http://www.manggala.or.id/publications/mediainfo/edaran%5CEdr_1999%5CV15N0399.PDF.