Senin, 28 Februari 2011

DIGNITY DALAM PANDANGAN ISLAM DAN MATERIALISME


Sebagian besar masyarakat yang ada sekarang menganggap tingkat kesuksesan sesorang selalu diukur dari apa yang dikenakannya. Seorang pengusaha yang merasa bahwa dirinya telah sukses dalam usahanya, akan menunjukkan kesuksesannya tersebut dengan memiliki sejumlah mobil mewah atau rumah yang besar dan megah. Seberapa banyak mobil mewah yang dia miliki, atau seberapa megah rumahnya akan dia sesuaikan dengan penilaiannya mengenai seberapa sukses dia dalam kehidupannya. Ini dilakuakan dalam rangka menunjukkan status soialnya di tengah masyarakat bahwa dia adalah seorang yang sukses. Dengan melakukan hal semacam ini, dia berharap orang-orang akan menganggapnya sebagai seorang yang punya status sosial yang lebih tinggi atau lebih ber-dignity dibandingkan orang lain.

Secara singkat, dapat dikatakan bahwa tingkat kesuksesan seseorang dalam hidup selalu diukur dari sisi materi. Pola pikir seperti ini merupakan salah satu bentuk pola pikir materialisme.

Allah menjelaskan di dalam Al-Quran mengenai fenomena ini, dimana manusia secara naluriahnya memang cendeung menyenangi segala hal yang berbau materi.

Al Imron :14. Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

Padahal Allah telah memberikan suatu pengertian bahwa terdapat suatu hal yang seharusnya selalu menjadi tujuan manusia dalam membina kehidupan di dunia ini, yaitu untuk mendapatkan tempat yang tinggi di akhirat kelak. Hal ini dijelaskan dalam ayat berikutnya.

Al Imron :15. Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?" Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) istri-istri yang disucikan serta keridaan Allah: Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.

Jadi dari sini dapat dikatakan bahwa pola pikir dan gaya hidup materialisme ini bertentangan dengan ajaran islam.

Ini dapat dilihat juga dari gaya hidup Rasulullah, terkhusunya setelah beliau diangkat menjadi Nabi hingga akhir hayatnya (selama masa kenabian). Rasulullah dan para sahabat generasi awal misalnya Abu bakar, Umar, Ustman, dan Ali selalu mencontohkan gaya hidup yang sederhana bahkan cenderung terlihat kekurangan materi, walaupun mereka punya kekuasaan yang besar.

Ahl bin Sa’ad, salah satu sahabat Nabi, berkata: ”Rasulullah tidak pernah terlihat makan roti dari tepung pilihan dari saat itu (kenabian) hingga beliau meninggal”.

Ahmad mengeluarkan dengan isnad yang shahih, dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma, dia berkata, “Umar bin Al-Khaththab ra. bercerita kepadaku, “Aku pernah memasuki rumah Rasulullah Shallailahu Alaihi wa Sallam, yang saat itu beliau sedang berbaring di atas selembar tikar. Setelah aku duduk di dekat beliau, aku baru tahu bahwa beliau juga menggelar kain mantelnya di atas tikar, dan tidak ada sesuatu yang lain, Tikar itu telah menimbulkan bekas guratan di lambung beliau. Aku juga melihat di salah satu pojok rumah beliau ada satu takar gandum. Di dinding tergantung selembar kulit yang sudah disamak. Melihat kesederhanaan ini kedua mataku meneteskan air mata."

“Mengapa engkau menangis wahai Ibnul-Khaththab?” tanya beliau. “Wahai Nabi Allah, bagaimana aku tidak menangis jika melihat gurat-gurat tikar yang membekas di lambung engkau itu dan lemari yang hanya diisi barang itu? Padahal Kisra dan Kaisar hidup di antara buab-buahan dan sungai yang mengalir. Engkau adalah Nabi Allah dan orang pilihan-Nya, sementara lemari engkau hanya seperti itu.”
“Wahai Ibnul-Khaththab, apakah engkau tidak ridha jika kita mendapatkan akhirat, sedangkan mereka hanya mendapatkan dunia?”

Al-Hakim juga mentakhrijnya secara shahih, berdasarkan syarat Muslim. Ibnu Hibban meriwayatkannya dari Anas, dan dia menyebutkan yang seperti ini. Begitulah yang disebutkan di dalam At-Targhib, 5/161

Sahabat Nabi Muhammad yang lain, Amr bin Haris, mengatakan bahwa: "ketika Nabi wafat tidak meninggalkan uang sepeserpun atau sesuatu yang lain kecuali pelana putih, senjata dan sebidang tanah untuk wakaf."

Nabi Muhammad hidup dalam kesederhanaan walaupun sebenarnya beliau punya kekuasaan yag besar. Namun Beliau menjadi pemimpin yang paling sukses di dunia karena telah berhasil meninggalkan karya nyata yaitu berupa sebagian besar penduduk semenanjung Arab sudah memeluk Islam sebelum beliau wafat dan masuk dibawah kekuasaan Islam sesudah tahun ke-18 kenabian, dan hingga sekarang islam dan ajran-ajarannya masih terus eksis dan terus berkembang.

Dari kehidupan Nabi Muhammad, kita dapat merenungkan apakah Beliau mengemban risalah untuk mendapatkan status sosial, kebesaran, dan kekuasaan?

Padahal seperti kita ketahui bersama, hasrat menikmati status sosial dan kekuasaan, dalam konsep materialisme, akan selalu diasosiasikan dengan kendaraan mewah, makanan yang enak, baju mahal, istana mewah, dan lain sebagainya.

Dan untuk itu, Allah memperingatkan manusia untuk tidak tergoda kepada dunia dan kesenangannya, yang sebenarnya hanyalah merupakan cobaa’an bagi manusia.

Al Hadid :20. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.

Saba’: 37. Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikit pun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga).

At Taubah:85. Dan janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki akan mengazab mereka di dunia dengan harta dan anak-anak itu dan agar melayang nyawa mereka dalam keadaan kafir.

Al Anfaal :28. Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.

Tingkatan status sosial seseorang, dalam pandangan islam, akan dapat dicapai oleh seseorang sesuai dengan tingkat keimanan dan ketakwaannya kepada Allah.

Al hujurat:13. ......... Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Dignity dalam konsep islam akan bisa dididapatkan oleh seorang muslim apabila dia menjalankan semua syariat atau ketentuan-ketentuan yang berasal dari Allah dan Rasulnya, dan tidak berbantah-bantahan mengenai hal itu atau dengan kata lain tetap dalam satu jama’ah.

Al Anfaal:46. Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

Selain itu menjalankan semua syariah secara menyeluruh bukan sepotong-sepotong.

Al Baqarah :208. Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.

Apabila sesorang telah mantab keimanannya, maka Allah telah menjanjikan bahwa Dia akan menanamkan rasa takut ke dalah hati orang-orang yang mungkar kepada Allah, yang akan membuat mereka gentar dalam menghadapi kaum muslimum.

Al Imron :151. Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang lalim.

Dengan demikian, mari kita taati Allah dan Rasulnya dengan menjalankan semua perintah dan menjauhi segala larangannya, sesuai dengan tuntunan dalam Al-Quran dan Al Hadis untuk bisa memperoleh tempat yang paling mulia yang bisa kita dapatkan dihadapan Allah.

Sekalipun kita telah mencapai kesuksesan, hidup yang berkecukupan bahkan mungkin berlebih, kita harus berupaya keras untuk tetap berjuang di jalan Allah dengan cara-cara yang telah disyariatkan kepada kita.

Al Fathir :29. Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,

Al Baqarah :245. Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.

Al Baqarah :261. Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

JILBAB


Adalah suatu keharusan bagi setiap manusia yang mengaku dirinya beriman kepada Allah dan Rasulnya, untuk melaksanakan segala hal ketetapan yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasulnya.

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak pula bagi perempuan yang mu’minah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Q.S. Al-Ahzab: 36)

Salah satu ketetapan Allah dan Rasulnya adalah mengenai kewajiban untuk mengenakan hijab yang sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Al Hadis bagi setiap wanita yang mengaku dirinya beriman kepada Allah dan Rasulnya.

Dan katakanlah kepada wanita yang beriman,” Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakan perhiasannya, kecuali yang (biasa) Nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara – saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara – saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang merdeka, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (An Nur : 31)

Juga, terdapat di dalam firman Allah ta'ala surat Al-Ahzabayat 59:
"Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan istri orang-orang beriman, Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenal dan tidak diganggu orang. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, dari Aisyah, bahwa: Asma' binti Abu Bakar pernah menemui Rasulullah dengan memakai pakaian yang tipis. Rasulullah pun berpaling darinya, dan berkata, "Wahai Asma', sesungguhnya wanita itu bila telah mencapai masa haid tidak patut ada bagian tubuhnya yang kelihatan, kecuali ini dan ini." Beliau berkata begitu sambil menunjuk ke wajah dan kedua telapak tangannya.

"Pernah Rasulullah memberi saya baju qibthiyah yang tebal hadiah dari Dihyah Al-Kalbi. Baju itu pun saya pakaikan pada istri saya. Nabi bertanya kepada saya, 'Mengapa kamu tidak pernah memakai baju qibthiyah?' Saya menjawab, 'Baju itu saya pakaikan istri saya.' Beliau lalu berkata, 'Perintahkan istrimu agar memakai baju dalam ketika memakai baju qibthiyah, karena saya khawatir baju qibthiyah itu masih bisa menggambarkan bentuk tulangnya. "Hadits ini diriwayatkan oleh Adh Dhiya' Al Maqdisi dalam kitab Al Ahadits AI Mukhtarah (1/441), Ahmad, Al Baihaqi dengan sanad hasan.

Dari Hisyam bin Urwah, bahwa Al-Mundzirbin Zubair pernah datang dari Irak, lalu mengirimkan kepada Asma' binti Abu Bakar sebuah pakaian marwiyyah (nama pakaian yang terkenal di Irak) dan quhiyyah (kain tefiun dari Quhistan, suatu daerah di kawasan Khurasan) yang ternyata tipis dan halus. Peristiwa ini terjadi setelah dia mengalami kebutaan. Asma' pun menyentuh kain-kain tadi dengan tangannya, lalu berkata, "Huh, kembalikan kain-kain ini kepadanya!" Al-Mundzir merasa keberatan, lalu berkata, "Wahai ibu, sesungguhnya pakaian ini tidak tipis." Namun Asma' menjawab, "Memang tidak tipis, akan tetapi masih bisa menggambarkan (lekuk tubuh).". Riwayat ini diriwayatkan oleh Ibnu Sa'ad (VIII: 184) dengan sanad shiahih sampai kepada Al-Mundzir.

Hijab merupakan segala sesuatu yang menutupi aurat wanita dan menghalangi secara sempurna pandangan laki-laki yang bukan mahramnya terhadap aurat wanita tersebut. Aurat seorang wanita adalah seluruh anggota badannya kecuali muka dan telapak tangan. Hijab bisa berupa tembok, tabir, dan juga pakaian. Sedangkan jilbab merupakan bagian dari pakaian wanita yang berupa kain atau sarung yang menutupi aurat wanita pada bagian kepala dan dijuntaikan hingga menutupi dada.

Dari sejumlah ayat Al-Quran, Hadis, dan riwayat di atas dapat diketahui mengenai seperti apa pakaian yang disyariatkan wajib dikenakan bagi setiap muslimah yang sudah baligh atau telah memasuki atau mengalami haidh. Dengan demikian bisa diuraikan beberapa persyaratan mengenai pakaian yang wajib dikenakan setiap muslimah tersebut.
  1. Menutupi seluruh anggota tubuh wanita -berdasarkan pendapat yang paling kuat.
  2. Hijab itu sendiri pada dasarnya bukan perhiasan.
  3. Tebal dan tidak tipis, tidak trasparan.
  4. Longgar dan tidak sempit atau ketat.
  5. Tidak memakai wangi-wangian.
  6. Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir.
  7. Tidak menyerupai pakaian laki-laki.
  8. Tidak bermaksud memamerkannya kepada orang-orang.

Jadi dalam hal ini dapat dikatakan bahwa pakaian wanita yang telah memenuhi persyaratan di atas dapat disebut sebagai pakaian hijab, yang didalamnya sudah termasuk jilbab.

Faedah dari ketetapan yang mewajibkan setiap wanita muslimah untuk mengenakan jilbab adalah demi membangun masyarakat Islam yang madani, yang terjaga dari segala macam kerusakan ahlak. Salah satu yang menjadi indikator utama suatu masyarakat memiliki akhlak yang bagus atau tidak adalah perilaku dan perlakuan dari dan terhadap kaum wanitanya.

Rasulullah bersabda: "Tidak pernah kutinggalkan sepeninggalku godaan yang lebih besar bagi kaum lelaki daripada wanita." (HR. Bukhari Muslim)

Rasulullah bersabda: "Hati-hatilah pada dunia dan hatihatilah pada wanita karena fitnah pertama bagi Bani Isroil adalah karena wanita." (HR. Muslim)

Dari Abu Al Ahwash dari Abdullah _ dari Nabi _ berkata : "Wanita itu adalah aurat, maka bila dia keluar (dari rumah) setanlah yang mengendalikannya, sedangkan keadaan dia yang paling dekat dengan rahmat Rabnya adalah ketika dia berada di dalam rumahnya,” (Hadits Shahih riwayat At Tirmidzi no :1173)

Dan karena fitnah yang bisa ditimbulkan wanita ini sangat besar, Rasulullah juga menyebutkan bahwa sebagian besar penghuni neraka adalah kaum wanita.

Rasulullah Shalallohu`alaihi wasallam bersabda: “....... Aku memandang ke neraka, maka aku melihat kebanyakan penghuninya adalah wanita.”
Hadits ini diriwayatkan oleh :
  1. Bukhari dalam kitab Bad’ul Khalq bab Maa Ja’a fi Shifatil Jannah (kitab 59 bab 8).
  2. Tirmidzi dalam kitab Shifatil Jahannam bab Maa Ja’a Anna Aktsara Ahli Nar An Nisa’ (kitab 40 bab 11 hadits ke-2602), dishahihkan Al Albani dalam Shahih Sunan Tirmidzi 2098 dari Ibnu Abbas.
  3. Ahmad 2/297 dari Abu Hurairah. Dan hadits ini dishahihkan Al Albani dalam Shahihul Jami’ 1030.

Dari Imran bin Hushain berkata : “Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
“Sesungguhnya penghuni Surga yang paling sedikit adalah para wanita....’ “ (HR. Muslim 95, 2738. An Nasa’i 385)

Faedah yang bisa didapatkan kaum wanita dengan mengenakan hijab adalah agar mereka bisa dibedakan dengan perempuan yang tidak beriman.

“Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluan-nya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (Q.S An-Nur: 31)

Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak berfirman kecuali kepada wanita-wanita beriman (yang artinya):“Dan katakanlah kepada wanita yang beriman.” (Q.S. An-Nur: 31).

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman (yang artinya): “Dan istri-istri orang beriman.” (Q.S. Al-Ahzab: 59)

Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa: Dan ketika wanita-wanita dari Bani Tamim menemui Ummul Mu’minin, Aisyah radhiyallahu anha dengan pakaian tipis, beliau berkata: “Jika kalian wanita-wanita beriman, maka (ketahuilah) bahwa ini bukanlah pakaian wanita-wanita beriman, dan jika kalian bukan wanita beriman, maka silahkan nikmati pakaian itu.”

Selain itu, dengan mengenakan pakaian hijab, Insya Allah, kaum wanita tidak akan memberikan kesempatan kepada laki-laki untuk mengumbar syahwatnya, sehingga kaum wanita muslimah tidak diganggu. Dimana fitnah syahwat ini dimulai dari pandangan. Bila mata tidak melihat maka hatipun tidak berhasrat.

Rasulullah bersabda: "Janganlah kamu ikuti pandangan (pertama) itu dengan pandangan (berikutnya). Pandangan (pertama) itu boleh buat kamu, tapi tidak dengan pandangan selanjutnya."

Dan di dalam Musnad Imam Ahmad, diriwayatkan dari Rasulullah :

"Pandangan itu adalah panah beracun dari panah-panah iblis. Maka barangsiapa yang memalingkan pandangannya dari kecantikan seorang wanita, ikhlas karena Allah, maka Allah akan memberikan di hatinya kelezatan sampai pada hari Kiamat."

Selain itu perlu diketahui bahwa hijab itu selaras dengan perasaan cemburu yang merupakan fitrah seorang laki-laki beriman, yang tidak senang dengan pandangan-pandangan khianat yang tertuju kepada istri dan anak wanitanya. Berapa banyak peperangan terjadi pada masa Jahiliyah dan masa Islam akibat cemburu atas seorang wanita dan untuk menjaga kehormatannya. Ali bin Abi Thalib radiyallahu ‘anhu berkata: “Telah sampai kepadaku bahwa wanita-wanita kalian berdesak-desakan dengan laki-laki kafir orang ‘ajam (non Arab) di pasar-pasar, tidakkah kalian merasa cemburu? Sesungguhnya tidak ada kebaikan pada seseorang yang tidak memiliki perasaan cemburu.”

Namun sayangnya, realita mengenai perilaku kaum wanita dalam kehidupan bermasyakat sekarang kenyataanya sudah melenceng jauh dari ketetapan Allah dan Rasulnya. Semakin banyak wanita yang sudah tidak mempunyai rasa malu untuk mempertontonkan aurat mereka di depan publik, hanya dengan maksud meraih popularitas duniawi.

Di sisi lain, banyak juga di antara wanita-wanita yang mengaku seorang muslimah pada zaman sekarang ini, yang mengaku bahwa dirinya telah berjilbab, padahal pada hakekatnya mereka belum berjilbab karena jilbab dan pakaian mereka belum memenuhi semua persyaratan di atas.

Hal ini sesuai dengan yang telah diramalkan Rasulullah:

"Pada akhir zaman nanti akan ada wanita-wanita dari kalangan umatku yang berpakaian, namun pada hakekatnya mereka telanjang. Diatas kepala mereka seperti terdapat punuk unta. Kutuklah mereka itu, karena sebenarnya mereka itu wanita – wanita terkutuk." "Mereka tidak akan masuk surga dan juga tidak akan mencium baunya, padahal baunya surga itu dapat dicium dari jarak sekian dan sekian." Hadits ini diriwayatkan oleh Ath Thabarani dalam kitab Al Mu'jam Ash Shaghir (hlm. 232)

Kaum wanita yang seharusnya menjadi panutan setiap wanita muslimah adalah kaum wanita Anshor, seperti diriwayatkan oleh istri Nabi Muhammad, Aisyah radhiyallahu anha.

Dari Shofiyah binti Syaibah berkata: “Ketika kami bersama Aisyah radhiyallahu anha, beliau berkata: “Saya teringat akan wanita-wanita Quraisy dan keutamaan mereka.” Aisyah berkata: “Sesungguhnya wanita-wanita Quraisy memiliki keutamaan, dan demi Allah, saya tidak melihat wanita yang lebih percaya kepada kitab Allah dan lebih meyakini ayat-ayat-Nya melebihi wanita-wanita Anshor. Ketika turun kepada mereka ayat: “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya.” (Q.S. An-Nur: 31) Maka para suami segera mendatangi istri-istri mereka dan membacakan apa yang diturunkan Allah kepada mereka. Mereka membacakan ayat itu kepada istri, anak wanita, saudara wanita dan kaum kerabatnya. Dan tidak seorangpun di antara wanita itu kecuali segera berdiri mengambil kain gorden (tirai) dan menutupi kepala dan wajahnya, karena percaya dan iman kepada apa yang diturunkan Allah dalam kitab-Nya. Sehingga mereka (berjalan) di belakang Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dengan kain penutup seakan-akan di atas kepalanya terdapat burung gagak.”

Kamis, 24 Februari 2011

SPIDERMAN


Karakter spiderman mulai dikenalkan pertama kali pada tahun 1962. Perancang karakter spiderman ini adalah Stan Lee dan Steve Ditko.

Saya menyukai karakter spiderman ini semenjak kecil. Bahkan waktu kecil saya bercita-cita untuk jadi spiderman.

Yang membuat suka dengan karakter spiderman:
  1. Peter parker adalah seorang yang jenius, yang tumbuh dari keluaga yang yang sederhana. Mungkin karakter yang ini mirip-mirip sedikit dengan saya. he..he..he...
  2. Hal yang pertama, bisa dikatakan secara umum sama untuk sebagian besar karakter superhero, bahwa spiderman merupakan sosok yang low profile. Sekalipun dia mempunyai suatu kekuatan yag luar biasa, dia menyembunyikan identitasnya dengan memaki topeng saat beraksi. Ini juga sama, yaitu sama-sama low profile. He..he..he..(lagi)
  3. Karakter peter parker juga seorang yang lebih mengutamakan kepentingan umum dibandingkan hasrat pribadinya. Dia rela menjauhkan diri dari orang-orang di sekitarnya, dengan maksud untuk melindungi mereka agar mereka tidak terlibat dalam konflik si spiderman dengan musuh-musuhnya.

Sebenarnya bisa dikatakan bahwa untuk saat ini cita-cita saya untuk menjadi spiderman setengah terwujud. Terwujudnya yaitu dalam hal pekerjaan saya saat ini yaitu seringkali manjat-manjat, merayap, dan bergelantungan.

Hah…ternyata jadi spiderman memang tidak semudah seperti yang saya bayangkan.

Akhir kata, di bawah ini adalah quotation (kata bijak) yang disampaikan oleh uncle Ben kepada Peter Parker, yang menjadi motivasinya untuk terus berjuang sebagai spiderman.

"with great power there must also come great responsibility" – Pada kekuatan yang besar terdapat tanggung jawab yang besar