Jumat, 04 November 2011

COMPRESSED NATURAL GAS (CNG)

Indonesia adalah Negara yang kaya akan gas alam. Gas alam merupakan salah satu sumber energi yang menawarkan emisi yang rendah. Prospek bisnis gas sangat cerah di masa yang akan datang. Salah satunya adalah bidang gas alam terkompresi (CNG).

Pada dasarnya, CNG merupakan salah satu bentuk teknologi dalam upaya tranportasi gas alam ke konsumen. Teknologi transportasi gas alam lainnya yang dikenal adalah dengan jalur perpipaan (pipeline) dan gas alam cair (LNG). Perlu diketahui juga bahwa masih banyak gas alam yang masih berstatus stranded (belum terjamah). Kelayakan bisnis CNG dapat dilihat dari sisi volume gas alam yang tersedia dan jarak ke konsumen. Dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Secara sederhana, CNG dibuat dengan mengkompresi gas alam pada tekanan 120-275 bar (122-278 kg/cm2) dan pada temperatur sekitar -30 hingga 45oC. Gas yang terkompresi ini disimpan dalam suatu tabung baja penampung dengan perlakuan khusus. Dari kegiatan kompresi ini volume gas alam dapat direduksi menjadi 140 hingga 250 kali lebih kecil, sehingga memudahkan mobilisasi. Perlu diketahui juga, untuk gas alam cair (LNG), volume gas dapat direduksi hingga 160 kali. Namun demikian, kembali lagi pada faktor volume ketersediaan gas alam dan jarak pasar yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan teknologi transportasi gas alam.

Berdasarkan penelitian dari British Petroleum, lebih dari 50% gas alam yang ada di dunia berada dalam kondisi stranded (terdampar jauh dari pasar). Karenanya bisnis CNG cukup menjanjiikan. Indonesia merupakan salah satu area yang cukup menjanjikan dalam penerapan CNG.

Setelah gas alam dikompresi dan disimpan di dalam tabung, terdapat pilihan sarana tranportasi sesuai dengan medan pengiriman CNG. Bisa digunakan tranportasi laut (marine), dan juga bisa dengan tranportasi darat.


Dalam dunia CNG marine, terdapat sejumlah korporasi yang telah memiliki teknologi pengangkutan CNG melalui wilayah perairan. Beberapa diantaranya yaitu Enersea, Williams Power Company, Trans Ocean Gas, dan Knutsen OAS Shipping. Fasilitas pendukung dalam CNG marine adalah adanya alat angkut yang dapat berupa kapal atau perahu seret (barge), adanya fasilitas untuk muatan (loading), adanya terminal yang dapat berupa dermaga atau sarana lepas pantai, dan terakhir adanya lokasi penyimpanan yang bisa berupa sarana onshore (di pantai) atau offshore (lepas pantai).



Dalam transportasi darat CNG bisa diangkut dengan menggunakan truk atau kereta api. Gas alam yang disalurkan melalui pipa, sesampainya di stasiun induk (mother station), diberi perlakukan awalan lalu dikompresi dengan menggunakan kompresor. Setelah proses kompresi gas alam, CNG bisa dialirkan langsung ke gas dispenser untuk dikonsumsi oleh sarana transportasi berbahan bakar gas. Tetapi ada juga yang diangkut oleh truk trailer untuk disalurkan ke stasiun cabang (daughter station), atau ke pihak industri yang menjadi konsumen gas. Di daughter station, gas alam bisa dikonsumsi oleh sarana transportasi umum berbahan bakar gas.


Ternyata sampai sejauh ini telah terdapat sejumlah pemain bisnis CNG di Indonesia. Mereka mulai menggeliat dan terus mencari peluang-peluang dalam pengembangan bisnis CNG ini. Salah satu stasiun induk CNG terdapat di Jawa Barat. Konsumen bisnis ini sementara, sebagain besar, masih dari kalangan industri.

Peluang bisnis CNG ini masih terbuka lebar baik di bidang perindustrian maupun di bidang transportasi umum. Keterbatasan bahan bakar minyak semakin membuka peluang bagi bahan bakar gas untuk semakin populer.


Beberapa waktu yang lalu kita juga sudah pernah melihat aplikasi CNG dalam sarana tranportasi umum. Salah satunya adalah yang dilakukan di Surabaya. Uji coba penggunaan gas sebagai bahan bakar pada angkot pernah dilakukan dan disaksikan secara langsung oleh walikota Surabaya saat itu, Bambang DH. Taxi Bluebird di Surabaya juga melakukan uji coba pemanfaatan bahan bakar gas pada sejumlah armadanya. Tidak mau kalah, di Palembang, sebanyak 350 angkot berbahan bensin dikonversi menjadi berbahan bakar gas. Namun sayang, gaung pemanfatan bahan bakar gas ini hanya sebatas wacana, selanjutnya hilang di telan bumi.

1 komentar:

Silakan beri komentar barupa kritik dan saran yang membangun demi kemajuan blog saya ini. Jangan malu - malu!

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.