Senin, 02 November 2015

ETIKA SALING BERDAKWAH SESAMA MUSLIM


Semoga Anda-Anda yang berniat mendakwahi dan mengajak saudara-saudaranya kembali kepada sunnah dapat lebih mengutamakan kasih sayang dalam berdakwah. 

Bukankah Allah berfirman, "Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu." (QS. Ali Imron : 159).  

Dan bukankah Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya lemah lembut tidak berada pada sesuatu kecuali pasti menjadikannya indah, dan tidaklah lemah lembut dihilangkan dari sesuatu kecuali pasti menjadikannya buruk." (HR. Muslim no. 2594, dari 'Aisyah). 

Dan semoga juga bagi Anda-Anda yang diajak kembali kepada Al Quran dan Al Hadis oleh Saudaranya, tidak mudah panas hati dan mencela balik dengan hardikan yang lebih kasar. Akan tetapi selalu berbaik sangkalah karena sebenarnya niat saudaramu itu baik. 

Bukankah Allah berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah oleh kalian kebanyakan dari prasangka (zhan) karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu merupakan dosa." (QS. Al Hujurat : 12)

Dan bukankah Rasulullah bersabda, "Hati-hatilah kalian dari prasangka buruk (zhan) karena zhan itu merupakan ucapan yang paling dusta. Janganlah kalian mendengarkan ucapan orang lain dalam keadaan mereka tidak suka. Janganlah kalian mencari-cari aurat/cacat/cela orang lain. Janganlah kalian berlomba-lomba untuk menguasai sesuatu. Janganlah kalian saling hasad, saling benci, dan saling membelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara sebagaimana yang Dia perintahkan. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, maka janganlah ia menzalimi saudaranya, jangan pula tidak memberikan bantuan kepada saudaranya dan jangan merendahkannya...."(HR. Bukhari No. 6066 dan Muslim no. 6482). 

Selanjutnya berdiskusilah dengan cara yang baik dan hindari perdebatan, untuk kemudian mencari mana pendapat yang paling mendekati Al Quran dan Sunnah, sesuai praktek dan pemahaman Rasulullah dan para Sahabatnya, generasi tabi'in, generasi tabi'ut tabi'in dan jumhur ulama setelahnya yang mengikuti cara (manhaj) mereka. Selanjutnya berlomba-lombalah dalam mempraktekkannya secara konsisten dan mendakwahkannya kepada yang lain.  

Allah berfirman, "Jika kalian berselisih tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah dan Rasul-Nya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An Nisa' : 59). 

Jika telah demikian maka Insya Allah, umat Islam akan kembali kuat karena kembali tumbuhnya semangat beramar ma'ruf nahi munkar dan semangat menegakkan sunnah dan meninggalkan perkara yang subhat apalagi haram. 

Allah berfirman, "Kamu adalah Ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar." (QS. Ali Imron : 110).